Gianyar (Antara Bali) - Kehadiran Museum 3.0 atau "Marketing Spiritual Museum" di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali merupakan salah satu momentum untuk membisikkan pada dunia, bahwa kampung seni itu telah mengenal konsep tersebut sejak 1930-an.
"Sekitar 60 tahun lalu ayah berpesan, katakan pada dunia bahwa di Bali ada surga dan kini saya lanjutkan dengan 'Katakan pada dunia kalau Ubud telah mengenal Marketing Spiritual (3.0) sejak 1930'," kata pemilik Museum Puri Lukisan, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, pada peresmian galerinya di Ubud, Rabu.
Dibukanya Marketing Spiritual Museum di kompleks Museum Puri Lukisan itu, kata pria yang juga Bupati Gianyar itu, diharapkan dapat memperkuat energi Ubud agar tetap diminati wisatawan dari berbagai penjuru dunia.
"Dengan didirikannya Marketing Museum Spiritual, sekarang ini kekayaan wisata Ubud bertambah satu lagi," kata Cok Ace, sapaan akrab Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati didampingi dua saudaranya, Tjokorda Putra Sukawati dan Tjokorda Gede Sukawati.
Sementara itu, Hermawan Kartajaya, penggagas museum spiritual atau 3.0 mengatakan, ide awal pembangunan museum tersebut tak terlepas dari diterbitkannya buku Marketing 3.0 yang ditulis bersama oleh Prof Philip Kotler, Hermawan Kartajaya dan Iwan Darmawan. "Buku ini laris di pasaran," ucapnya.
Berawal dari buku yang menjabarkan bagaimana marketing atau pemasaran bergerak melampaui pikiran dan hati konsumen dan masuk ke dalam jiwa manusia serta dukungan dari keluarga Puri Ubud, akhirnya dibangun Marketing Spritual Museum atau Museum 3.0.
Museum itu berada di lantai II gedung Museum Puri Lukisan, sedangkan di lantai I dipajang sejumlah cerita perjalanan Tjokorda Gede Raka Sukawati, kakak mendiang Raja Ubud, Tjokorda Gede Agung Sukawati.
"Museum 3.0 itu memaparkan secara tuntas bagaimana marketing dijalankan dengan jujur," ujar Hermawan.
Disamping itu, kehadiran museum tersebut juga sebagai salah satu cara untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa marketing itu adalah seni. Hal itu sejalan dengan perkembangan Ubud yang telah dikenal sebagai kampung seni.
Jadi, tambahnya, keberadaan Museum 3.0 tersebut akan menambah fungsi Museum Puri Lukisan yang penuh dengan cerita menyangkut kampung turis yang terkenal di mancanegara itu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Sekitar 60 tahun lalu ayah berpesan, katakan pada dunia bahwa di Bali ada surga dan kini saya lanjutkan dengan 'Katakan pada dunia kalau Ubud telah mengenal Marketing Spiritual (3.0) sejak 1930'," kata pemilik Museum Puri Lukisan, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, pada peresmian galerinya di Ubud, Rabu.
Dibukanya Marketing Spiritual Museum di kompleks Museum Puri Lukisan itu, kata pria yang juga Bupati Gianyar itu, diharapkan dapat memperkuat energi Ubud agar tetap diminati wisatawan dari berbagai penjuru dunia.
"Dengan didirikannya Marketing Museum Spiritual, sekarang ini kekayaan wisata Ubud bertambah satu lagi," kata Cok Ace, sapaan akrab Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati didampingi dua saudaranya, Tjokorda Putra Sukawati dan Tjokorda Gede Sukawati.
Sementara itu, Hermawan Kartajaya, penggagas museum spiritual atau 3.0 mengatakan, ide awal pembangunan museum tersebut tak terlepas dari diterbitkannya buku Marketing 3.0 yang ditulis bersama oleh Prof Philip Kotler, Hermawan Kartajaya dan Iwan Darmawan. "Buku ini laris di pasaran," ucapnya.
Berawal dari buku yang menjabarkan bagaimana marketing atau pemasaran bergerak melampaui pikiran dan hati konsumen dan masuk ke dalam jiwa manusia serta dukungan dari keluarga Puri Ubud, akhirnya dibangun Marketing Spritual Museum atau Museum 3.0.
Museum itu berada di lantai II gedung Museum Puri Lukisan, sedangkan di lantai I dipajang sejumlah cerita perjalanan Tjokorda Gede Raka Sukawati, kakak mendiang Raja Ubud, Tjokorda Gede Agung Sukawati.
"Museum 3.0 itu memaparkan secara tuntas bagaimana marketing dijalankan dengan jujur," ujar Hermawan.
Disamping itu, kehadiran museum tersebut juga sebagai salah satu cara untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa marketing itu adalah seni. Hal itu sejalan dengan perkembangan Ubud yang telah dikenal sebagai kampung seni.
Jadi, tambahnya, keberadaan Museum 3.0 tersebut akan menambah fungsi Museum Puri Lukisan yang penuh dengan cerita menyangkut kampung turis yang terkenal di mancanegara itu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011