Denpasar (Antara Bali) - Tokoh agama Buddha di Denpasar Sudiarta Indrajaya, mengingatkan umat untuk menyebarkan rasa cinta kasih untuk menjaga toleransi dan kerukunan antarumat beragama memaknai Hari Raya Waisak 2561.

"Manusia itu tidak bisa hidup sendiri, saling bergantung dan tidak ada yang sama. Untuk itu cinta kasih harus selalu ada agar kerukunan dan toleransi tercipta," kata Sudiarta Indrajaya yang juga selaku penasihat Vihara Buddha Sakyamuni Denpasar, Kamis.

Menurut Sudiarta, bagi umat yang memiliki rasa cinta kasih dan welas asih, maka ia akan mampu menghargai sekecil apapun makna kehidupan di dunia.

Selain itu umat yang memiliki rasa cinta kasih dan welas asih akan merasa bahagia saat memberi atau membantu sesama sebagai dasar hidup dalam keberagaman hidupnya.

Ia mengharapkan umat Buddha tidak hanya merayakan hari keagamaan melainkan meneladani hal tersebut sesuai dengan tema Waisak tahun ini "Cinta Kasih Penjaga Kebhinekaan".

Sementara itu menyambut hari raya, umat Buddha di Denpasar melaksanakan meditasi menyongsong detik-detik Waisak mulai pukul 04.30 Wita dan selanjutnya melakukan dana makan kepada para biku.

Ketua Panitia Waisak Vihara Buddha Sakyamuni Gana Dhammika Indrajaya menjelaskan ritual lain yang dilakukan adalah melepas ratusan burung berbagai macam jenis pada sore harinya.

"Pelepasan burung tersebut sebagai simbol kedamaian, kebebasan dan cinta kasih," ucap Gana.

Setelah melepas burung, umat kemudian melakukan puja bakti yang dipimpin biku vihara setempat.

Sebelum puncak Hari Waisak, umat Buddha telah terlebih dahulu melakukan puasa selama sebulan yakni tidak makan setelah jam 12 siang.

Selain berpuasa, umat juga melaksanakan pendalaman damma dan mengikuti ceramah keagamaan.(DWA)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017