Kudus, Jawa Tengah (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, tertarik menggunakan "coldstorage"
(ruang pendingin ikan) yang diproduksi PT Pusaka Raya (Pura) Barutama
Divisi Engineering, Kudus, yang tergolong canggih dalam teknologi
penyimpanan hasil panen pertanian di daerah itu.
"Kami mengunjungi PT Pura sebagai pabrik pembuatan alat-alat pertanian di Kota Kretek, Kudus, karena kecanggihan teknologinya," kata Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Selasa.
Dalam kegiatan Pekan Informasi Pembangunan (PIP) itu, Pemkab Badung melakukan lawatan ke pabrik pembuat mesin pertanian tersebut dengan dipimpin Giri Prasta yang didampingi Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa dan sejumlah pejabat terkait di daerah itu.
Giri Prasta tertarik bekerja sama dengan perusahaan itu untuk mengembangkan pertanian dengan sentuhan teknologi dan secara langsung melihat alat-alat penyimpanan produk-produk pertanian di ruang Riset dan Teknologi PT Pura Agro Mandiri, Kudus.
Selain itu, Giri Prasta mengakui kehebatan gudang penyimpanan hasil pertanian di ruang Riset dan Teknologi Pura Agro Mandiri, karena mampu menyimpan produksi pertanian mulai dari bawang, cabai, tomat dan berbagai hasil pertanian kultura lainnya yang bisa disimpan dalam jangka waktu cukup lama dengan bobot ratusan ton.
"Saya kagum hasil produk-produk pertanian ini disimpan dalam sebuah wadah pendingin yang sangat besar, sehingga bisa menyimpan berton-ton hasil pertanian," ujarnya.
Ia juga mengaku ketangguhan satu colstorage yang dapat menyimpan lebih dari 25 ton komoditas pertanian.
Sementara itu, Agung Subani selaku vice plant manager "controlled atmosphaer storage" (CAS) menerangkan, alat penyimpanan bahan komoditas paling muktahir ini memadukan teknologi pendingin, pengontrol RH, dan pengontrol atmosphare.
"CAS memiliki keunggulan mampu menyimpan hasil pertanian hingga jangka waktu tiga hingga enam bulan," katanya.
Keunggulan lainnya, faktor hilang susut bobot komoditas sangat minim yaitu kurang dari 10 persen. Selain itu, kualitas dan kesegaran produksi juga lebih terjaga.
"Yang terpenting alat ini dapat menjaga ketersediaan pangan di Kudus, karena hasil produksi komoditas hasil pertanian ini bisa dikendalikan, termasuk kenaikan harga-harganya," ujarnya.
Ia menambahkan, teknologi CAS ini meliputi storage room, yakni rangkaian insulation panel setebal 10 centimeter yang dilengkapi pintu dan jendela instal, Refrigerator sebagai pengendali temperatur storage room, Humidifier sebagai pengendali kelembaban storage room, dan atmosphare kontrol yang berfungsi sebagai pengendali atsmosphare agar terjadi dormansi atau mati suri.
"Kalau kendala petani biasanya penyimpanan hasil, faktor cuaca, distribusi. Nah, dengan alat ini maka kendala-kendala itu bisa diatasi," kata Agung Subani.
Ia menambahkan komoditas pertanian yang disimpan di pendingin bisa dikeluarkan kapan saja dan sesuai kebutuhan.
"Saat produksi petani melimpah, kita simpan disini. Namun, saat tidak memproduksi maka otomatis akan menjadi cadangan, sehingga tidak ada istilah kekurangan produk," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami mengunjungi PT Pura sebagai pabrik pembuatan alat-alat pertanian di Kota Kretek, Kudus, karena kecanggihan teknologinya," kata Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Selasa.
Dalam kegiatan Pekan Informasi Pembangunan (PIP) itu, Pemkab Badung melakukan lawatan ke pabrik pembuat mesin pertanian tersebut dengan dipimpin Giri Prasta yang didampingi Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa dan sejumlah pejabat terkait di daerah itu.
Giri Prasta tertarik bekerja sama dengan perusahaan itu untuk mengembangkan pertanian dengan sentuhan teknologi dan secara langsung melihat alat-alat penyimpanan produk-produk pertanian di ruang Riset dan Teknologi PT Pura Agro Mandiri, Kudus.
Selain itu, Giri Prasta mengakui kehebatan gudang penyimpanan hasil pertanian di ruang Riset dan Teknologi Pura Agro Mandiri, karena mampu menyimpan produksi pertanian mulai dari bawang, cabai, tomat dan berbagai hasil pertanian kultura lainnya yang bisa disimpan dalam jangka waktu cukup lama dengan bobot ratusan ton.
"Saya kagum hasil produk-produk pertanian ini disimpan dalam sebuah wadah pendingin yang sangat besar, sehingga bisa menyimpan berton-ton hasil pertanian," ujarnya.
Ia juga mengaku ketangguhan satu colstorage yang dapat menyimpan lebih dari 25 ton komoditas pertanian.
Sementara itu, Agung Subani selaku vice plant manager "controlled atmosphaer storage" (CAS) menerangkan, alat penyimpanan bahan komoditas paling muktahir ini memadukan teknologi pendingin, pengontrol RH, dan pengontrol atmosphare.
"CAS memiliki keunggulan mampu menyimpan hasil pertanian hingga jangka waktu tiga hingga enam bulan," katanya.
Keunggulan lainnya, faktor hilang susut bobot komoditas sangat minim yaitu kurang dari 10 persen. Selain itu, kualitas dan kesegaran produksi juga lebih terjaga.
"Yang terpenting alat ini dapat menjaga ketersediaan pangan di Kudus, karena hasil produksi komoditas hasil pertanian ini bisa dikendalikan, termasuk kenaikan harga-harganya," ujarnya.
Ia menambahkan, teknologi CAS ini meliputi storage room, yakni rangkaian insulation panel setebal 10 centimeter yang dilengkapi pintu dan jendela instal, Refrigerator sebagai pengendali temperatur storage room, Humidifier sebagai pengendali kelembaban storage room, dan atmosphare kontrol yang berfungsi sebagai pengendali atsmosphare agar terjadi dormansi atau mati suri.
"Kalau kendala petani biasanya penyimpanan hasil, faktor cuaca, distribusi. Nah, dengan alat ini maka kendala-kendala itu bisa diatasi," kata Agung Subani.
Ia menambahkan komoditas pertanian yang disimpan di pendingin bisa dikeluarkan kapan saja dan sesuai kebutuhan.
"Saat produksi petani melimpah, kita simpan disini. Namun, saat tidak memproduksi maka otomatis akan menjadi cadangan, sehingga tidak ada istilah kekurangan produk," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017