Denpasar (Antara Bali) - Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya mengimbau warga masyarakat untuk tidak resah terkait isu merebaknya penyakit yang disebabkan bakteri meningitis streptococcus suis (MSS) di Bali akhir-akhir ini.
"Saya mengimbau warga masyarakat untuk tidak resah dengan isu adanya bakteri MSS menyebar di Bali," katanya di Denpasar, Rabu.
Wali kota mengatakan kondisi tersebut telah diantisipasi oleh Dinas Pertanian Kota Denpasar melakukan disinfeksi dengan disinfektan di sejumlah kandang babi di wilayah Denpasar, serta Dinas Kesehatan melakukan edukasi kepada masyarakat dan warung babi guling.
"Saya harapkan warga masyarakat tidak resah dan khawatir terhadap isu tersebut," ujar Rai Mantra.
Ia mengatakan masyarakat dapat memperhatikan pengolahan daging babi secara baik dengan tingkat kematangan daging mencapai 100 derajat celcius. Selain itu para peternak babi untuk tetap menjaga kesehatan babi, dan kebersihan kandang dengan selalu memperhatikan pengelolaan limbah sesuai dengan kaidah-kaidah yang dipersyaratkan.
Rai Mantra mengharapkan pemotongan babi dapat dilakukan di rumah pemotongan hewan (RPH), yang nantinya dapat melakukan pengecekan kesehatan babi sebelum dipotong dengan keterlibatan dokter hewan.
Disamping itu, Rai Mantra juga mengintruksikan Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar dan pengelola pasar rakyat untuk turut serta melakukan pengawasan.
"Perusahaan Daerah Pasar dan pengelola pasar rakyat juga agar ikut melakukan pengawasan di kawasan pasar-pasar rakyat," ujarnya.
Rai Mantra juga menyoroti pedagang daging dipinggir jalan yang terus dapat dilakukan pemantauan dari instansi terkait. Hal ini juga berpengaruh pada kualitas daging yang dijual, sehingga diharapkan kepada pedagang sebaiknya berjualan di dalam pasar rakyat.
"Tidak semua daging babi itu mengandung MSS, serta tidak khawatir mengkonsumsi jika pengolahan dilakukan secara benar dan baik," kata Rai Mantra.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr. Luh Putu Sri Armini mengatakan pihaknya telah melakukan langkah-langkah penyuluhan kepada masyarakat terkait isu MSS.
Ia mengatakann pada bulan Januari lalu pihaknya melibatkan petugas Kesling (kesehatan lingkungan) dan Promkes (promosi kesehatan) puskesmas yang ada di empat kecamatan untuk melakukan penyuluhan ke rumah warga dan pedagang babi guling.
Penyuluhan ini juga memberikan edukasi terkait dengan penyediaan bahan yang didapat dari sumber yang resmi dan sehat, pengolahannya yang sehat dan baik serta tak terlepas dengan cara penyajian yang baik.
Saat ini, menurut Sri Armini, bahwa Kesling dan Promkes di setiap puskesmas secara berkelanjutan turun untuk memberikan edukasi ke pedagang serta mengedukasi masyarakat.
"Sehingga diharapkan dari langkah ini masyarakat tidak resah dengan isu MSS asalkan daging yang dikonsumsi jelas asalnya dan pengolahannya secara baik," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Saya mengimbau warga masyarakat untuk tidak resah dengan isu adanya bakteri MSS menyebar di Bali," katanya di Denpasar, Rabu.
Wali kota mengatakan kondisi tersebut telah diantisipasi oleh Dinas Pertanian Kota Denpasar melakukan disinfeksi dengan disinfektan di sejumlah kandang babi di wilayah Denpasar, serta Dinas Kesehatan melakukan edukasi kepada masyarakat dan warung babi guling.
"Saya harapkan warga masyarakat tidak resah dan khawatir terhadap isu tersebut," ujar Rai Mantra.
Ia mengatakan masyarakat dapat memperhatikan pengolahan daging babi secara baik dengan tingkat kematangan daging mencapai 100 derajat celcius. Selain itu para peternak babi untuk tetap menjaga kesehatan babi, dan kebersihan kandang dengan selalu memperhatikan pengelolaan limbah sesuai dengan kaidah-kaidah yang dipersyaratkan.
Rai Mantra mengharapkan pemotongan babi dapat dilakukan di rumah pemotongan hewan (RPH), yang nantinya dapat melakukan pengecekan kesehatan babi sebelum dipotong dengan keterlibatan dokter hewan.
Disamping itu, Rai Mantra juga mengintruksikan Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar dan pengelola pasar rakyat untuk turut serta melakukan pengawasan.
"Perusahaan Daerah Pasar dan pengelola pasar rakyat juga agar ikut melakukan pengawasan di kawasan pasar-pasar rakyat," ujarnya.
Rai Mantra juga menyoroti pedagang daging dipinggir jalan yang terus dapat dilakukan pemantauan dari instansi terkait. Hal ini juga berpengaruh pada kualitas daging yang dijual, sehingga diharapkan kepada pedagang sebaiknya berjualan di dalam pasar rakyat.
"Tidak semua daging babi itu mengandung MSS, serta tidak khawatir mengkonsumsi jika pengolahan dilakukan secara benar dan baik," kata Rai Mantra.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr. Luh Putu Sri Armini mengatakan pihaknya telah melakukan langkah-langkah penyuluhan kepada masyarakat terkait isu MSS.
Ia mengatakann pada bulan Januari lalu pihaknya melibatkan petugas Kesling (kesehatan lingkungan) dan Promkes (promosi kesehatan) puskesmas yang ada di empat kecamatan untuk melakukan penyuluhan ke rumah warga dan pedagang babi guling.
Penyuluhan ini juga memberikan edukasi terkait dengan penyediaan bahan yang didapat dari sumber yang resmi dan sehat, pengolahannya yang sehat dan baik serta tak terlepas dengan cara penyajian yang baik.
Saat ini, menurut Sri Armini, bahwa Kesling dan Promkes di setiap puskesmas secara berkelanjutan turun untuk memberikan edukasi ke pedagang serta mengedukasi masyarakat.
"Sehingga diharapkan dari langkah ini masyarakat tidak resah dengan isu MSS asalkan daging yang dikonsumsi jelas asalnya dan pengolahannya secara baik," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017