Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Kota Denpasar menetapkan pasar tradisional Kerta Waringin Sari Anggabaya menjadi pasar terbaik dalam "Festival Pasar Tradisional 2017".

Kepala Pasar Kerta Waringin Sari, Desa Anggabaya I Made Sukrasena di Denpasar, Sabtu mengatakan dengan dinobatkan pasar yang dikelola tersebut sebagai pasar terbaik pada `Festival Pasar Tradisional 2017` menjadi tantangan ke depannya agar lebih baik.

"Ini tantangan ke depannya agar pasar yang kami kelola agar lebih baik, dan kalau bisa mempertahankan juara tersebut," ujarnya.

Penyerahan piala bergilir dan piagam penghargaan tersebut dilakukan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra sudah dilakukan pada Kamis (23/2) malam, yang dihadiri perwakilan dari pengelola pasar tradisional itu.

Sukrasena lebih lanjut mengatakan pasar yang dikelola saat ini sudah mendapatkan program revitalisasi dari APBD Pemkot Denpasar tahun 2015 sebesar Rp3,2 miliar untuk penataan kios, los, senggol, dan kantor pengelola pasar.

Dari program revitalisasi Pasar Kerta Waringin saat ini memiliki 18 kios, 157 los, 21 pelataran dan 18 pedagang senggol.

Ia mengatakan di pasar tersebut juga menyediakan anjungan kuliner yang representatif dengan makanan khas, yakni nasi sela (ketela rambat) yang dipadu dengan menu lainnya.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Rai Mantra yang telah memberikan perhatian sangat besar bagi pasar-pasar tradisional sehingga mampu meningkatkan ekonomi masyarakat, khususnya Desa Anggabaya," ujarnya.

Sementara Wali Kota Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra pada penyerahan penghargaan tersebut mengatakan dengan lomba pasar tradisional itu sebagai tolok ukur untuk mengetahui perkembangan pasar yang sudah mendapatkan program revitalisasi oleh pemerintah.

"Kami akan terus melanjutkan program revitalisasi terhadap pasar-pasar tradisional di Denpasar, sehingga nantinya semua mendapat program itu," ujarnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kota Denpasar Made Mertajaya mengatakan kegiatan Festival Pasar Tradisional diikuti 39 pasar. Dengan kreteria yang sudah ditentukan oleh panitia.

Ia mengatakan terdapat tujuh aspek penilaian yang meliputi aspek budaya, aspek keamanan, ketertiban dan kenyamanan, aspek kebersihan dan keindahan, aspek kesehatan, sanitasi lingkungan, aspek infrastruktur pasar, aspek tata kelola pasar, dan aspek kinerja pasar.

"Terkait keramahan pedagang juga menjadi peran penting dalam aspek budaya yakni `metawahan` atau tawar-menawar yang sampai saat ini masih lestari di pasar desa," ujarnya.

Disamping itu, kata dia, dalam penilaian tidak melibatkan pasar-pasar yang telah dinobatkan sebagai pasar percontohan nasional serta pasar yang telah memiliki predikat baik di Asia Tenggara. Seperti pasar Agung Desa Peninjoan, Pasar Nyanggelan Panjer dan Pasar Sindu Sanur.

Tentu pasar-pasar ini dilibatkan dalam presentasi pengelola pasar yang nantinya dapat memberikan motivasi bagi keberadaan pasar rakyat di Kota Denpasar.

Mertajayalebih lanjut menjelaskan tidak hanya mencari pemenang dalam festival pasar, namun atas arahan Wali Kota Rai Mantra, penilaian juga dapat dilakukan dengan kolaborasi program pemberdayaan bagi pengelola pasar serta melibatkan Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) Denpasar dalam pengawasan pangan berbahaya yang beredar di pasar rakyat.

Sehingga visi misi dalam meningkatkan ekonomi kerakyatan yang dicetuskan Rai Mantra dapat tercapai melalui pengelolaan dan peningkatan fisik pasar rakyat sebagai unsur penting dalam ekonomi kerakyatan. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017