Malang (Antara Bali) - Abrakadabra...bukan sekedar sulap bukan tipu-tipu
belaka. Ternyata, limbah rambut jagung bisa dijadikan bahan dasar
pembuatan kosmetik tabir surya yang berkhasiat bagi pemeliharaan
kesehatan kulit.
Dosen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Tekniologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) Malang Rosalina Ariesta Laeliocattleya menciptakan tabir surya akami yang berbahan dasar limbah rambut jagung.
Rosalina yang juga dosen Kimia Dasar, Kimia Pangan dan Biokimia FTP UB Malang itu, Jumat mengatakan melimpahnya limbah rambut jagung tanpa pengolahan yang memadai menginspirasi dirinya untuk mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat dan ternyata bisa dijadijan bahan baku sebagai tabir surya.
"Kandungan nutrisi rambut jagung mampu melindungi kulit dari paparan matahari dengan perlindungan sebesar SPF 25, sehingga sangat potensial dikembangkan lebih lanjut sebagai bahan dasar produk tabir surya alami," katanya di Malang, Jawa Timur.
Menurut dia, saat ini di Indonesia masih sangat jarang kosmetik berbahan alami. "Di Tanah Air kita banyak tanaman yang bisa dijadikan bahan alami. Kita memiliki rambut jagung yang belum dimanfaatkan secara optimal, padahal dari penelitian yang kami lakukan di laboratorium, rambut jagung ini memiliki kandungan nutrisi penangkal sinar matahari," urainya.
Berdasarkan uji laboratorium yang dilakukannya bersama tim, nilai Sun Protection Factor (SPF) rambut jagung ini mencapai 25.8. Nilai perlindungan UV yang baik adalah SPF diatas 15. Dengan demikian rambut jagung ini sangat potensial sekali bila dimanfaatkan sebagai tabir surya.
Ia mengemukakan proses pembuatan tabir surya alami yang berbahan rambut jagung ini juga relatif sederhana. Setelah proses pencucian dan pengeringan, rambut jagung itu akan diserbukkan untuk kemudian diekstrak dan diuji lebih lanjut untuk menghasilkan produk yang aman dan kaya manfaat.
Mengingat melimpahnya bahan baku, proses pembuatannya yang relatif mudah serta lebih ramah lingkungan, produk ini sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut berkolaborasi dengan farmasi dan industri.
"Ke depan, saya optimistis untuk mengembangkan tabir surya ini karena selain bahan bakunya yang cukup melimpah, juga lebih aman bagi kulit mengingat bahannya yang alami," paparnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Dosen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Tekniologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) Malang Rosalina Ariesta Laeliocattleya menciptakan tabir surya akami yang berbahan dasar limbah rambut jagung.
Rosalina yang juga dosen Kimia Dasar, Kimia Pangan dan Biokimia FTP UB Malang itu, Jumat mengatakan melimpahnya limbah rambut jagung tanpa pengolahan yang memadai menginspirasi dirinya untuk mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat dan ternyata bisa dijadijan bahan baku sebagai tabir surya.
"Kandungan nutrisi rambut jagung mampu melindungi kulit dari paparan matahari dengan perlindungan sebesar SPF 25, sehingga sangat potensial dikembangkan lebih lanjut sebagai bahan dasar produk tabir surya alami," katanya di Malang, Jawa Timur.
Menurut dia, saat ini di Indonesia masih sangat jarang kosmetik berbahan alami. "Di Tanah Air kita banyak tanaman yang bisa dijadikan bahan alami. Kita memiliki rambut jagung yang belum dimanfaatkan secara optimal, padahal dari penelitian yang kami lakukan di laboratorium, rambut jagung ini memiliki kandungan nutrisi penangkal sinar matahari," urainya.
Berdasarkan uji laboratorium yang dilakukannya bersama tim, nilai Sun Protection Factor (SPF) rambut jagung ini mencapai 25.8. Nilai perlindungan UV yang baik adalah SPF diatas 15. Dengan demikian rambut jagung ini sangat potensial sekali bila dimanfaatkan sebagai tabir surya.
Ia mengemukakan proses pembuatan tabir surya alami yang berbahan rambut jagung ini juga relatif sederhana. Setelah proses pencucian dan pengeringan, rambut jagung itu akan diserbukkan untuk kemudian diekstrak dan diuji lebih lanjut untuk menghasilkan produk yang aman dan kaya manfaat.
Mengingat melimpahnya bahan baku, proses pembuatannya yang relatif mudah serta lebih ramah lingkungan, produk ini sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut berkolaborasi dengan farmasi dan industri.
"Ke depan, saya optimistis untuk mengembangkan tabir surya ini karena selain bahan bakunya yang cukup melimpah, juga lebih aman bagi kulit mengingat bahannya yang alami," paparnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017