Jakarta (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan
keunikan budaya merupakan ciri khas sebuah bangsa, dan bila dikelola
secara baik akan menjadi keunggulan yang dimiliki Indonesia dibanding
bangsa-bangsa lain, terutama di bidang pariwisata.
"Inilah kebinekaan kita. Bhinneka Tunggal Ika yang harus kita jaga, karena sangat beragam," tutur Presiden dalam sambutan Parade Kuda Sandelwood dan Festival Tenun Ikat Sumba 2017 di Lapangan Galatama, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu
Presiden Jokowi juga menyebutkan Indonesia yang memiliki 714 suku yang tersebar di 17.000 pulau, menunjukkan keragaman sekaligus potensi, demikian disampaikan Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Oleh karena itu, Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan RI mengimbau agar keunikan tersebut dapat dikelola secara baik dan kegiatan promosi dapat dilakukan lebih masif dan efektif agar wisatawan berbondong-bondong datang.
Keunikan yang dimiliki oleh Pulau Sumba, menurut Presiden, misalnya kuda Sandelwood yang setiap tahun dipakai untuk parade, dan tak jarang digunakan untuk mas kawin dalam pernikahan adat setempat.
"Ini simbol ksatria," ucap Presiden Jokowi.
Keunikan lainnya adalah budaya cium hidung. Saat tiba di bandara, Presiden dibisiki Bupati Sumba Barat Daya, Markus Dairo Talu, mengenai budaya cium hidung.
"Itu adalah simbol nafas kehidupan," ujar Presiden.
Menurut Presiden, setiap suku dan daerah memiliki keunikan dan memiliki kelebihannya masing-masing yang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
"Seperti acara Festival Sandelwood dan Kain Tenun Ikat Sumba hari ini. Keduanya adalah contoh nyata, bagaimana alam memberikan sebuah budaya lokal yang menjadi keunggulan dalam pariwisata," kata Presiden.
Presiden juga mengharapkan agar Parade Kuda Sandelwood dan Festival Tenun Ikat Sumba tidak seperti kembang api, menyala terang satu kali, tapi langsung redup.
Namun, Presiden menegaskan harus dibuat secara berkelanjutan sehingga harus dipikirkan apa yang dapat dilakukan untuk mempertahankan budaya ini agar tingkat kedatangan wisatawan tetap berlangsung meski tidak ada festival.
"Kemudian harus dikelola secara modern, banyak media sosial yang bisa dimanfaatkan untuk promosi, undang para blogger ke Sumba untuk membantu promosi yang ada. Kalau perlu cari sutradara film, baik nasional maupun internasional yang mau produksi filmnya dengan latar belakang keindahan Sumba, supaya NTT makin terkenal di manca negara," ucap Presiden.
Dalam acara itu, Presiden juga sempat mengadakan kuis kepada masyarakat yang hadir dan memberikan sepeda sebagai hadiah untuk setiap pertanyaan yang mampu dijawab secara baik.
Sebelum meninggalkan Lapangan Galatama, Presiden juga menyaksikan atraksi budaya, parade kuda Sandelwood, proses tenun ikat, serta menyapa dan berswafoto dengan masyarakat.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, antara lain Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya dan Bupati Sumba Barat Daya Markus Dairo Talu.
Setelah santap siang bersama, Presiden dan Ibu Iriana bersama rombongan kemudian melanjutkan perjalanannya menuju Makassar, Sulawesi Selatan, pada pukul 14.00 Wita melalui Bandara Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Inilah kebinekaan kita. Bhinneka Tunggal Ika yang harus kita jaga, karena sangat beragam," tutur Presiden dalam sambutan Parade Kuda Sandelwood dan Festival Tenun Ikat Sumba 2017 di Lapangan Galatama, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu
Presiden Jokowi juga menyebutkan Indonesia yang memiliki 714 suku yang tersebar di 17.000 pulau, menunjukkan keragaman sekaligus potensi, demikian disampaikan Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Oleh karena itu, Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan RI mengimbau agar keunikan tersebut dapat dikelola secara baik dan kegiatan promosi dapat dilakukan lebih masif dan efektif agar wisatawan berbondong-bondong datang.
Keunikan yang dimiliki oleh Pulau Sumba, menurut Presiden, misalnya kuda Sandelwood yang setiap tahun dipakai untuk parade, dan tak jarang digunakan untuk mas kawin dalam pernikahan adat setempat.
"Ini simbol ksatria," ucap Presiden Jokowi.
Keunikan lainnya adalah budaya cium hidung. Saat tiba di bandara, Presiden dibisiki Bupati Sumba Barat Daya, Markus Dairo Talu, mengenai budaya cium hidung.
"Itu adalah simbol nafas kehidupan," ujar Presiden.
Menurut Presiden, setiap suku dan daerah memiliki keunikan dan memiliki kelebihannya masing-masing yang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
"Seperti acara Festival Sandelwood dan Kain Tenun Ikat Sumba hari ini. Keduanya adalah contoh nyata, bagaimana alam memberikan sebuah budaya lokal yang menjadi keunggulan dalam pariwisata," kata Presiden.
Presiden juga mengharapkan agar Parade Kuda Sandelwood dan Festival Tenun Ikat Sumba tidak seperti kembang api, menyala terang satu kali, tapi langsung redup.
Namun, Presiden menegaskan harus dibuat secara berkelanjutan sehingga harus dipikirkan apa yang dapat dilakukan untuk mempertahankan budaya ini agar tingkat kedatangan wisatawan tetap berlangsung meski tidak ada festival.
"Kemudian harus dikelola secara modern, banyak media sosial yang bisa dimanfaatkan untuk promosi, undang para blogger ke Sumba untuk membantu promosi yang ada. Kalau perlu cari sutradara film, baik nasional maupun internasional yang mau produksi filmnya dengan latar belakang keindahan Sumba, supaya NTT makin terkenal di manca negara," ucap Presiden.
Dalam acara itu, Presiden juga sempat mengadakan kuis kepada masyarakat yang hadir dan memberikan sepeda sebagai hadiah untuk setiap pertanyaan yang mampu dijawab secara baik.
Sebelum meninggalkan Lapangan Galatama, Presiden juga menyaksikan atraksi budaya, parade kuda Sandelwood, proses tenun ikat, serta menyapa dan berswafoto dengan masyarakat.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, antara lain Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya dan Bupati Sumba Barat Daya Markus Dairo Talu.
Setelah santap siang bersama, Presiden dan Ibu Iriana bersama rombongan kemudian melanjutkan perjalanannya menuju Makassar, Sulawesi Selatan, pada pukul 14.00 Wita melalui Bandara Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017