Denpasar (Antara Bali) - Kepala Sub-Direktorat Lembaga Inkubator dan Intermediasi Teknologi, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Yani Sofyan mendampingi kunjungan 19 inkubator bisnis ke STMIK Primakara Bali.
"Inkubator Bisnis Primakara adalah salah satu inkubator bisnis yang mendapat banyak fasilitas dari Kemenristekdikti, sehingga inovasi yang ada dinilai prospektif untuk dikembangkan," kata Yani Sofyan, saat berkunjung dengan ke-19 inkubator bisnis dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, di Denpasar, Bali, Jumat.
Menurut dia, ke-19 inkubator bisnis dari beberapa perguruan tinggi Indonesia, dapat menimba ilmu atau saling bertukar pengalaman terkait pengembangan inovasi "startup" yang dilakuan STMIK Primakara.
Ia mengatakan Kemenristekdikti sudah cukup banyak memberikan hibah kepada STMIK Primarakara ini, dan terbukti mampu meningkatkan kualitas pendidikan dan menghasilkan inovasi untuk kemajuan lulusannya menjadi wirausaha mandiri.
"Langkah-langkah keberhasilannya yang dilakukan STMIK Primakara menjadi salah satu tujuan dari Kemenristekdikti sehingga menjadi sebuah contoh dan dijadikan tujuan studi banding dari perguruan lainnya," ucapnya.
Ketua STMIK Primakara, I Gusti Bagus Made Wiradarma mengatakan kegiatan hari ini merupakan "study visit incubator business" dari Kemenristekdikti. Kegiatan ini dihadiri 70 peserta dari perwakilan inkubator bisnis Indonesia di bidang ilmu dan teknologi ditambah perwakilan dari sekolah SMA Bali Mandara.
"Dengan adanya kunjungan dari perguruan tinggi lain di Indonesia, ini menjadi bukti bahwa kami diilirik oleh teman inkubator bisnis dari perguruan tinggi lainnya di Indonesia. Ini merupakan cara kami melakukan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi," ucapnya.
Dari hasil-hasil yang dilakukan melalui penelitian, pendidikan, dan pengajaran, mencoba mewujudkan Tri Dharma itu sebagai kewajiban sebuah perguruan tinggi.
"Di STMIK Primakara, motivasi kami adalah membangun jiwa wirausaha di kalangan mahasiswa, karena ke depan, dengan kondisi yang ada, kami tidak mungkin berharap bantuan dari pemerintah, misalnya berharap bisa bekerja sebagai PNS. Tapi kami bisa memberi kontribusi para muda untuk bisa merubah pola pikir (mindset), mari kita coba bangun melalui bisnis di bidang teknologi, technopreneurship. Inilah label kami, yang kita cita-citakan, sehingga nantinya kepecayaan kami akan tumbuh," katanya.
Sementara itu, Koordinator Kopertis Wilayah VIII Bali, NTB, NTT, Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa yang hadir dalam acara ini mengatakan, kunjungan inkubator bisnis dari perguruan tinggi lain di Indonesia ini menjadi nilai poin tersendiri bagi kampus STMIK Primakara.
Menurutnya, perguruan tinggi harus menunjukkan keunggulannya masing masing. Sehingga menjadi sebuahy contoh yang bisa dibandingkan dan diterapkan di masyarakat.
"Seperti di Primakara ini, pertahankan citra baiknya, pertahankan keunggulannya di bidang `technopreneur`, maka akan diperhitungkan di Bali dan sekitarnya, dan menjadi kebanggaan civitas akademika," ujarnya. (WDY)
Video oleh I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Inkubator Bisnis Primakara adalah salah satu inkubator bisnis yang mendapat banyak fasilitas dari Kemenristekdikti, sehingga inovasi yang ada dinilai prospektif untuk dikembangkan," kata Yani Sofyan, saat berkunjung dengan ke-19 inkubator bisnis dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, di Denpasar, Bali, Jumat.
Menurut dia, ke-19 inkubator bisnis dari beberapa perguruan tinggi Indonesia, dapat menimba ilmu atau saling bertukar pengalaman terkait pengembangan inovasi "startup" yang dilakuan STMIK Primakara.
Ia mengatakan Kemenristekdikti sudah cukup banyak memberikan hibah kepada STMIK Primarakara ini, dan terbukti mampu meningkatkan kualitas pendidikan dan menghasilkan inovasi untuk kemajuan lulusannya menjadi wirausaha mandiri.
"Langkah-langkah keberhasilannya yang dilakukan STMIK Primakara menjadi salah satu tujuan dari Kemenristekdikti sehingga menjadi sebuah contoh dan dijadikan tujuan studi banding dari perguruan lainnya," ucapnya.
Ketua STMIK Primakara, I Gusti Bagus Made Wiradarma mengatakan kegiatan hari ini merupakan "study visit incubator business" dari Kemenristekdikti. Kegiatan ini dihadiri 70 peserta dari perwakilan inkubator bisnis Indonesia di bidang ilmu dan teknologi ditambah perwakilan dari sekolah SMA Bali Mandara.
"Dengan adanya kunjungan dari perguruan tinggi lain di Indonesia, ini menjadi bukti bahwa kami diilirik oleh teman inkubator bisnis dari perguruan tinggi lainnya di Indonesia. Ini merupakan cara kami melakukan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi," ucapnya.
Dari hasil-hasil yang dilakukan melalui penelitian, pendidikan, dan pengajaran, mencoba mewujudkan Tri Dharma itu sebagai kewajiban sebuah perguruan tinggi.
"Di STMIK Primakara, motivasi kami adalah membangun jiwa wirausaha di kalangan mahasiswa, karena ke depan, dengan kondisi yang ada, kami tidak mungkin berharap bantuan dari pemerintah, misalnya berharap bisa bekerja sebagai PNS. Tapi kami bisa memberi kontribusi para muda untuk bisa merubah pola pikir (mindset), mari kita coba bangun melalui bisnis di bidang teknologi, technopreneurship. Inilah label kami, yang kita cita-citakan, sehingga nantinya kepecayaan kami akan tumbuh," katanya.
Sementara itu, Koordinator Kopertis Wilayah VIII Bali, NTB, NTT, Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa yang hadir dalam acara ini mengatakan, kunjungan inkubator bisnis dari perguruan tinggi lain di Indonesia ini menjadi nilai poin tersendiri bagi kampus STMIK Primakara.
Menurutnya, perguruan tinggi harus menunjukkan keunggulannya masing masing. Sehingga menjadi sebuahy contoh yang bisa dibandingkan dan diterapkan di masyarakat.
"Seperti di Primakara ini, pertahankan citra baiknya, pertahankan keunggulannya di bidang `technopreneur`, maka akan diperhitungkan di Bali dan sekitarnya, dan menjadi kebanggaan civitas akademika," ujarnya. (WDY)
Video oleh I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017