Denpasar (Antara Bali) - Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar menggelar pemutaran film (program sinema) mengusung tema "Perjalanan Diri".
"Pemutaran film yang terbuka untuk umum itu menyuguhkan empat judul fim," kata Putu Aryastawa, penanggung jawab acara tersebut, di Denpasar, Jumat.
Ia menyebutkan salah satu dari empat judul film tersebut adalah "Bulan di Atas Kuburan", sebuah film Indonesia karya sutradara Edo W.F. Sitanggang.
Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari, 28 hingga 29 September 2017 di Bentara Budaya Bali (BBB), Jalan Bypass Prof. Ida Bagus Mantra No. 88A, Ketewel, Gianyar.
Tiga film lainnya yang ditayangkan, yakni Piku (India, 2015, Sutradara Shoojit Sircar), La Dolce Vita (Italia, 1960, Sutradara: Federico Felini) dan Seven Years In Tibet (Prancis, 1997, Sutradara: Jean-Jacques Annauq).
Film-film lintas bangsa tersebut telah meraih berbagai nominasi dan penghargaan internasional yang mengisahkan perjalanan manusia ke beragam penjuru tempat dalam pencarian jati diri yang hakiki.
Selain itu, menempuh jarak panjang dari kota asal, mengeksplorasi berbagai tempat dan suasana baru, mempelajari keragaman adat, membuka wawasan akan nilai-nilai keterbukaan, toleransi, dan empati.
Putu Aryastawa menjelaskan bahwa Sinema Bentara kali ini masih diselenggarakan dengan konsep misbar, mengedepankan suasana nonton bersama yang akrab, guyub, dan hangat.
Pemutaran film kali ini diisi dengan diskusi sinema, pertunjukan musik, dan pasar kreatif misbar.
Program tersebut didukung oleh Bioskop Keliling BPNB Bali Wilayah Kerja Bali, NTB, NTT, Konsulat Kehormatan Italia di Denpasar, Pusat Kebudayaan Prancis Alliance Francaise Bali, dan Udayana Science Club.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Pemutaran film yang terbuka untuk umum itu menyuguhkan empat judul fim," kata Putu Aryastawa, penanggung jawab acara tersebut, di Denpasar, Jumat.
Ia menyebutkan salah satu dari empat judul film tersebut adalah "Bulan di Atas Kuburan", sebuah film Indonesia karya sutradara Edo W.F. Sitanggang.
Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari, 28 hingga 29 September 2017 di Bentara Budaya Bali (BBB), Jalan Bypass Prof. Ida Bagus Mantra No. 88A, Ketewel, Gianyar.
Tiga film lainnya yang ditayangkan, yakni Piku (India, 2015, Sutradara Shoojit Sircar), La Dolce Vita (Italia, 1960, Sutradara: Federico Felini) dan Seven Years In Tibet (Prancis, 1997, Sutradara: Jean-Jacques Annauq).
Film-film lintas bangsa tersebut telah meraih berbagai nominasi dan penghargaan internasional yang mengisahkan perjalanan manusia ke beragam penjuru tempat dalam pencarian jati diri yang hakiki.
Selain itu, menempuh jarak panjang dari kota asal, mengeksplorasi berbagai tempat dan suasana baru, mempelajari keragaman adat, membuka wawasan akan nilai-nilai keterbukaan, toleransi, dan empati.
Putu Aryastawa menjelaskan bahwa Sinema Bentara kali ini masih diselenggarakan dengan konsep misbar, mengedepankan suasana nonton bersama yang akrab, guyub, dan hangat.
Pemutaran film kali ini diisi dengan diskusi sinema, pertunjukan musik, dan pasar kreatif misbar.
Program tersebut didukung oleh Bioskop Keliling BPNB Bali Wilayah Kerja Bali, NTB, NTT, Konsulat Kehormatan Italia di Denpasar, Pusat Kebudayaan Prancis Alliance Francaise Bali, dan Udayana Science Club.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017