Suara air sungai deras bergemericik berwarna kecokelatan, mengalir di sepanjang pedesaan berhawa sejuk itu. Deru airnya mengalir deras, menghanyutkan beberapa daun kering di antara batu-batu hitam sungai.
Derasnya arus air sungai ini, kemudian dimanfaatkan sebagai pemasok energi baru dan terbarukan di Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali, sejak 2013. Program yang dijalankan adalah pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga mikro hidro, khususnya untuk mendukung kelancaran usaha pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Desa Tamblang.
Perbekel Desa Tamblang I Nengah Sudarsana menyatakan, pembangkit listrik dengan tenaga mikro hidro ini memang awalnya dititikberatkan untuk mendukung kelancaran usaha para pelaku UKM di wilayah setempat.
Pembangkit listrik menggunakan teknologi mikro hidro ini merupakan bantuan dari pihak PT Astra Honda Motor (AHM) yang bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana (Unud) Bali.
"Awalnya, program itu memang ditujukan untuk mendukung pelaku UKM, agar bisa lebih maksimal dalam mengembangkan usahanya. Di Desa Tamblang yang terdiri dari 1.200 KK, ada 120 KK yang melakoni usaha sebagai pelaku UKM. Mayoritas mereka bergelut di bidang kuliner, misalnya jajan khas Bali," ujar Sudarsana yang alumnus Jurusan Pertanian, Universitas Warmadesa, Denpasar itu.
Belakangan, ada sejumlah keluhan terkait kondisi air sungai yang keruh dan berwarna kecokelatan ketika musim hujan tiba, padahal semua penduduk Desa Tamblang mengandalkan aliran air sungai untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Menurut Sudarsana, sebagai langkah untuk menjawab keluhan penduduk adalah dengan memunculkan ide untuk membuat penjernihan air, sehingga tidak lagi berwarna kecokelatan. Itu karena air memiliki peran tak tergantikan dalam kehidupan.
Berdasarkan survei nasional, kebutuhan air penduduk rata-rata mencapai 60 liter/hari per orang, untuk keperluan minum serta mandi, cuci dan kakus (MCK). Air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari.
Selama ini, sudah ada 1.691 sambungan pipa air yang berlangganan air pada pengurus Desa Tamblang. Sebenarnya tidak ada hambatan terkait ketersediaan air bagi warga. Hanya saja, ketika musim hujan tiba, barulah keluhan masyarakat bermunculan terkait warna air sungai yang berubah.
"Atas dasar keprihatinan karena sudah puluhan tahun penduduk Desa Tamblang menggunakan air sungai berwarna cokelat jika musim hujan, maka kami segera merealisasikan pembuatan penjernih air bagi penduduk. Berhubung penjernih air ini menggunakan energi listrik, maka kami mengfungsikan energi listrik mikro hidro untuk menopang kebutuhan energi bagi penjernih air ini," katanya.
Galon Online
Sementara itu, salah seorang penduduk Desa Tamblang Kadek Sari menyebutkan, keberadaan listrik dan air menjadi kebutuhan tak tergantikan bagi keluarganya. Apalagi keluarganya menggantungkan perekonomian pada usaha kue yang sudah dijalani sejak puluhan tahun.
Keberadaan dan kesinambungan pasokan listrik dari tenaga mikro hidro, membuat laju usaha keluarganya dapat berjalan lancar, namun tidak demikian halnya dengan kondisi air di daerahnya.
Memang tidak ada hambatan mengenai ketersediaan air bersih, kecuali jika musim hujan tiba dengan warna keruh. Terkait dengan kondisi ini, maka dirinya berharap agar penjernih air di desanya segera bisa terwujud, agar tidak lagi ribet memikirkan permasalahan air yang keruh.
"Kalau air berwarna kecokelatan atau keruh, maka kami sekeluarga jadi susah kalau mau cuci baju atau gosok gigi. Apalagi keluarga kami adalah pelaku usaha kecil membuat kue jajan tradisional Bali, sehingga membutuhkan air yang bersih agar hasil kuenya tidak berubah warna," kata Sari.
Sari melanjutkan, penduduk desa sangat mendukung dengan pemaksimalan listrik menggunakan tenaga mikro hidro untuk menjadi sumber energi utama bagi penjernih air di Desa Tamblang.
Di tempat berbeda, Sekretaris Desa Tamblang I Made Wasuyuta menyebutkan, pemanfaatkan pembangkit listrik tenaga mikro hidro sudah beberapa kali dibicarakan dalam rapat desa. Hasilnya, semua sepakat untuk lebih meningkatkan manfaat pembangkit listrik tenaga mikro hidro ini, bagi kebaikan masyarakat desa.
