Denpasar (Antara Bali) - Masyarakat Bali melakukan pemotongan ribuan ternak babi secara massal, Selasa, bertepatan hari "penampahan" atau sehari menjelang datangnya Hari Raya Galungan, Rabu (6/7).

"Ribuan ternak yang dipotong dalam waktu bersamaan itu telah disiapkan sejak jauh hari sebelumnya, sehingga kebutuhan babi dalam jumlah besar dalam waktu yang sama dapat dipenuhi dari daerah sendiri, tidak lagi mendatangkan dari luar daerah," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali Putu Sumantra.

Ia mengatakan, daerahnya kini memiliki persediaan babi yang siap potong dengan berat rata-rata di atas 100 kg/per ekor mencapai 140 ribu ekor. Keberadaan ternak tersebut tersebar secara merata pada masyarakat di delapan kabupaten dan satu kota di Pulau Dewata.

Sedangkan kebutuhan ternak babi untuk konsumsi, selama ini rata-rata per bulan hanya sekitar 20 ribu ekor. Persediaan babi yang siap dipotong itu jauh di atas rata-rata kebutuhan pada hari "penampahan" Galungan.

Pemotongan babi umumnya dilakukan secara patungan, satu ekor dengan berat lebih dari 100 kg dibagi 10-15 kepala keluarga (KK). Bahkan masyarakat yang tergolong mampu memotong satu ekor babi, sebagian dagingnya diberikan kepada keluarga dekat.

Masyarakat Banjar Ole, Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, sekitar 45 km barat daya Denpasar, misalnya, melakukan pemotongan babi itu pada pagi hari, sehingga menjelang matahari terbit pemotongan itu sudah selesai.

Masing-masing KK memperoleh bagian enam sampai sepuluh kilogram daging babi untuk diolah dalam berbagai menu khas Bali bagi kebutuhan keluarga masing-masing dan tamu keluarga dekat.

"Ada yang diolah menjadi lawar dan bebalung untuk makan hari ini dan besok, maupun olahan urutan yang bisa tahan dalam beberapa hari ke depan," ujar Pan Suminah (43), salah seorang warga setempat.

Ia menuturkan, seekor babi dengan berat 100 kg milik salah seorang warga dibeli secara patungan bersama sepuluh orang dengan pembagian sama rata.

Sementara masyarakat perkotaan, khususnya di Kota Denpasar, hanya sebagian kecil yang melakukan pemotongan babi di rumah tangga. Mereka kebanyakan membeli dalam bentuk daging babi yang sudah bersih siap diolah di pasar-pasar tradisional.

Masyarakat Bali, baik di kota maupun pedesaan pada hari penampahan Galungan tetap melakukan tradisi "ngelawar" dan membuat aneka jenis masakan khas.

Menurut Kadis Peternakan Putu Sumantra, harga daging babi sebelum Galungan yang merupakan hari raya terbesar umat Hindu Bali, berkisar Rp35.000-Rp45.000/kg, namun sekarang naik pada kisaran Rp38.000-Rp50.000 per kilogram.

Sedangkan babi hidup sebelumnya rata-rata Rp21.000/kg sekarang meningkat menjadi Rp22.000-Rp24.000/kg untuk babi dengan berat di atas 100 kg.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011