Denpasar (Antara Bali) - Perhimpunan Bank-bank Umum Swasta Nasional (Perbanas) Provinsi Bali akan fokus menurunkan risiko kredit bermasalah atau NPL salah satunya melalui restrukturisasi kredit dan menerapkan prinsip hati-hati dalam penyaluran kredit.

"Tahun ini kami fokus menurunkan NPL. Salah satunya dengan cara restrukturisasi kredit," kata Ketua Perbanas Bali, Bambang Sugiharto di Denpasar, Kamis.

Selain restrukturisasi, pihaknya juga berupaya menurunkan NPL dengan mengambil alih aset untuk pelunasan dari kredit yang macet.

Perlambatan ekonomi, lanjut dia, dinilai menjadi penyebab masih adanya kredit bermasalah perbankan di Bali.

Kredit yang menyumbang NPL selama ini, kata dia, didominasi pembiayaan di sektor properti yang terjadi sejak dua tahun lalu.

Meski sektor properti dinilai sudah ada pergerakan namun, lanjut Bambang, belum mengembirakan dibandingkan dua tahun sebelumnya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara menyebutkan kondisi NPL seluruh perbankan di Bali berada pada level moderat yaitu 2,42 persen pada akhir 2016.

Angka ini lebih rendah dibandingkan rasio NPL perbankan secara nasional yang mencapai 2,97 persen.

Sementara khusus rasio NPL bank umum di Bali, tercatat 2,09 persen lebih rendah dari rasio NPL bank umum secara nasional 2,91 persen. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017