Denpasar (Antara Bali) - Pegamat politik Yunarto Wijaya mengatakan persatuan bangsa Indonesia harus lebih diperkuat, karena rongrongan terhadap Pancasila faktanya sudah mulai kelihatan dipermukaan, karena itu pemerintah harus tegas melakukan tindakan yang bertentangan dengan dasar negara tersebut.

"Kekuatan dalam kerangka Negara Kesatuan Repubulik Indonesia (NKRI) harus diperkuat oleh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke," kata Yunarto pada acara "Dialog Kebangsaan" yang diselenggarakan Inti Bali, di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan yang terjadi saat ini adalah keresahaan warga masyarakat, karena Pancasila dan NKRI, oleh kelompok ektrim berupaya melakukan gerakan-gerakan untuk upaya menggantinya dengan dasar negara lain.

"Inilah yang dimaksud dengan ancaman secara internal dalam negara. Kalau kita membandingkan dengan negara lain, di negeri sendiri masih membicarakan dan mempertahankan ideologi negara. Sedangkan di negara lain masyarakatnya sedang berkutat pada kemajuan teknologi informasi," ujar Yunarto yang juga Direktur Eksekutif Chartra Politikal itu.

Oleh karena itu, kata dia, dasar negara Pancasila dan NKRI ini harus tetap dipertahankan, karena jika terjadi perpecahan mendalam maka bangsa Indonesia perjuangan sama dengan pada zaman penjajah terdahulu.

"Apa yang sudah kita warisi dari pendiri bangsa ini, mari kita pertahankan. Walau rongrong untuk mengganti Pancasila itu terus ada dari kelompok ekstrim," ucapnya.

Adanya dasar negara seperti sekarang, kata dia, di dasari atas kebersamaan dari antar-umat beragama, suku dan golongan sehingga disepakati dasar negara Pancasila.

"Pemerintah dan negara harus mampu menjaganya, walau dari kelompok ekstrim atau kelompok tertentu ingin menggantikan dasar negara ini dengan ideologi agama. Karena itu persatuan dan kesatuan warga masyarakatlah yang bisa menjaganya," tuturnya.

Sementara itu, narasumber lainnya, Ketua Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Provinsi Bali Jero Gede Suwena Putus Upadesa mengatakan apa yang sudah menjadi konsensus negara dari pendiri bangsa ini harus dipertahankan. Karena perjuangan membangun negara yakni NKRI adalah perjuangan jiwa dan raga.

"Perjuangan negara oleh para pahlawan adalah dengan tetes darah penghabisan agar bisa merebut kemerdekaan dari penjajah. Mengapa justru setelah merdeka kita masih memperpemasalahkan dasar negara yang telah disepakati para pendiri negara ini. Dengan keberadaan Indonesia penduduknya yang pluralis, maka bingkai Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi pemersatu bangsa harus juga dipertahankan," tambahnya.

Ia mencontohkan di Bali, penduduknya memang mayoritas Agama Hindu, namun persatuan dan kekerabatan dengan beda keyakinan sangat kuat. Konsep bagi orang Bali adalah "menyamabraya" persaudaraan ditengah perbedaan kepercayaan, karena itu kerukunan antara-umat menjadi contoh bagi dunia.

"Bisa dilihat dari tempat ibadah dari masing-masing agama bisa dalam satu areal, lokasinya di Puja Mandala, kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung. Sebelum itu juga kekerabatan dan persaudaraan antarumat beragama sudah ada. Terbukti saling membantu saat melakukan upacara ritual keagamaan. Namun hanya dari orang luar yang berupa mempengaruhi dan mengkoyak persatuan yang ada di Bali ini," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017