Negara (Antara Bali) - Pemkab Jembrana menyeleksi ogoh-ogoh yang akan mewakili setiap kecamatan, untuk mengikuti lomba menjelang Hari Raya Nyepi mendatang.
Di Kecamatan Melaya, Bupati I Putu Artha bersama Wakil Bupati I Made Kembang Hartawan yang juga ketua tim penilai, Selasa, mendatangi setiap banjar atau dusun untuk menyeleksi ogoh-ogoh yang akan mewakili kecamatan tersebut.
Kembang mengatakan, setiap kecamatan akan diwakili tiga ogoh-ogoh yang akan diarak hingga ke catus pata atau persimpangan jalan di depan Kantor Bupati Jembrana.
"Temanya tahun ini adalah ogoh-ogoh simbol butakala. Selain kesesuaian dengan tema, kami juga menilai bahan pembuatan ogoh-ogoh harus ramah lingkungan," kata Kembang didampingi Kepala Dinas Pariwisata Dan Budaya Jembrana Nengah Alit, bersama anggota tim penilai lainnya.
Dari beberapakali penyelenggaraan lomba ini, ia mengatakan, kreativitas sekaa teruna teruni (kelompok muda mudi) semakin baik, dengan penggarapan detail ogoh-ogoh yang lebih serius.
Menurutnya, Pemkab Jembrana memberikan bantuan Rp850 ribu untuk pembuatan ogoh-ogoh setiap sekaa teruna teruni yang akan mengikuti lomba, dan bantuan itu ditambah menjadi Rp4 juta saat lolos sebagai peserta tingkat kabupaten.
Sedangkan Bupati I Putu Artha mengingatkan masyarakat, agar tidak membuat apalagi menampilkan ogoh-ogoh yang mengandung unsur SARA, karena parade ogoh-ogoh merupakan upaya untuk menjaga tradisi Bali yang sudah ada turun temurun.
Setiap menjelang Hari Raya Nyepi, masyarakat Bali membuat ogoh-ogoh yaitu sejenis patung simbol butakala yang diarak untuk kemudian dibakar.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Di Kecamatan Melaya, Bupati I Putu Artha bersama Wakil Bupati I Made Kembang Hartawan yang juga ketua tim penilai, Selasa, mendatangi setiap banjar atau dusun untuk menyeleksi ogoh-ogoh yang akan mewakili kecamatan tersebut.
Kembang mengatakan, setiap kecamatan akan diwakili tiga ogoh-ogoh yang akan diarak hingga ke catus pata atau persimpangan jalan di depan Kantor Bupati Jembrana.
"Temanya tahun ini adalah ogoh-ogoh simbol butakala. Selain kesesuaian dengan tema, kami juga menilai bahan pembuatan ogoh-ogoh harus ramah lingkungan," kata Kembang didampingi Kepala Dinas Pariwisata Dan Budaya Jembrana Nengah Alit, bersama anggota tim penilai lainnya.
Dari beberapakali penyelenggaraan lomba ini, ia mengatakan, kreativitas sekaa teruna teruni (kelompok muda mudi) semakin baik, dengan penggarapan detail ogoh-ogoh yang lebih serius.
Menurutnya, Pemkab Jembrana memberikan bantuan Rp850 ribu untuk pembuatan ogoh-ogoh setiap sekaa teruna teruni yang akan mengikuti lomba, dan bantuan itu ditambah menjadi Rp4 juta saat lolos sebagai peserta tingkat kabupaten.
Sedangkan Bupati I Putu Artha mengingatkan masyarakat, agar tidak membuat apalagi menampilkan ogoh-ogoh yang mengandung unsur SARA, karena parade ogoh-ogoh merupakan upaya untuk menjaga tradisi Bali yang sudah ada turun temurun.
Setiap menjelang Hari Raya Nyepi, masyarakat Bali membuat ogoh-ogoh yaitu sejenis patung simbol butakala yang diarak untuk kemudian dibakar.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017