"Maka selain mendukung kelancaran usaha UKM, maka pembangkit listrik tenaga mikro hidro sudah dirancang sebagai pendukung utama teknologi penjernih air. Kalau air sudah jernih dan sehat, diharapkan kualitas hidup masyarakat menjadi lebih baik," ucap Wasuyuta.
Nantinya, lanjutnya, jika air sudah dijernihkan maka pihak Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) akan mengelola sebagai usaha milik desa dengan cara menjual air kepada penduduk. Per galon rencananya dijual Rp5 ribu. Satu galon isinya 20 liter.
"Penjualan air jernih ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan BUMDes, yang nanti juga untuk dipakai bagi mensejahterakan warga. Semoga segera dapat direalisasikan program penjernih air ini, dan sekaligus bisa direalisasikan sistem pesan air dengan cara galon online nantinya," katanya.
Sebelumnya, Head of Corporate Communication AHM Kristanto mengatakan, pengembangan energi terbarukan pembangkit listrik tenaga mikro hidro merupakan tanggung jawab sosial 'corporate social responsiblity' (CSR) dengan cara pemberdayaan masyarakat. Pembangkit ini berkapasitas 20.000 watt.
Bagi Kristanto, AHM membangun saluran pipa pembawa air dan kemudian bermuara di rumah turbin. Air menggerakkan turbin dan menghidupkan generator, sehingga akhirnya menghasilkan energi listrik untuk bisa digunakan secara maksimal oleh penduduk Tamblang.
Ia mengharapkan pembangunan pembangkit listrik tenaga mikro hidro itu dapat membawa manfaat positif, untuk lebih meningkatkan taraf perekonomian dan kesejahteraan penduduk setempat. Penggunaan energi terbarukan mikro hidro ini tidak menggunakan energi fosil, melainkan memanfaatkan potensi arus aliran sungai di Desa Tamblang.
"Semoga masyarakat dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Harapannya pembangkit listrik energi mikro hidro ini dapat membawa penduduk pada kemandirian dan bisa lebih produktif dalam menjalan usaha. Apalagi di desa ini sebagian besar penduduknya menjadi pelaku UKM," ujarnya. (*)
-----------
*) Penulis adalah penulis artikel lepas yang tinggal di Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Derasnya arus air sungai ini, kemudian dimanfaatkan sebagai pemasok energi baru dan terbarukan di Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali, sejak 2013. Program yang dijalankan adalah pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga mikro hidro, khususnya untuk mendukung kelancaran usaha pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Desa Tamblang.
Perbekel Desa Tamblang I Nengah Sudarsana menyatakan, pembangkit listrik dengan tenaga mikro hidro ini memang awalnya dititikberatkan untuk mendukung kelancaran usaha para pelaku UKM di wilayah setempat.
Pembangkit listrik menggunakan teknologi mikro hidro ini merupakan bantuan dari pihak PT Astra Honda Motor (AHM) yang bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana (Unud) Bali.
"Awalnya, program itu memang ditujukan untuk mendukung pelaku UKM, agar bisa lebih maksimal dalam mengembangkan usahanya. Di Desa Tamblang yang terdiri dari 1.200 KK, ada 120 KK yang melakoni usaha sebagai pelaku UKM. Mayoritas mereka bergelut di bidang kuliner, misalnya jajan khas Bali," ujar Sudarsana yang alumnus Jurusan Pertanian, Universitas Warmadesa, Denpasar itu.
Belakangan, ada sejumlah keluhan terkait kondisi air sungai yang keruh dan berwarna kecokelatan ketika musim hujan tiba, padahal semua penduduk Desa Tamblang mengandalkan aliran air sungai untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Menurut Sudarsana, sebagai langkah untuk menjawab keluhan penduduk adalah dengan memunculkan ide untuk membuat penjernihan air, sehingga tidak lagi berwarna kecokelatan. Itu karena air memiliki peran tak tergantikan dalam kehidupan.
Berdasarkan survei nasional, kebutuhan air penduduk rata-rata mencapai 60 liter/hari per orang, untuk keperluan minum serta mandi, cuci dan kakus (MCK). Air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari.
Selama ini, sudah ada 1.691 sambungan pipa air yang berlangganan air pada pengurus Desa Tamblang. Sebenarnya tidak ada hambatan terkait ketersediaan air bagi warga. Hanya saja, ketika musim hujan tiba, barulah keluhan masyarakat bermunculan terkait warna air sungai yang berubah.
