Gianyar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali meninjau realisasi program bantuan Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu) Mandara di Desa Kemenuh, Kabupaten Gianyar, setelah desa tersebut mendapatkan kucuran dana sebesar Rp1,02 miliar tahun 2016.
"Kami ingin memastikan realisasi program tersebut," Kepala Bagian Publikasi Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol Setda Provinsi Bali Adi Mastika ditemui ketika meninjau program Gerbangsadu di Banjar (dusun) Tengah Kauh Desa Kemenuh, Kabupaten Gianyar, Selasa.
Pemerintah Provinsi Bali mengucurkan dana Rp1 miliar dan Rp20 juta untuk operasional kepada Desa Kemenuh pada tahun 2016.
Kepala Desa Kemenuh I Dewa Nyoman Neka menyebutkan bahwa sebelumnya di desa tersebut memiliki 460 kepala keluarga miskin dari total jumlah penduduk mencapai sekitar 9.777 orang atau 1.764 kepala keluarga (KK).
Namun setelah mendapatkan bantuan Gerbangsadu Mandara, Neka menyebutkan angka kemiskinan di desa itu dapat turun hingga menyisakan 193 KK.
Neka menjelaskan sekitar Rp980 juta dana Gerbangsadu itu dialokasikan untuk kredit bagi warga miskin yang berprofesi sebagai pengrajin kerajinan tangan dan peternakan dengan bunga pinjaman mencapai 0,5 persen per bulan.
Sedangkan sisanya digunakan untuk membiayai infrastruktur gedung Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) untuk menunjang pelayanan kepada masyarakat.
Bahkan, lanjut Neka, koperasi di bawah naungan Bumdes yang pada tahun 2006 telah bangkrut dan dililit hutang, kini kembali bangkit dan saat ini memiliki aset sebesar Rp250 juta.
"Setelah mendapat bantuan dua sampai 10 juta malah mereka (warga yang sebelumnya masuk kategori miskin) bisa naik dari segi ekonomi karena kami berikan bantuan pinjaman dengan bunga 0,5 persen per bulan," ucapnya.
Hampir 20 persen dari total jumlah penduduk di desa itu, ucap Neka, berprofesi sebagai pengrajin kerajinan, sebagian di antaranya merupakan pengrajin yang menerima upah dari tengkulak.
Pengrajin kerajinan, Ketut Sutrisna mengaku mendapatkan pinjaman sebesar Rp3 juta yang digunakan untuk membeli peralatan dan cat untuk kerajinan.
Sebelumnya ia harus memutar otak untuk mencari sumber dana salah satunya dengan cara meminjam di sejumlah tempat.
"Setelah dapat pinjaman, sekarang (keuangan) bisa diputar. Tanpa bantuan itu dulu agak seret. Pinjam sana sini untuk uang dapur dan anak sekolah," ucapnya ketika ditemui di kediamannya.
Dibantu sang istri, Ketut mampu mempercantik kerajinan kayu berbentuk kucing tersebut sebanyak 10 set per hari dengan ongkos mencapai Rp9.000 per hari untuk satu set kerajinan yang berjumlah tiga buah.
Kepala Bumdes Kemenuh Wayan Sukadana mengatakan masyarakat miskin dapat meminjam dana hingga Rp20 juta tergantung jenis usaha yang ditekuni.
Hingga saat ini ia mencatat belum ada kredit bermasalah yang timbul signifikan dari debitur yang mendapatkan kredit tanpa agunan tersebut.
"Kami turun ke lapangan melakukan survei karena ini kredit tanpa agunan. Misalnya jika satu sampai dua kali (menunggak), maka pengambilan beras bisa ditunda," ujarnya.
Desa Kemenuh merupakan satu dari 217 desa yang memiliki masyarakat miskin di seluruh Bali yang mendapatkan kucuran dana Gerbangsadu Mandara sejak tahun 2012 hingga 2016.
