Karangasem (Antara Bali) - Pengungsi Gunung Agung di Kabupaten Klungkung, Bali memanfaatkan momentum "Umanis Galungan" atau sehari setelah Hari Suci Galungan untuk berkumpul dengan sanak keluarga di rumah masing-masing.
"Hari ini kami berkumpul bersama dengan keluarga di rumah sembari membersikahkan rumah sehabis Galungan," kata Nengah Kingsan (60), salah satu pengungsi, Kamis.
Ia mengatakan kesempatan pulang ke rumah juga dimanfaatkan untuk beristirahat dan menikmati kesempatan di rumah yang jarak dirasakan selama ini.
Selain itu juga untuk memberikan makanan hewan peliharaan yang ada. "Biasanya yang memberi makan setiap hari itu suami saya. Hari ini kami bersama-sama membagi tugas. Sebelum balik ke pengungsian," papar dia.
Kingsan mengaku momentum Galungan saat ini dirasakan sangat berbeda jika dibandingkan Galungan sebelumnya yang penuh dengan keceriaan dan suka cita.
"Saat ini kami harus jalani Galungan dari pengungsian. Makanan pun apa adanya karena kami hanya mengandalkan bantuan dari donatur dan pemerintah," terang dia sembari berharap keadaan segera membaik pascapenurunan status Gunung Agung dari Awas ke Siaga.
Sementara itu, Koordinator Pengungsi Gunung Agung di Kabupaten Klungkung, Nengah Dharmawan menyatakan sebagian pengungsi masih banyak yang berada di pengungsian pada Umanis Galungan.
"Sebagian besar pulangnya itu pada Hari Raya Galungan. Mereka pulang untuk bersembahyang. Hari ini masih banyak yang di pengungsian. Utamanya warga yang desanya tetap berada di zona merah," terang dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Hari ini kami berkumpul bersama dengan keluarga di rumah sembari membersikahkan rumah sehabis Galungan," kata Nengah Kingsan (60), salah satu pengungsi, Kamis.
Ia mengatakan kesempatan pulang ke rumah juga dimanfaatkan untuk beristirahat dan menikmati kesempatan di rumah yang jarak dirasakan selama ini.
Selain itu juga untuk memberikan makanan hewan peliharaan yang ada. "Biasanya yang memberi makan setiap hari itu suami saya. Hari ini kami bersama-sama membagi tugas. Sebelum balik ke pengungsian," papar dia.
Kingsan mengaku momentum Galungan saat ini dirasakan sangat berbeda jika dibandingkan Galungan sebelumnya yang penuh dengan keceriaan dan suka cita.
"Saat ini kami harus jalani Galungan dari pengungsian. Makanan pun apa adanya karena kami hanya mengandalkan bantuan dari donatur dan pemerintah," terang dia sembari berharap keadaan segera membaik pascapenurunan status Gunung Agung dari Awas ke Siaga.
Sementara itu, Koordinator Pengungsi Gunung Agung di Kabupaten Klungkung, Nengah Dharmawan menyatakan sebagian pengungsi masih banyak yang berada di pengungsian pada Umanis Galungan.
"Sebagian besar pulangnya itu pada Hari Raya Galungan. Mereka pulang untuk bersembahyang. Hari ini masih banyak yang di pengungsian. Utamanya warga yang desanya tetap berada di zona merah," terang dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017