Denpasar (Antara Bali) - Asosiasi Industri Animasi dan Kreatif Indonesia (Ainaki) mendorong generasi muda untuk melakukan inovasi dan menekuni bidang kreativitas dalam industri animasi, karena pekerjaan tersebut banyak menyerap tenaga kerja.
"Kami mendorong generasi muda untuk melakukan kreativitas dalam industri animasi. Karena melihat peluang kerja ini sangat terbuka untuk mengisi konten-konten televisi maupun layar lebar," kata Direktur Pengembangan Bisnis Ainaki Bertha Nainggolan di Bali Creative Industry Centre (BCIC), di Kota Denpasar, Minggu.
Dalam melakukan kegiatan di Balai Diklat Perindustrian Kota Denpasar itu, pihak Ainaki bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian, agar Balai Diklat Perindustrian bisa mencetak generasi muda yang mampu bekerja dalam industri animasi.
"Hasil dari industri kreatif yang dibuat oleh studio di Indonesia sudah cukup banyak untuk pembuatan film animasi, bahkan ada juga pesanan dari luar negeri. Industri tersebut sangat membutuhkan banyak tenaga kerja," ujarnya Bertha yang juga Account Director Castle Production itu.
Ia mengatakan keberadaan BCIC tersebut bertujuan melatih anak-anak muda yang mempunyai keinginan belajar membuat film-film kartun atau animasi dengan berbasis digital.
Dalam pelatihan itu, peserta akan didampingi oleh tenaga instruktur yang sudah berpengalaman dalam pembuatan gambar maupun film-film animasi,sehingga dalam pelatihan yang cukup singkat tersebut diharapkan para peserta bisa menguasai gambar animasi itu.
"Semua yang mengikuti pelatihan ini memang sudah mempunyai pengetahuan dasar, sehingga dalam pendidikan dan pelatihan tinggal memperdalam pengetahuan dan cara penggunaan peralatan komputer. Yang dulunya digambar diatas kertas, tetapi dengan komputer ada alat khusus menggambarnya yang langsung masuk file software," ujarnya.
Menurut Bertha, Ainaki saat ini sudah merangkul sedikitnya 60 studio yang khusus membuat gambar atau film animasi. Bahkan studio tersebut juga membawahi para startup (pemula).
"Di balai diklat tersebut memberi kesempatan kepada anak muda yang mempunyai kegemaran dan pengembangan industri kreatif.
Untuk bisa ikut diklat dengan cara datang langsung ke Kantor BCIC atau melalui pendaftaran secara online," ucapnya.
Sementara itu, seorang instruktur BCIC Agung Oka Sudarsana mengatakan peserta diklat pada umumnya sudah menguasai pengetahuan dasar, mulai dari menggambar maupun software komputer animasi.
"Disini mereka kami hanya mengarahkan dan melatih serta memperdalam pengetahuan yang selama ini sudah dikuasai. Jadi dalam waktu singkat selama pelatihan sudah mengusai sepenuhnya," ujarnya.
Ia mengatakan peserta pelatihan di balai diklat itu dari seluruh Indonesia, dan saat ini ada sebanyak 25 orang yang khusus memperdalam gambar atau film animasi.
"Peserta kali ini datang dari seluruh Indonesia. Mereka berbaur untuk saling bertukar pengalaman dan disatukan dalam materi yang sudah dirancang dari Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan Ainaki. Peserta dari Bali dalam angkatan ini hanya dua orang," ucapnya.
Oka Sudarsana berharap kepada anak muda untuk melirik pekerjaan yang lebih menjanjikan pada masa depan, salah satunya di sektor industri animasi ini. Sudah cukup banyak gambar animasi yang dibuat di Tanah Air yang ditayangkan dalam bentuk film di televisi maupun layar lebar (film bioskup).
"Jadi, peluang industri kreatif animasi sangat menjanjikan pekerjaan masa depan. Kesempatan ini harus dimanfaatkan oleh generasi muda dalam meningkatkan daya saing, khususnya industri animasi," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami mendorong generasi muda untuk melakukan kreativitas dalam industri animasi. Karena melihat peluang kerja ini sangat terbuka untuk mengisi konten-konten televisi maupun layar lebar," kata Direktur Pengembangan Bisnis Ainaki Bertha Nainggolan di Bali Creative Industry Centre (BCIC), di Kota Denpasar, Minggu.
Dalam melakukan kegiatan di Balai Diklat Perindustrian Kota Denpasar itu, pihak Ainaki bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian, agar Balai Diklat Perindustrian bisa mencetak generasi muda yang mampu bekerja dalam industri animasi.
"Hasil dari industri kreatif yang dibuat oleh studio di Indonesia sudah cukup banyak untuk pembuatan film animasi, bahkan ada juga pesanan dari luar negeri. Industri tersebut sangat membutuhkan banyak tenaga kerja," ujarnya Bertha yang juga Account Director Castle Production itu.
Ia mengatakan keberadaan BCIC tersebut bertujuan melatih anak-anak muda yang mempunyai keinginan belajar membuat film-film kartun atau animasi dengan berbasis digital.
Dalam pelatihan itu, peserta akan didampingi oleh tenaga instruktur yang sudah berpengalaman dalam pembuatan gambar maupun film-film animasi,sehingga dalam pelatihan yang cukup singkat tersebut diharapkan para peserta bisa menguasai gambar animasi itu.
"Semua yang mengikuti pelatihan ini memang sudah mempunyai pengetahuan dasar, sehingga dalam pendidikan dan pelatihan tinggal memperdalam pengetahuan dan cara penggunaan peralatan komputer. Yang dulunya digambar diatas kertas, tetapi dengan komputer ada alat khusus menggambarnya yang langsung masuk file software," ujarnya.
Menurut Bertha, Ainaki saat ini sudah merangkul sedikitnya 60 studio yang khusus membuat gambar atau film animasi. Bahkan studio tersebut juga membawahi para startup (pemula).
"Di balai diklat tersebut memberi kesempatan kepada anak muda yang mempunyai kegemaran dan pengembangan industri kreatif.
Untuk bisa ikut diklat dengan cara datang langsung ke Kantor BCIC atau melalui pendaftaran secara online," ucapnya.
Sementara itu, seorang instruktur BCIC Agung Oka Sudarsana mengatakan peserta diklat pada umumnya sudah menguasai pengetahuan dasar, mulai dari menggambar maupun software komputer animasi.
"Disini mereka kami hanya mengarahkan dan melatih serta memperdalam pengetahuan yang selama ini sudah dikuasai. Jadi dalam waktu singkat selama pelatihan sudah mengusai sepenuhnya," ujarnya.
Ia mengatakan peserta pelatihan di balai diklat itu dari seluruh Indonesia, dan saat ini ada sebanyak 25 orang yang khusus memperdalam gambar atau film animasi.
"Peserta kali ini datang dari seluruh Indonesia. Mereka berbaur untuk saling bertukar pengalaman dan disatukan dalam materi yang sudah dirancang dari Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan Ainaki. Peserta dari Bali dalam angkatan ini hanya dua orang," ucapnya.
Oka Sudarsana berharap kepada anak muda untuk melirik pekerjaan yang lebih menjanjikan pada masa depan, salah satunya di sektor industri animasi ini. Sudah cukup banyak gambar animasi yang dibuat di Tanah Air yang ditayangkan dalam bentuk film di televisi maupun layar lebar (film bioskup).
"Jadi, peluang industri kreatif animasi sangat menjanjikan pekerjaan masa depan. Kesempatan ini harus dimanfaatkan oleh generasi muda dalam meningkatkan daya saing, khususnya industri animasi," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017