Jakarta (Antara Bali) - Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo
mengatakan penurunan suku bunga acuan atau BI 7-day Reverse Repo Rate
(BI 7-day RR Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen bisa
memberikan ruang untuk membantu pertumbuhan kredit.
"Penurunan suku bunga diharapkan mampu mendorong penyaluran kredit dan mendukung pertumbuhan ekonomi lebih lanjut," kata Perry di Jakarta, Selasa malam.
Perry mengharapkan penurunan suku bunga acuan ini bisa mendorong penyesuaian suku bunga maupun instrumen moneter lainnya di perbankan dalam waktu dekat. "Melalui penurunan suku bunga operasi moneter maka bisa memaksa perbankan untuk menyalurkan kredit dengan likuiditas yang ada," katanya.
Ia memastikan pelonggaran kebijakan moneter ini bisa memberikan dukungan terhadap pertumbuhan kredit yang diproyeksikan sebesar 10-12 persen pada 2018.
Untuk mendukung pertumbuhan kredit tersebut, Perry menambahkan Bank Indonesia siap berkoordinasi dengan pemerintah untuk stimulus fiskal serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mempercepat konsolidasi perbankan.
Terkait kebijakan makroprudensial lanjutan, Perry mengatakan Bank Indonesia sedang mengkaji kemungkinan adanya kebijakan LTV (Loan to Value) yang spasial serta pembiayaan dalam bentuk obligasi korporasi.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Penurunan suku bunga diharapkan mampu mendorong penyaluran kredit dan mendukung pertumbuhan ekonomi lebih lanjut," kata Perry di Jakarta, Selasa malam.
Perry mengharapkan penurunan suku bunga acuan ini bisa mendorong penyesuaian suku bunga maupun instrumen moneter lainnya di perbankan dalam waktu dekat. "Melalui penurunan suku bunga operasi moneter maka bisa memaksa perbankan untuk menyalurkan kredit dengan likuiditas yang ada," katanya.
Ia memastikan pelonggaran kebijakan moneter ini bisa memberikan dukungan terhadap pertumbuhan kredit yang diproyeksikan sebesar 10-12 persen pada 2018.
Untuk mendukung pertumbuhan kredit tersebut, Perry menambahkan Bank Indonesia siap berkoordinasi dengan pemerintah untuk stimulus fiskal serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mempercepat konsolidasi perbankan.
Terkait kebijakan makroprudensial lanjutan, Perry mengatakan Bank Indonesia sedang mengkaji kemungkinan adanya kebijakan LTV (Loan to Value) yang spasial serta pembiayaan dalam bentuk obligasi korporasi.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017