Jakarta (Antara Bali) - Meninggalnya penyanyi dangdut Julia
Perez menjadi momentum untuk mengingatkan masyarakat soal kanker serviks
atau leher rahim yang masih menjadi momok bagi perempuan.
Kanker serviks merupakan penyakit tidak menular yang salah satunya terjadi karena gaya hidup yang tidak sehat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Ahli
kesehatan Prof. dr. Andrijono SpOG (K), mengatakan jenis kanker ini
menjadi pembunuh utama para perempuan di selurub dunia terutama di
negara miskin dan berkembang.
"Di Indonesia,
kanker serviks telah menjadi salah satu kanker penyebab kematian paling
banyak ke-3," ujar salah satu inisiator program Koalisi Indonesia Cegah
Kanker Serviks (KICKS) itu dalam keterangan tertulisnya, Sabtu malam.
Menurut
data Globocan yang dirilis oleh WHO/ICO Information Centre on HPV and
Cervical Cancer tahun 2012, ada satu wanita Indonesia meninggal dalam
satu jam setiap harinya karena kanker serviks.
Dari data itu bisa diprediksi terdapat 58 kasus baru setiap harinya. “Perempuan
Indonesia saat ini sedang dalam situasi genting terkena kanker serviks.
Oleh karena itu, pencegahan dan deteksi melalui skrining dan vaksinasi
lebih baik dilakukan sejak dini daripada pengobatan," kata Andrijono.
Skrining
merupakan upaya deteksi dini untuk mengidentifikasi penyakit atau
kelainan yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan tes,
pemeriksaan atau prosedur tertentu. Upaya ini dapat digunakan secara cepat untuk mendeteksi dini ada tidaknya kanker serviks dalam tubuh seorang perempuan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017