Denpasar (Antara Bali) - Kerajinan sandal yang memadukan kain perca khas Bali, seperti kain tenun endek dan songket, mampu menembus pasar ekspor.
"Kami berupaya membuat produk sandal dan tas kreatif, sehingga kesannya berbeda dengan produk lainnya. Bahkan sudah melakukan terobosan ekspor ke sejumlah negara yakni Australia dan Jepang," ujar perajin sandal 'Candra Colection' Kota Denpasar, Bali, Ni Nyoman Ayu Upadani, di Denpasar, Senin.
Nyoman Ayu mengaku awal mula berdirinya kerajinan sandal ini berawal dengan modal Rp500 ribu pada tahun 1999. Selanjutnya pembinaan dilakukan oleh Dekranasda Kota Denpasar dan diberikan kesempatan ikut serta dalam pameran untuk mempromosikan produknya itu.
"Saya sangat merasakan perhatian Pemerintah Kota Denpasar. Karena selalu memberikan bimbingan serta kesempatan setiap ada pameran baik di daerah maupun tingkat nasional," ujarnya.
Bahkan dari kesempatan yang diberikan melalui pameran yang diikuti membuat produknya semakin dikenal di kalangan warga masyarakat. Pemerintah Kota Denpasar juga diberikan kesempatan untuk mengikuti pameran pada ajang Pesta Kesenian Bali termasuk juga pameran di luar daerah Bali.
Ia mengatakan melalui pameran ini juga telah dikenal oleh pecinta sandal dari luar negeri seperti dari Jepang dan Australia. Sehingga sampai saat ini produk sandal yang dibuatnya sudah menembus pasaran ekspor.
"Produksi yang dibuat 90 persen merupakan hasil kerajinan tangan dan 10 persen menggunakan mesin dengan melibatkan 15 tenaga kerja. Tentunya ini sangat berbeda dengan produk-produk lainnya," katanya.
Meski produknya 90 persen merupakan hasil kerajinan tangan, Nyoman Ayu mengaku harganya masih tetap terjangkau dari Rp50 ribu hingga Rp250 ribu. Kendala yang dihadapi saat ini belum memiliki mesin penghalus untuk hasil kerajinannya.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Kota Denpasar Ny. Ida Ayu Selly Dharmawijaya Mantra mengaku terus melakukan pembinaan terhadap semua UMKM di Kota Denpasar, salah satunya "Candra Collection", untuk meningkatkan daya saing produk UMKM di pasaran, baik pasar lokal maupun ekspor.
Dengan demikian diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat, dan termasuk juga dapat membuka peluang kerja.
"Saya berharap semua UMKM terus mampu mengembangkan ide-ide kreatif sehingga dapat bersaing di pasaran," kata Ny. Selly Mantra. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami berupaya membuat produk sandal dan tas kreatif, sehingga kesannya berbeda dengan produk lainnya. Bahkan sudah melakukan terobosan ekspor ke sejumlah negara yakni Australia dan Jepang," ujar perajin sandal 'Candra Colection' Kota Denpasar, Bali, Ni Nyoman Ayu Upadani, di Denpasar, Senin.
Nyoman Ayu mengaku awal mula berdirinya kerajinan sandal ini berawal dengan modal Rp500 ribu pada tahun 1999. Selanjutnya pembinaan dilakukan oleh Dekranasda Kota Denpasar dan diberikan kesempatan ikut serta dalam pameran untuk mempromosikan produknya itu.
"Saya sangat merasakan perhatian Pemerintah Kota Denpasar. Karena selalu memberikan bimbingan serta kesempatan setiap ada pameran baik di daerah maupun tingkat nasional," ujarnya.
Bahkan dari kesempatan yang diberikan melalui pameran yang diikuti membuat produknya semakin dikenal di kalangan warga masyarakat. Pemerintah Kota Denpasar juga diberikan kesempatan untuk mengikuti pameran pada ajang Pesta Kesenian Bali termasuk juga pameran di luar daerah Bali.
Ia mengatakan melalui pameran ini juga telah dikenal oleh pecinta sandal dari luar negeri seperti dari Jepang dan Australia. Sehingga sampai saat ini produk sandal yang dibuatnya sudah menembus pasaran ekspor.
"Produksi yang dibuat 90 persen merupakan hasil kerajinan tangan dan 10 persen menggunakan mesin dengan melibatkan 15 tenaga kerja. Tentunya ini sangat berbeda dengan produk-produk lainnya," katanya.
Meski produknya 90 persen merupakan hasil kerajinan tangan, Nyoman Ayu mengaku harganya masih tetap terjangkau dari Rp50 ribu hingga Rp250 ribu. Kendala yang dihadapi saat ini belum memiliki mesin penghalus untuk hasil kerajinannya.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Kota Denpasar Ny. Ida Ayu Selly Dharmawijaya Mantra mengaku terus melakukan pembinaan terhadap semua UMKM di Kota Denpasar, salah satunya "Candra Collection", untuk meningkatkan daya saing produk UMKM di pasaran, baik pasar lokal maupun ekspor.
Dengan demikian diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat, dan termasuk juga dapat membuka peluang kerja.
"Saya berharap semua UMKM terus mampu mengembangkan ide-ide kreatif sehingga dapat bersaing di pasaran," kata Ny. Selly Mantra. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017