Denpasar (Antara Bali) - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memerintahkan penataan tempat pembuangan akhir (TPA) Suwung, Kota Denpasar, Bali, agar tidak jorok dan mengganggu pemandangan.
"Tempat pembuangan sampah tersebut harus ditata. Tender perusahaan yang memenangkan sudah ada, sekarang tinggal mengerjakan pada awal Oktober mendatang," katanya pada `Sandbreaking Ceremony of the Benoa Tourism Port` di Pelabuhan Benoa, Bali, Senin.
Ia mengatakan untuk penataan kawasan TPA Suwung yang selama ini dikelola Pemerintah Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan) itu telah dianggarkan dana sebesar Rp250 miliar.
"Penataan kawasan TPA Suwung itu sangat penting, terlebih dilakukan perluasan Pelabuhan Benoa dengan membangun pelabuhan kapal pesiar beserta infrastruktur lainnya di kawasan tersebut," ujarnya.
Luhut mengatakan Bali tidak boleh lagi jorok dan kumuh oleh tumpukan sampah di TPA Suwung. Pemandangan itu sangat tidak enak dilihat wisawatan kapal pesiar yang nantinya berlabuh di pelabuhan laut terbesar di Pulau Dewata.
"Kita akan malu dengan kunjungan wisatawan asing lewat Pelabuhan Benoa, tapi ketika mereka melihat di sebelah timurnya ada tumpukan sampah dan baunya menyengat hidung. Karena itu dilakukan penataan kawasan (landskip)," ujarnya.
Dengan penataan TPA Suwung, kata dia, diharapkan juga tidak ada lagi keluhan masalah persampahan di Kota Denpasar, dan semua pihak juga peduli dengan sampah tersebut agar tidak sampai mengganggu lingkungan.
Ia menargetkan penataan TPA Suwung tersebut sudah rampung pada bulan Agustus 2018, karena berkaitan dengan diselenggarakan Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali pada Oktober 2018.
Tidak menutup kemungkinan delegasi peserta pertemuan tersebut akan berkunjung ke TPA Suwung guna mengetahui lebih dekat mengenai pengolahan sampah tersebut.
"Untuk ketersediaan tenaga listrik dari hasil pengolahan sampah diharapkan pada tahun 2019 sudah dibangun, sehingga dari hasil daya listrik itu membantu penambahan ketersediaan daya kelistrikan di Bali," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Tempat pembuangan sampah tersebut harus ditata. Tender perusahaan yang memenangkan sudah ada, sekarang tinggal mengerjakan pada awal Oktober mendatang," katanya pada `Sandbreaking Ceremony of the Benoa Tourism Port` di Pelabuhan Benoa, Bali, Senin.
Ia mengatakan untuk penataan kawasan TPA Suwung yang selama ini dikelola Pemerintah Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan) itu telah dianggarkan dana sebesar Rp250 miliar.
"Penataan kawasan TPA Suwung itu sangat penting, terlebih dilakukan perluasan Pelabuhan Benoa dengan membangun pelabuhan kapal pesiar beserta infrastruktur lainnya di kawasan tersebut," ujarnya.
Luhut mengatakan Bali tidak boleh lagi jorok dan kumuh oleh tumpukan sampah di TPA Suwung. Pemandangan itu sangat tidak enak dilihat wisawatan kapal pesiar yang nantinya berlabuh di pelabuhan laut terbesar di Pulau Dewata.
"Kita akan malu dengan kunjungan wisatawan asing lewat Pelabuhan Benoa, tapi ketika mereka melihat di sebelah timurnya ada tumpukan sampah dan baunya menyengat hidung. Karena itu dilakukan penataan kawasan (landskip)," ujarnya.
Dengan penataan TPA Suwung, kata dia, diharapkan juga tidak ada lagi keluhan masalah persampahan di Kota Denpasar, dan semua pihak juga peduli dengan sampah tersebut agar tidak sampai mengganggu lingkungan.
Ia menargetkan penataan TPA Suwung tersebut sudah rampung pada bulan Agustus 2018, karena berkaitan dengan diselenggarakan Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali pada Oktober 2018.
Tidak menutup kemungkinan delegasi peserta pertemuan tersebut akan berkunjung ke TPA Suwung guna mengetahui lebih dekat mengenai pengolahan sampah tersebut.
"Untuk ketersediaan tenaga listrik dari hasil pengolahan sampah diharapkan pada tahun 2019 sudah dibangun, sehingga dari hasil daya listrik itu membantu penambahan ketersediaan daya kelistrikan di Bali," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017