Singaraja (Antara Bali) - Kawasan desa tua di Kabupaten Buleleng, Bali terus mendorong pengembangan penataan pariwisata terintegrasi untuk menarik kunjungan wisatawan mancanegara ke wilayah tersebut.
"Kawasan kami mulai dikenal sebagai salah satu tujuan wisata bagi kalangan wisatawan mancanegara. Oleh karena itu kini kami terus berbenah," kata Kepala Desa tua Suarjaya, di Singaraja, Rabu.
Ia mengatakan, empat desa tua yakni Sidetapa, Cempaga, Tigawasa dan Pedawa (SCTV) kini dikenal satu desa wisata di Buleleng. Ragam budayanya sangat unik dengan keberadaan masyarakat Bali Aga atau masyarakat Bali asli.
Ia menambahkan, desa di kawasan SCTV memiliki begitu banyak masyarakat bergerak dalam bidang usaha menengah dan kecil utamanya kerajinan anyaman bambu. Selain itu punya potensi perkebunan berbasis masyarakat yang sangat luar biasa.
Suarjaya, yang juga memiliki pengalaman puluhan tahun sebagai pelaku wisata, menyatakan ingin mencurahkan ide dalam mengembangkan desa kelahirannya dengan harapan dapat mendorong pergerakan ekonomi di desanya itu.
Salah satunya Desa Cempaga dikenal sebagai desa dengan tingkat kriminal tinggi, sama dengan desa lain seperti Sidetapa, Pedawa dan Tigawasa. Namun gambaran itu mulai bergeser bahkan Pedawa kini dikenal sebagai desa wisata yang sangat diminati.
"Kami juga telah membentuk `pasemetonan` atau forum komunikasi lima desa di Bali Aga. Kami harapkan pariwisata dapat mendorong peningkatan ekomomi masyarakat," katanya.
"Dengan pengelolaan terintegrasi, pihaknya berharap segala hal terkait pengembangan pariwisata dapat dijalankan lebih tertata lagi dan mampu menonjolkan promosi yang tepat," papar dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kawasan kami mulai dikenal sebagai salah satu tujuan wisata bagi kalangan wisatawan mancanegara. Oleh karena itu kini kami terus berbenah," kata Kepala Desa tua Suarjaya, di Singaraja, Rabu.
Ia mengatakan, empat desa tua yakni Sidetapa, Cempaga, Tigawasa dan Pedawa (SCTV) kini dikenal satu desa wisata di Buleleng. Ragam budayanya sangat unik dengan keberadaan masyarakat Bali Aga atau masyarakat Bali asli.
Ia menambahkan, desa di kawasan SCTV memiliki begitu banyak masyarakat bergerak dalam bidang usaha menengah dan kecil utamanya kerajinan anyaman bambu. Selain itu punya potensi perkebunan berbasis masyarakat yang sangat luar biasa.
Suarjaya, yang juga memiliki pengalaman puluhan tahun sebagai pelaku wisata, menyatakan ingin mencurahkan ide dalam mengembangkan desa kelahirannya dengan harapan dapat mendorong pergerakan ekonomi di desanya itu.
Salah satunya Desa Cempaga dikenal sebagai desa dengan tingkat kriminal tinggi, sama dengan desa lain seperti Sidetapa, Pedawa dan Tigawasa. Namun gambaran itu mulai bergeser bahkan Pedawa kini dikenal sebagai desa wisata yang sangat diminati.
"Kami juga telah membentuk `pasemetonan` atau forum komunikasi lima desa di Bali Aga. Kami harapkan pariwisata dapat mendorong peningkatan ekomomi masyarakat," katanya.
"Dengan pengelolaan terintegrasi, pihaknya berharap segala hal terkait pengembangan pariwisata dapat dijalankan lebih tertata lagi dan mampu menonjolkan promosi yang tepat," papar dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017