Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan pendidikan menjadi prioritas utama yang dilakukan pemerintah provinsi setempat dalam upaya mengentaskan kemiskinan di Pulau Dewata itu.
"Satu-satunya cara yang paling `tokcer` untuk mengangkat supaya orang tidak miskin itu pertama pendidikan, lalu kesehatan," kata Pastika saat menerima audiensi akademisi I Ketut Donder di Denpasar, Senin.
Dia menambahkan prinsip dasar mengurangi angka kemiskinan adalah dengan mengurangi pengeluarannya dan meningkatkan pendapatannya.
Sekolah menjadi salah satu di antara pengeluaran yang cukup besar bagi masyarakat saat ini. Hal itulah yang menjadi latar belakang didirikan SMA dan SMK Bali Mandara di Kubutambahan, Kabupaten Buleleng sejak 2010.
Menurut dia, pendidikan bukan sekadar menyangkut pengetahuan, namun sekaligus harus dapat memberikan "knowledge" dan "life skill" serta berbicara bukan hanya "brain" tetapi juga "muscle memory", yaitu disiplin, kebiasaan yang terbentuk, dan cara menerapkan yang harus sekolah dengan asrama.
"Di sana bisa dibentuk `muscle memory-nya`, dibentuk disiplinnya, dengan berlatih keras, sehingga akan melekat secara otomatis. Anak-anak dibuat sadar bahwa dengan (sistem pendidikan, red.) itulah anak-anak bisa mengangkat martabatnya," ucap Pastika.
Untuk tujuan itulah SMA dan SMK Bali Mandara menerima siswa-siswi dari keluarga yang tidak mampu dan akan mengubah menjadi siswa-siswi yang berprestasi.
"Siswa miskin berprestasi? Bagaimana miskin bisa berprestasi, gizinya tidak tercukupi, waktu belajar untuk bekerja, listrik tidak ada, tidak ikut les, sanitasi buruk. Siswa-siswi SMA/SMK Bali Mandara itu 65 persennya `borderline`, saya salut dengan Pak Darta dan guru-guru di sana," ujarnya sembari menyebut Kepala SMA Bali Mandara Nyoman Darta yang telah berjerih payah dan mampu mengubah siswa-siswi miskin menjadi berprestasi.
Dalam kesempatan itu, Donder menyerahkan cenderamata berupa buku-buku karyanya berjumlah 30 judul untuk melengkapi perpustakaan pribadi kediaman Made Mangku Pastika. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Satu-satunya cara yang paling `tokcer` untuk mengangkat supaya orang tidak miskin itu pertama pendidikan, lalu kesehatan," kata Pastika saat menerima audiensi akademisi I Ketut Donder di Denpasar, Senin.
Dia menambahkan prinsip dasar mengurangi angka kemiskinan adalah dengan mengurangi pengeluarannya dan meningkatkan pendapatannya.
Sekolah menjadi salah satu di antara pengeluaran yang cukup besar bagi masyarakat saat ini. Hal itulah yang menjadi latar belakang didirikan SMA dan SMK Bali Mandara di Kubutambahan, Kabupaten Buleleng sejak 2010.
Menurut dia, pendidikan bukan sekadar menyangkut pengetahuan, namun sekaligus harus dapat memberikan "knowledge" dan "life skill" serta berbicara bukan hanya "brain" tetapi juga "muscle memory", yaitu disiplin, kebiasaan yang terbentuk, dan cara menerapkan yang harus sekolah dengan asrama.
"Di sana bisa dibentuk `muscle memory-nya`, dibentuk disiplinnya, dengan berlatih keras, sehingga akan melekat secara otomatis. Anak-anak dibuat sadar bahwa dengan (sistem pendidikan, red.) itulah anak-anak bisa mengangkat martabatnya," ucap Pastika.
Untuk tujuan itulah SMA dan SMK Bali Mandara menerima siswa-siswi dari keluarga yang tidak mampu dan akan mengubah menjadi siswa-siswi yang berprestasi.
"Siswa miskin berprestasi? Bagaimana miskin bisa berprestasi, gizinya tidak tercukupi, waktu belajar untuk bekerja, listrik tidak ada, tidak ikut les, sanitasi buruk. Siswa-siswi SMA/SMK Bali Mandara itu 65 persennya `borderline`, saya salut dengan Pak Darta dan guru-guru di sana," ujarnya sembari menyebut Kepala SMA Bali Mandara Nyoman Darta yang telah berjerih payah dan mampu mengubah siswa-siswi miskin menjadi berprestasi.
Dalam kesempatan itu, Donder menyerahkan cenderamata berupa buku-buku karyanya berjumlah 30 judul untuk melengkapi perpustakaan pribadi kediaman Made Mangku Pastika. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017