Denpasar (Antara Bali) - Kantor Pendukung Pendidikan di Belanda (NESO) mendorong warga Bali memanfaatkan studi internasional karena banyak beasiswa yang disediakan untuk meningkatkan wawasan dan jaringan lebih luas.

Petugas Promosi Pendidikan NESO Inty Dienasari ditemui dalam pertemuan alumni penerima beasiswa di Denpasar, Jumat, mengatakan minat masyarakat Bali untuk meraih beasiswa masih tergolong minim.

"Minat masyarakat Bali studi ke luar negeri masih kalah misalnya dibandingkan dengan Surabaya," kata Inty.

Menurut Inty, salah satu kendala terbesar yang dialami calon mahasiswa untuk mendapatkan beasiswa luar negeri adalah bahasa khususnya bahasa Inggris.

Padahal, masyarakat Bali, lanjut dia, sangat familiar dengan bahasa Inggris mengingat Pulau Dewata merupakan daerah tujuan wisata dunia.

Inty menjelaskan hingga saat ini sekitar 9.600 alumni yang telah mendapatkan beasiswa melalui Kerja Sama Organisasi Internasional Pendidikan Tinggi di Belanda atau Nuffic NESO.

Sedangkan di Bali jumlah tidak sampai 10 persen dari total tersebut.

Menempuh pendidikan lanjutan di luar negeri, kata dia, memiliki sejumlah keunggulan di antaranya melatih mahasiswa untuk lebih mandiri, memahami budaya lain, cara berpikir yang lebih terbuka hingga terbangunnya jaringan lebih luas.

Sebagian besar alumni peraih beasiswa di Bali, lanjut dia, berkecimpung kembali ke masyarakat mulai menjadi tenaga pengajar atau dosen hingga menjadi aktivis di sejumlah yayasan. 

Rencananya informasi terkait studi di Belanda akan digelar di Gedung Barat Lantai tiga Gedung Keuangan Negara di Jalan Kusuma Atmaja Renon Denpasar pada Sabtu (11/3). (DWA)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017