Mangupura (Antara Bali) - Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, Bali, mendorong peran serta petugas juru pemantau jentik (Jumatik) di Banjar Aseman, Desa Abianbase, Kecamatan Abiansemal untuk melakukan pencegahan secara dini penyakit demam berdarah dengue yang terjadi di daerah itu.
"Saya mendorong petugas jumantik ini kembali diberdayakan untuk melakukan pemantauan secara berkesinambungan dalam melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," kata Kadiskes Badung, dr Gede Putra Suteja saat dihubungi di Mangupura, Sabtu.
Peran serta masyarakat juga sangat penting dalam ikut melakukan gerakan serentak (Gertak) PSN ini, dengan cara melakukan 4M Plus yakni menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air secara rutin minimal seminggu sekali, mengubur tempat penampungan air yang tidak terpakai dan memantau jentik nyamuk seminggu sekali.
"Plus di sini artinya menghindari gigitan nyamuk menggunakan repelen anti nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, melakukan larvasidasi, dan menggunakan kelambu," katanya.
Selain itu, pemberantasan sarang nyamuk yang saat ini terjadi, maka pemerintah melakukan penyemprotan (fogging) dan penaburan bubuk abate.
"Keberadaan Jumantik tersebut sangat besar pengaruhnya dalam menekan kasus DBD tahun ini," katanya.
Pada tahun 2016, di Badung ada 3.000 kasus DBD yang menyebabkan korban meninggal hingga 10 orang. Sedangkan, memasuki pertengahan Tahun 2017 ini kasus menurun drastis, yakni sekitar 500 orang dan meninggal satu orang.
"Jadi selain langkah-langkah PSN, keberadaan Jumantik juga tentunya memiliki pengaruh yang signifikan," ujarnya.
Sebelumnya dikabarkan bahwa dalam beberapa minggu terakhir, tercatat enam warga di Banjar Aseman, Desa Abianbase, Kecamatan Abiansemal terjangkit DBD.
Perbekel Abiansemal, Ida Bagus Bhisma Wiratma pada Jumat (9/6) mengungkapkan, dari warga tersebut sudah ada yang sempat opname.
Berkenaan dengan hal itu, pihaknya sudah melapor ke Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Badung dan pihaknya sudah laporkan ke Dinas Kesehatan dan mohon difogging lengkap dengan obat dan alatnya.
Bhisma Wiratma sempat heran, pasalnya kondisi lingkungan, khususnya di Banjar Aseman cukup bersih. Namun, ada warga yang terjangkit DBD.
Pihaknya berencana secepatnya melakukan pertemuan dan evaluasi kinerja dari petugas Jumantik untuk melakkukan penanggulangan penyakit tersebut. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Saya mendorong petugas jumantik ini kembali diberdayakan untuk melakukan pemantauan secara berkesinambungan dalam melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," kata Kadiskes Badung, dr Gede Putra Suteja saat dihubungi di Mangupura, Sabtu.
Peran serta masyarakat juga sangat penting dalam ikut melakukan gerakan serentak (Gertak) PSN ini, dengan cara melakukan 4M Plus yakni menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air secara rutin minimal seminggu sekali, mengubur tempat penampungan air yang tidak terpakai dan memantau jentik nyamuk seminggu sekali.
"Plus di sini artinya menghindari gigitan nyamuk menggunakan repelen anti nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, melakukan larvasidasi, dan menggunakan kelambu," katanya.
Selain itu, pemberantasan sarang nyamuk yang saat ini terjadi, maka pemerintah melakukan penyemprotan (fogging) dan penaburan bubuk abate.
"Keberadaan Jumantik tersebut sangat besar pengaruhnya dalam menekan kasus DBD tahun ini," katanya.
Pada tahun 2016, di Badung ada 3.000 kasus DBD yang menyebabkan korban meninggal hingga 10 orang. Sedangkan, memasuki pertengahan Tahun 2017 ini kasus menurun drastis, yakni sekitar 500 orang dan meninggal satu orang.
"Jadi selain langkah-langkah PSN, keberadaan Jumantik juga tentunya memiliki pengaruh yang signifikan," ujarnya.
Sebelumnya dikabarkan bahwa dalam beberapa minggu terakhir, tercatat enam warga di Banjar Aseman, Desa Abianbase, Kecamatan Abiansemal terjangkit DBD.
Perbekel Abiansemal, Ida Bagus Bhisma Wiratma pada Jumat (9/6) mengungkapkan, dari warga tersebut sudah ada yang sempat opname.
Berkenaan dengan hal itu, pihaknya sudah melapor ke Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Badung dan pihaknya sudah laporkan ke Dinas Kesehatan dan mohon difogging lengkap dengan obat dan alatnya.
Bhisma Wiratma sempat heran, pasalnya kondisi lingkungan, khususnya di Banjar Aseman cukup bersih. Namun, ada warga yang terjangkit DBD.
Pihaknya berencana secepatnya melakukan pertemuan dan evaluasi kinerja dari petugas Jumantik untuk melakkukan penanggulangan penyakit tersebut. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017