Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia mendorong Bali menjadi `hub` (pusat) ekspor ikan ke luar negeri, karena itu pihaknya mendorong optimalisasi ekspor perikanan di Bali karena meningkatnya volume produksi ikan tangkap dan budidaya yang mencapai 60 ribu ton atau melonjak sekitar 2 persen.

"Karena meningkatnya volume produksi dibandingkan dengan tahun lalu itu, kami mendorong Bali menjadi `hub` (pusat) ekspor ikan ke luar negeri," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana setelah membuka pertemuan tahunan Bank Indonesia 2017 di Denpasar, Kamis.

Pria yang akrab disapa CIK itu menjelaskan peningkatan produksi perikanan tangkap itu merupakan dampak lanjutan dari kebijakan larangan "illegal fishing" dan larangan penggunaan kapal eks asing serta relaksasi ketentuan "transhipment" sehingga wilayah tangkap menjadi lebih terjangkau oleh nelayan.

Sementara itu peningkatan produksi budi daya ikan didorong oleh berbagai upaya intensifikasi produksi yang dilakukan pelaku usaha.

Menurut Causa, ikan tuna menjadi komoditas unggulan Bali yang banyak diminati pasar mancanegara salah satunya Jepang dan Amerika Serikat.

Bahkan produk perikanan khususnya dari Indonesia Timur seperti dari Maluku juga banyak yang dipasarkan dari Bali karena akses yang langsung terkoneksi ke sejumlah destinasi seperti Timur Tengah dan Eropa.

Bank sentral itu juga mendorong eksportir perikanan di Bali untuk memperluas pasar tujuan ekspor di antaranya Rusia dan Amerika Latin.

Causa mengatakan momentum peningkatan volume produksi perikanan itu diharapkan dapat mendongkrak ekonomi di Bali mengingat sektor pariwisata sebagai sektor utama penopang ekonomi di Pulau Dewata tengah melesu karena terimbas erupsi Gunung Agung. (*)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017