Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan pihak manajemen hotel di Pulau Dewata jangan sampai menjual paket wisata Nyepi kepada para wisatawan terkait dengan hari suci yang jatuh pada 28 Maret 2017.

"Nyepi itu hari raya yang sakral, sebaiknya jangan dijual. Saya lihat PHDI juga sudah mengingatkan. Ini bukan jualan, ini hari raya yang sakral. Oleh karena itu, apapun, semangat menjual itu mestinya nggak boleh," kata Pastika di sela-sela pelaksanaan Musrenbang RKPD Provinsi Bali 2018, di Denpasar, Selasa.

Menurut dia, pihak hotel seharusnya menyesuaikan yakni dengan turut mematikan lampu atau menggunakan penerangan yang minimum, jangan justru membuat hingar-bingar dengan menghidupkan musik.

"Tetapi kalau bisa rayakan dengan yang seperti kita merayakan. Jangan di hotel malah pesta-pesta, itu tidak boleh. Jadi, saya harapkan hotel-hotel juga menyesuaikan, minimum suara, minimum lampu, beritahu lah kepada tamunya. Saya yakin mereka menghargai," ujar Pastika.

Pihaknya sangat tidak setuju kalau manajemen hotel mencari keuntungan dengan menjual paket Nyepi karena masih banyak alternatif "jualan" lainnya yang bisa dilakukan setelah hari Nyepi berlalu.

Selain itu, dia pun mengaku tidak setuju kalau ada umat Hindu Bali justru merayakan Nyepi dengan berlibur di hotel. "Siapa yang menghormati kita kalau bukan kita sendiri," ucapnya.

Orang nomor satu di Bali itu menambahkan, jika sampai ada pihak hotel yang melanggar imbauan tersebut agar pecalang (petugas pengamanan adat) di seputaran hotel dapat melakukan teguran langsung. "Jangan terus bangga malah diajak keliling-keliling tamunya, itu juga salah," katanya.

Sementara itu, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana mengatakan dalam Nyepi tahun ini PHDI akan menerapkan pengawasan yang lebih ketat.

Apabila ada hotel yang diketahui menyajikan paket Nyepi, maka pihak manajemen hotel yang bersangkutan akan dipanggil dan disidangkan. Dengan demikian, nanti pihak pemerintah bisa menjatuhkan sanksi yang sesuai dengan ketentuan.

"Imbauan kami ini sudah sejak tiga tahun lalu. Kami juga sudah punya mata-mata di setiap hotel, kami libatkan juga orang-orang hotelnya sendiri. Nanti, akan kami minta untuk kirimkan informasi dan kirimkan foto-fotonya. Kalau kedapatan, akan kami panggil manajer hotelnya dan manajemennya dan kita sidangkan, apa maksudnya mereka melakukan itu," ujar Sudiana. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017