Tahun 2017, Pemprov Bali tidak menambah desa penerima program tersebut menyusul semakin besarnya berbagai dana dari pemerintah termasuk Pusat yang mengalir ke desa. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami ingin memastikan realisasi program tersebut," Kepala Bagian Publikasi Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol Setda Provinsi Bali Adi Mastika ditemui ketika meninjau program Gerbangsadu di Banjar (dusun) Tengah Kauh Desa Kemenuh, Kabupaten Gianyar, Selasa.
Pemerintah Provinsi Bali mengucurkan dana Rp1 miliar dan Rp20 juta untuk operasional kepada Desa Kemenuh pada tahun 2016.
Kepala Desa Kemenuh I Dewa Nyoman Neka menyebutkan bahwa sebelumnya di desa tersebut memiliki 460 kepala keluarga miskin dari total jumlah penduduk mencapai sekitar 9.777 orang atau 1.764 kepala keluarga (KK).
Namun setelah mendapatkan bantuan Gerbangsadu Mandara, Neka menyebutkan angka kemiskinan di desa itu dapat turun hingga menyisakan 193 KK.
Neka menjelaskan sekitar Rp980 juta dana Gerbangsadu itu dialokasikan untuk kredit bagi warga miskin yang berprofesi sebagai pengrajin kerajinan tangan dan peternakan dengan bunga pinjaman mencapai 0,5 persen per bulan.
Sedangkan sisanya digunakan untuk membiayai infrastruktur gedung Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) untuk menunjang pelayanan kepada masyarakat.
Bahkan, lanjut Neka, koperasi di bawah naungan Bumdes yang pada tahun 2006 telah bangkrut dan dililit hutang, kini kembali bangkit dan saat ini memiliki aset sebesar Rp250 juta.
"Setelah mendapat bantuan dua sampai 10 juta malah mereka (warga yang sebelumnya masuk kategori miskin) bisa naik dari segi ekonomi karena kami berikan bantuan pinjaman dengan bunga 0,5 persen per bulan," ucapnya.
Hampir 20 persen dari total jumlah penduduk di desa itu, ucap Neka, berprofesi sebagai pengrajin kerajinan, sebagian di antaranya merupakan pengrajin yang menerima upah dari tengkulak.
Pengrajin kerajinan, Ketut Sutrisna mengaku mendapatkan pinjaman sebesar Rp3 juta yang digunakan untuk membeli peralatan dan cat untuk kerajinan.
Sebelumnya ia harus memutar otak untuk mencari sumber dana salah satunya dengan cara meminjam di sejumlah tempat.
"Setelah dapat pinjaman, sekarang (keuangan) bisa diputar. Tanpa bantuan itu dulu agak seret. Pinjam sana sini untuk uang dapur dan anak sekolah," ucapnya ketika ditemui di kediamannya.
Dibantu sang istri, Ketut mampu mempercantik kerajinan kayu berbentuk kucing tersebut sebanyak 10 set per hari dengan ongkos mencapai Rp9.000 per hari untuk satu set kerajinan yang berjumlah tiga buah.
Kepala Bumdes Kemenuh Wayan Sukadana mengatakan masyarakat miskin dapat meminjam dana hingga Rp20 juta tergantung jenis usaha yang ditekuni.
Hingga saat ini ia mencatat belum ada kredit bermasalah yang timbul signifikan dari debitur yang mendapatkan kredit tanpa agunan tersebut.
"Kami turun ke lapangan melakukan survei karena ini kredit tanpa agunan. Misalnya jika satu sampai dua kali (menunggak), maka pengambilan beras bisa ditunda," ujarnya.
Desa Kemenuh merupakan satu dari 217 desa yang memiliki masyarakat miskin di seluruh Bali yang mendapatkan kucuran dana Gerbangsadu Mandara sejak tahun 2012 hingga 2016.
Tahun 2017, Pemprov Bali tidak menambah desa penerima program tersebut menyusul semakin besarnya berbagai dana dari pemerintah termasuk Pusat yang mengalir ke desa. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017