"Atas dasar keprihatinan karena sudah puluhan tahun penduduk Desa Tamblang menggunakan air sungai berwarna cokelat jika musim hujan, maka kami segera merealisasikan pembuatan penjernih air bagi penduduk. Berhubung penjernih air ini menggunakan energi listrik, maka kami mengfungsikan energi listrik mikro hidro untuk menopang kebutuhan energi bagi penjernih air ini," katanya.
Galon Online
Sementara itu, salah seorang penduduk Desa Tamblang Kadek Sari menyebutkan, keberadaan listrik dan air menjadi kebutuhan tak tergantikan bagi keluarganya. Apalagi keluarganya menggantungkan perekonomian pada usaha kue yang sudah dijalani sejak puluhan tahun.
Keberadaan dan kesinambungan pasokan listrik dari tenaga mikro hidro, membuat laju usaha keluarganya dapat berjalan lancar, namun tidak demikian halnya dengan kondisi air di daerahnya.
Memang tidak ada hambatan mengenai ketersediaan air bersih, kecuali jika musim hujan tiba dengan warna keruh. Terkait dengan kondisi ini, maka dirinya berharap agar penjernih air di desanya segera bisa terwujud, agar tidak lagi ribet memikirkan permasalahan air yang keruh.
"Kalau air berwarna kecokelatan atau keruh, maka kami sekeluarga jadi susah kalau mau cuci baju atau gosok gigi. Apalagi keluarga kami adalah pelaku usaha kecil membuat kue jajan tradisional Bali, sehingga membutuhkan air yang bersih agar hasil kuenya tidak berubah warna," kata Sari.
Sari melanjutkan, penduduk desa sangat mendukung dengan pemaksimalan listrik menggunakan tenaga mikro hidro untuk menjadi sumber energi utama bagi penjernih air di Desa Tamblang.
Di tempat berbeda, Sekretaris Desa Tamblang I Made Wasuyuta menyebutkan, pemanfaatkan pembangkit listrik tenaga mikro hidro sudah beberapa kali dibicarakan dalam rapat desa. Hasilnya, semua sepakat untuk lebih meningkatkan manfaat pembangkit listrik tenaga mikro hidro ini, bagi kebaikan masyarakat desa.
"Maka selain mendukung kelancaran usaha UKM, maka pembangkit listrik tenaga mikro hidro sudah dirancang sebagai pendukung utama teknologi penjernih air. Kalau air sudah jernih dan sehat, diharapkan kualitas hidup masyarakat menjadi lebih baik," ucap Wasuyuta.
Nantinya, lanjutnya, jika air sudah dijernihkan maka pihak Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) akan mengelola sebagai usaha milik desa dengan cara menjual air kepada penduduk. Per galon rencananya dijual Rp5 ribu. Satu galon isinya 20 liter.
"Penjualan air jernih ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan BUMDes, yang nanti juga untuk dipakai bagi mensejahterakan warga. Semoga segera dapat direalisasikan program penjernih air ini, dan sekaligus bisa direalisasikan sistem pesan air dengan cara galon online nantinya," katanya.
Sebelumnya, Head of Corporate Communication AHM Kristanto mengatakan, pengembangan energi terbarukan pembangkit listrik tenaga mikro hidro merupakan tanggung jawab sosial 'corporate social responsiblity' (CSR) dengan cara pemberdayaan masyarakat. Pembangkit ini berkapasitas 20.000 watt.
Bagi Kristanto, AHM membangun saluran pipa pembawa air dan kemudian bermuara di rumah turbin. Air menggerakkan turbin dan menghidupkan generator, sehingga akhirnya menghasilkan energi listrik untuk bisa digunakan secara maksimal oleh penduduk Tamblang.
Ia mengharapkan pembangunan pembangkit listrik tenaga mikro hidro itu dapat membawa manfaat positif, untuk lebih meningkatkan taraf perekonomian dan kesejahteraan penduduk setempat. Penggunaan energi terbarukan mikro hidro ini tidak menggunakan energi fosil, melainkan memanfaatkan potensi arus aliran sungai di Desa Tamblang.
"Semoga masyarakat dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Harapannya pembangkit listrik energi mikro hidro ini dapat membawa penduduk pada kemandirian dan bisa lebih produktif dalam menjalan usaha. Apalagi di desa ini sebagian besar penduduknya menjadi pelaku UKM," ujarnya. (*)
-----------
*) Penulis adalah penulis artikel lepas yang tinggal di Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017