Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali menyatakan berkomitmen untuk mewujudkan kemandirian pangan dan energi melalui sejumlah program pembangunan yang telah dilaksanakan.
"Untuk mewujudkan ketahanan pangan di Bali, telah dilaksanakan sejumlah program antara lain mengembangkan kawasan mandiri pangan di sejumlah desa antara lain Subagan, Tumbu dan Tegallinggah," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali drh I Wayan Mardiana di Denpasar, Minggu.
Saat berorasi pada Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), ia menjelaskan pihaknya juga telah membentuk 22 kelompok pangan lestari. Pemprov Bali pun mengintensifkan pembinaan bagi gabungan kelompok tani (Gapoktan) dan memberi ruang bagi mereka untuk memasarkan produk.
"Setiap hari Jumat, kami buka toko tani di Kantor Dinas Ketahanan Pangan. Gapoktan binaan diberikan subsidi," ujarnya.
Di sisi lain, Mardiana juga mendorong masyarakat untuk mengoptimalkan pemanfaatan bahan pangan lokal.
Sementara itu, Kepala Bidang ESDM Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali Putu Agus Budiana mengatakan sebanyak 85 persen energi yang digunakan adalah bahan bakar minyak yang bersumber dari fosil.
Menurut dia, energi yang bersumber dari fosil memiliki sejumlah kelemahan dan efek negatif. Sumber energi ini bersifat tak terbarukan dan penyumbang polusi terbesar.
Menyikapi hal itu, pemerintah saat ini mengedepankan kebijakan untuk memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan. Pemprov Bali telah mengembangkan desa mandiri energi dengan pemanfaatan energi surya (solar cell).
"Salah satunya, kami kembangkan di Desa Ban yang banyak masyarakatnya belum terlayani PLN. Saat ini pengerjaannya hampir rampung dan ditargetkan mampu menghasilkan listrik 10 KW, cukup untuk 20 rumah," ucap Budiana.
Masih terkait dengan pengembangan energi baru dan terbarukan, di Kantor Gubernur Bali juga telah terpasang solar cell yang mampu menghasilkan energi listrik sebesar 60 KW.
Bahkan, keberadaan solar cell di Kantor Gubernur ini berhasil menghemat biaya listrik hingga Rp30 juta tiap bulannya. "Ini `kan penghematan yang sangat signifikan. Kami berharap masyarakat juga bijak memanfaatkan energi," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Untuk mewujudkan ketahanan pangan di Bali, telah dilaksanakan sejumlah program antara lain mengembangkan kawasan mandiri pangan di sejumlah desa antara lain Subagan, Tumbu dan Tegallinggah," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali drh I Wayan Mardiana di Denpasar, Minggu.
Saat berorasi pada Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), ia menjelaskan pihaknya juga telah membentuk 22 kelompok pangan lestari. Pemprov Bali pun mengintensifkan pembinaan bagi gabungan kelompok tani (Gapoktan) dan memberi ruang bagi mereka untuk memasarkan produk.
"Setiap hari Jumat, kami buka toko tani di Kantor Dinas Ketahanan Pangan. Gapoktan binaan diberikan subsidi," ujarnya.
Di sisi lain, Mardiana juga mendorong masyarakat untuk mengoptimalkan pemanfaatan bahan pangan lokal.
Sementara itu, Kepala Bidang ESDM Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali Putu Agus Budiana mengatakan sebanyak 85 persen energi yang digunakan adalah bahan bakar minyak yang bersumber dari fosil.
Menurut dia, energi yang bersumber dari fosil memiliki sejumlah kelemahan dan efek negatif. Sumber energi ini bersifat tak terbarukan dan penyumbang polusi terbesar.
Menyikapi hal itu, pemerintah saat ini mengedepankan kebijakan untuk memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan. Pemprov Bali telah mengembangkan desa mandiri energi dengan pemanfaatan energi surya (solar cell).
"Salah satunya, kami kembangkan di Desa Ban yang banyak masyarakatnya belum terlayani PLN. Saat ini pengerjaannya hampir rampung dan ditargetkan mampu menghasilkan listrik 10 KW, cukup untuk 20 rumah," ucap Budiana.
Masih terkait dengan pengembangan energi baru dan terbarukan, di Kantor Gubernur Bali juga telah terpasang solar cell yang mampu menghasilkan energi listrik sebesar 60 KW.
Bahkan, keberadaan solar cell di Kantor Gubernur ini berhasil menghemat biaya listrik hingga Rp30 juta tiap bulannya. "Ini `kan penghematan yang sangat signifikan. Kami berharap masyarakat juga bijak memanfaatkan energi," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017