Amlapura (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengirimkan bantuan sementara untuk dua keluarga miskin asal Desa Sukadana, Kabupaten Karangasem, dengan mengutus tim dari Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi setempat.

"Bapak Gubernur menitipkan sejumlah uang tunai serta beras guna meringankan beban hidup sehari-hari kedua keluarga tersebut," kata Kepala Seksi Media Elektronik Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali I Ketut Yadnya Winarta di sela-sela menyerahkan bantuan tersebut, di Amlapura, Karangasem, Senin.

Sedangkan untuk bantuan lainnya akan dikoordinasikan dengan instansi terkait. "Melalui kesempatan ini, diharapkan dapat menggugah rasa kepedulian masyarakat terhadap sesama yang membutuhkan," ujar Yadnya.

Keluarga yang mendapatkan bantuan dari Gubernur Bali adalah pasangan I Nyoman Korya bersama istrinya I Ketut Santi yang memiliki sembilan anak dan dua anak diantaranya tidak mengenyam pendidikan.

I Made Wirti (10) dan I Made Sentana (8), dua anak pasangan suami istri tersebut terpaksa tidak bisa mengenyam pendidikan di bangku sekolah karena keterbatasan biaya yang dimiliki oleh orang tuanya.

Korya sehari-hari menggantungkan hidupnya dari upah yang diterima sebagai buruh di pasar kecil di daerahnya yang hanya buka setiap tiga hari sekali. Sebagai tambahan, terkadang ia juga mengumpulkan barang-barang bekas yang bisa dipungut di lingkungan tempat tinggalnya.

Kondisinya yang sudah lanjut usia juga berpengaruh pada fisiknya yang tidak mampu lagi bekerja terlalu berat, serta gangguan pendengaran yang dideritanya juga memengaruhi dirinya dalam mengambil pekerjaan.

Kondisi yang memprihatinkan itu pun diperberat dengan kondisi istrinya Ni Ketut Santi yang mengidap gangguan kejiwaan (depresi), yang saat kumat sering berkeliaran di jalan tanpa mengenakan busana.

Sementara itu, Kepala Dusun Sunu, Desa Sukadana, I Made Eka Yudistira, yang ikut mendampingi di lokasi mengatakan keluarga Korya merupakan salah satu RTS dari 32 RTS, dari total warga sebanyak 317 KK di daerah tersebut.

Sebagai RTS, keluarga Korya menurut Kadus yang baru menjabat dua bulan tersebut sudah mendapat bantuan dari pemerintah sesuai haknya, seperti diantaranya sudah mendapat bantuan program keluarga harapan PKH sebesar Rp100 ribu perbulan, memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS), serta Kartu Indonesia Pintar (KIP) atas nama I Made Wirta yang merupakan anak ketujuh Korya.

Terkait kendala dua anak Korya yang tidak mengenyam pendidikan, ia mengaku sudah memfasilitasi beberapa donatur yang berniat membantu, hingga Made Sentana pun berhasil mendapatkan bantuan pembiayaan, yang saat ini sudah didaftarkan di SD terdekat dan akan mulai sekolah pada tahun ajaran ini.

Sementara itu, Made Wirti yang sama sekali belum pernah mengenyam pendidikan masih merasa malu dan menolak disekolahkan karena umurnya yang sudah terlalu dewasa apabila disekolahkan di kelas 1 SD, sehingga memerlukan dorongan dari lingkungannya.

Masih di dusun yang sama, tim kala itu juga berkesempatan mengunjungi keluarga I Nengah Santi yang mengalami kebutaan dan komplikasi gagal ginjal karena penyakit diabetes yang dideritanya.

Ia yang tidak lagi bisa aktif bekerja, saat ini harus cuci darah dua kali setiap minggunya yang tentunya membutuhkan biaya yang sangat besar.

Sebagai salah satu RTS, ia mengaku tidak memiliki KIS karena namanya tidak masuk dalam daftar penerima, sehingga ia pun harus ikut BPJS mandiri yang dibiayai oleh anaknya Made Dede Saputra, yang mesti putus sekolah di kelas II SMA dan saat ini bekerja serabutan sebagai penambang di galian C diseputar rumahnya. Kondisi itu juga diperparah dengan keadaan istrinya Ni Nengah Rati, yang menderita lumpuh karena kecelakaan sejak 11 tahun silam.

Menanggapi hal tersebut, Eka Yudistira menjelaskan tidak masuknya keluarga I Nengah Santi sebagai penerima kartu BPJS dikarenakan kesalahan teknis pendataan, data yang keluar masih kebanyakan atas nama RTS pada data lama yang saat ini ekonominya sudah meningkat, sedangkan dari desa sudah mengajukan data baru.

Ia pun mengaku sudah mengajukan keluarga I Nengah Santi sebagai penerima Kartu BPJS kepada Dinas Sosial Kabupaten Karangasem, namun hingga saat ini belum terwujud, karena pihak Dinsos masih membutuhkan survei dan verifikasi.

Untuk itu, ia pun berharap pihak Dinsos Kabupaten Karangasem bisa segera melakukan survei melihat kenyataan yang dialami keluarga tersebut. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017