Gianyar (Antara Bali) - Kelompok Teknologi Tepat Guna Cipta Karya, Desa Bukian, Kabupaten Gianyar, Bali, mewakili Provinsi Bali dalam ajang lomba Teknologi Tepat Guna atau TTG tingkat nasional.

"Kami datang hari ini untuk melakukan verifikasi perwakilan Provinsi Bali dalam lomba TTG tingkat nasional. Kami ingin melihat apakah TTG sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat, dan tidak merusak lingkungan," kata Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kementerian Desa dan PDTT Suprapedi, di Desa Bukian, Gianyar, Senin.

Di samping itu, dalam verifikasi tersebut pihaknya ingin mengetahui apakah teknologi yang dilombakan dapat dimanfaatkan dan dipelihara oleh masyarakat secara mudah, serta menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan.

Menurut Suprapedi, dalam upaya mengantisipasi tantangan di era globalisasi, masyarakat dituntut memiliki kemampuan dalam memanfaatkan teknologi tepat guna untuk meningkatkan daya saing produk guna peningkatan kesejahteraan.

"Daya saing produk didapatkan apabila TTG yang tersedia beragam dan bervariasi sehingga masyarakat bebas memilih TTG sesuai dengan kebutuhan guna peningkatan kualitas dan kuantitas produksinya masing-masing," ucapnya.

Karya inovasi yang dibuat oleh kelompok TTG Cipta Karya Desa Bukian ialah "kincir air" yang saat ini telah dipergunakan untuk menaikkan air, mengingat Desa Bukian sendiri berada di dataran tinggi sehingga mengalami kesulitan air.

Yang menjadi kelebihan dari inovasi karya I Wayan Budiana ini ialah tidak menggunakan bahan bakar maupun listrik. Kincir air diintegrasikan dengan pompa yang kemudian dibawa naik ke tempat penampungan sebelum di alirkan ke 262 KK di Desa Bukian.

Hal menarik lainnya ialah I Wayan Budiana sendiri hanya tamatan kejar paket B, karena merasa prihatin akan kondisi desanya yang mengalami kekurangan air sehingga dia mencoba untuk melakukan inovasi agar air yang berada di bawah (dataran rendah) bisa dibawa naik (dataran tinggi).

"Di Desa Bukian sendiri sebenarnya sumber air melimpah, namun warga tetap mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Jika ingin mengambil air, warga harus berjalan kaki cukup jauh langsung ke sumbernya. Karena itulah, tercetus ide saya untuk mengembangkan teknologi yang dapat memanfaatkan sumber mata air yang tersedia di Desa Bukian," ujar Budiana.

Alat kincir air yang dibuat Budiana, awalnya dilihat sekilas di televisi, kemudian dicoba dikembangkan di desanya.

Menurut Budiana, dalam perjalanannya banyak mengalami hambatan karena pada awalnya tempat yang digunakan masih menyewa dan pembuatan alat kincir air juga mengalami perubahan hingga lima kali sebelum akhirnya kini sudah dirasa sempurna.

Hal lain yang menjadi perhatian Budiana beserta kelompoknya adalah terkait dengan hak cipta agar tidak ada masalah dikemudian harinya, ia berharap Pemerintah Provinsi Bali bisa memfasilitasi karya inovasinya tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Bali Ketut Lihadnyana mengatakan pihaknya selama ini terus melakukan pendampingan dan pembinaan kepada masyarakat untuk bisa terus berinovasi demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

"Kami di pemerintahan desa, sudah banyak melakukan pendampingan dalam mendorong masyarakat atau kelompok dalam meningkatkan potensi kepada desa dalam pemberdayaan ekonomi. Hal nyata saat ini dimana ada sebuah inovasi TTG yang memberikan dampak cukup besar bagi masyarakat khususnya dalam memenuhi kebutuhan dasar," ujar Lihadnyana.

Dia menambahkan, peran pendamping desa, khususnya tenaga ahli TTG sesuai dengan tugas fungsinya adalah melakukan pendampingan sekaligus mencari inovasi dari orang-orang yang memiliki kreasi seperti halnya di Desa Bukian ini.

Gelar TTG tingkat nasional tahun 2017 direncanakan berlangsung pada 25-30 September 2017 di Provinsi Sulawesi Tengah. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017