Nusa Dua (Antara Bali) - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memperluas akses pasar bagi pelaku usaha kuliner rintisan termasuk mempertemukan mereka dengan para investor melalui ajang kompetisi "Food Startup Indonesia" 2017.
"Kami ingin membuat `platform` (wadah) yang mempertemukan antara para `startup` (pelaku usaha pemula) khususnya kuliner yang memiliki ide bisnis inovatif di sektor makanan dengan para investor untuk pengembangan bisnis mereka ke depan," kata Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo dalam keterangan pers menjelang pelaksanaan demoday 22-24 Mei 2017 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Rabu.
Dalam kompetisi itu akan diikuti 50 pelaku usaha kuliner pemula dari beberapa kota di Indonesia setelah mereka melakukan pendaftaran yang dibuka pada April hingga 7 Mei 2017.
Kriteria yang ditentukan yakni pelaku usaha kuliner pemula yang sudah berjalan satu hingga lima tahun, memiliki ide kreatif, ada transaksi dan produksi, inovasi produk, model bisnis yang unggul, segmentasi pasar, dan berpotensi menarik investor.
Nantinya mereka akan mendapatkan lokakarya dan peningkatan kapasitas oleh para mentor berpengalaman di industri kuliner dan akan dipilih 25 pelaku usaha pemula untuk selanjutnya akan mendapatkan pelatihan terkait fasilitasi hak kekayaan intelektual.
Dari 25 pelaku itu kemudian akan diseleksi menjadi 10 pelaku usaha terbaik melalui presentasi yang diuji oleh tim juri dan investor.
Fadjar menambahkan 10 pelaku usaha rintisan itu nantinya yang akan berlaga di final di Jakarta pada September 2017 bersama pelaku usaha pemula yang lolos pada kompetisi "demoday" di Bandung dan 10 pelaku "startup" tahun sebelumnya.
"Ini bukan soal makanan enak tetapi model bisnis harus oke yang kami dorong dan meningkatkan kapasitasnya," ucapnya. Meski berkompetisi, lanjut dia, para investor dapat melakukan pendekatan personal kepada pelaku usaha pemula itu untuk bekerja sama tanpa harus menjadi pemenang.
"Investor itu memiliki selera. Jika mereka tertarik dan melihat ada prospek bisnis, mereka dapat saling bekerja sama tanpa harus menjadi pemenang," imbuhnya, didampingi Kepala Sub-Direktorat Dana Masyarakat Bekraf Hanifah Makarim dalam "demoday".
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami ingin membuat `platform` (wadah) yang mempertemukan antara para `startup` (pelaku usaha pemula) khususnya kuliner yang memiliki ide bisnis inovatif di sektor makanan dengan para investor untuk pengembangan bisnis mereka ke depan," kata Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo dalam keterangan pers menjelang pelaksanaan demoday 22-24 Mei 2017 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Rabu.
Dalam kompetisi itu akan diikuti 50 pelaku usaha kuliner pemula dari beberapa kota di Indonesia setelah mereka melakukan pendaftaran yang dibuka pada April hingga 7 Mei 2017.
Kriteria yang ditentukan yakni pelaku usaha kuliner pemula yang sudah berjalan satu hingga lima tahun, memiliki ide kreatif, ada transaksi dan produksi, inovasi produk, model bisnis yang unggul, segmentasi pasar, dan berpotensi menarik investor.
Nantinya mereka akan mendapatkan lokakarya dan peningkatan kapasitas oleh para mentor berpengalaman di industri kuliner dan akan dipilih 25 pelaku usaha pemula untuk selanjutnya akan mendapatkan pelatihan terkait fasilitasi hak kekayaan intelektual.
Dari 25 pelaku itu kemudian akan diseleksi menjadi 10 pelaku usaha terbaik melalui presentasi yang diuji oleh tim juri dan investor.
Fadjar menambahkan 10 pelaku usaha rintisan itu nantinya yang akan berlaga di final di Jakarta pada September 2017 bersama pelaku usaha pemula yang lolos pada kompetisi "demoday" di Bandung dan 10 pelaku "startup" tahun sebelumnya.
"Ini bukan soal makanan enak tetapi model bisnis harus oke yang kami dorong dan meningkatkan kapasitasnya," ucapnya. Meski berkompetisi, lanjut dia, para investor dapat melakukan pendekatan personal kepada pelaku usaha pemula itu untuk bekerja sama tanpa harus menjadi pemenang.
"Investor itu memiliki selera. Jika mereka tertarik dan melihat ada prospek bisnis, mereka dapat saling bekerja sama tanpa harus menjadi pemenang," imbuhnya, didampingi Kepala Sub-Direktorat Dana Masyarakat Bekraf Hanifah Makarim dalam "demoday".
"Para investor tersebut sebagian besar di antaranya merupakan individu-individu yang ada uang lebih berinvestasi atau dari perusahaan dan perusahaantau modal ventura daerah," katanya.
Dia menambahkan pelaku usaha kuliner pemula yang berkompetisi itu memproduksi kuliner inovatif seperti donat, eskrim, kopi, teh, makanan ringan, mie, olahan nasi hingga olahan sambal.
"Kami ingin lebih mengangkat dan mengenalkan kuliner Indonesia ke pentas global," imbuhnya.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017