Denpasar (Antara Bali) - Seniman Made Wianta kembali melanjutkan pameran tunggal keliling dunia, yakni kali ini ke kawasan Eropa yang dijadwalkan selama lebih dari sebulan.

"Saya melanjutkan pameran tunggal di Gedung OFID (OPEC Fund International Development) di Wina, Austria, 26 Mei-10 Juni 2011 dan sebuah galeri kontemporer, Equrna di Ljubljana, Slovenia, 14 Juni-1 Juli 2011," kata Made Wianta di Denpasar, Jumat.

Kedubes RI di Wina dan Kemenbudpar RI, katanya, mendukung pameran yang juga dimaksudkan untuk mengenalkan seni rupa Indonesia di Eropa tersebut.

Saat pembukaan pameran di salah satu gedung milik OPEC itu, dia juga berencana meluncurkan buku Transformation of Nature-The Art of Made Wianta yang ditulis kritikus asal Swis, Dr Urs Ramseyer.

Selain memuat karya yang dipamerkan, buku tersebut juga menyajikan sejumlah karya seni instalasi karya Made Wianta.

"Karya yang dipamerkan nanti sebagian besar merupakan transformasi bentuk abstraksi alam atau kesemestaan yang meruang dan mewaktu sepanjang periode kesenimanan yang saya jalani," kata seniman yang dijadwalkan bertolak ke Eropa, Sabtu (21/5).

Wianta menilai pameran di dua tempat itu sangat penting, karena akan dapat memperkenalkan karyanya kepada khalayak Eropa pada umumnya dan khususnya negara-negara pengekspor minyak yang tergabung dalam OPEC.

Pihak OFID, organisasi yang mendukung peningkatan kapasitas masyarakat di negara-negara berkembang secara reguler memperkenalkan berbagai cabang seni yang berkembang di negara-negara anggota OPEC, termasuk Indonesia.

Sedangkan pameran di Equrna, kata Wianta, sangat menarik karena galeri yang didirikan seniman alternatif pada 1983 di bekas negara Yugoslavia itu melahirkan beberapa profesor di Akademi Seni Ljubljana dan sejumlah seniman kontemporer Slovenia.

Bangunan fisik galeri itu, katanya, sangat besar dan merupakan bekas kandang kuda dari kesatuan kavaleri saat kekaisaran Napoleon.

Sebanyak 30 karya yang dipamerkan di dua tempat tersebut sebagian besar merupakan lukisan mutakhir Made Wianta.

Sebagian merupakan karya tentang garis yang dikembangkan Wianta membentuk geometri dasar, gerak dalam ruang dan harmoni warna yang bersumber dari alam yang dipersepsikan secara artistik dan menjadi artikulasi kreatif.

Wianta dengan menonjolkan simbol-simbol dalam karyanya, bermaksud membawa makna unsur-unsur alam yang dapat diinterpretasikan secara luas sebagai tanggung jawab ekologi bagi semua warga dunia.

Seniman yang pernah belajar wayang kamasan itu mengembangkan teknik dan gagasan tentang dimensi ruang dengan detil melalui perpanjangan garis dan warna.

Kekuatan garis dan warna diolah menjadi citraan abstrak, namun mengandung unsur ritmis dan matematis seperti diperlihatkan dalam citraan segitiga, segiempat, fraktal dan lain-lain.

Dia selalu memiliki tantangan untuk menggabungkan berbagai gagasan dan mentransformasikan alam lingkungan dalam abstraksi yang kuat.

Selain berpameran, selama sebulan lebih di Eropa, Wianta akan mengunjungi pusat-pusat seni kontemporer baik galeri maupun museum serta menyaksikan perhelatan seni rupa dua tahunan, Biennale Venezia yang pernah dia ikuti pada 2003.

Dia juga akan menjajaki berbagai kemungkinan untuk berkolaborasi maupun bekerja sama dengan seniman maupun institusi seni di Eropa.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011