Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika merasa bangga karena generasi muda sudah memanfaatkan Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) untuk memberikan saran dan kritik pada pemerintah.
"Saya merasa bangga karena kalian sudah memanfaatkan podium ini. PB3AS dilaksanakan agar masyarakat dapat memberikan saran, kritik, usul kepada pemerintah supaya bekerja lebih baik. Karena pemerintah itu harus dikritik, harus diberitahu ini belum, ini benar, ini tidak benar," kata Pastika pada ajang PB3AS, di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar, Minggu.
Menurut dia, podium tersebut juga menjadi media untuk mengetahui siapa bibit-bibit pemimpin masa depan. Diharapkan generasi muda mau bicara, jangan hanya yang tua saja, sehingga pemikiran-pemikiran muda yang akan muncul.
Dia menambahkan, peran keluarga juga harus dijaga agar anak-anak muda tidak terlantar karena kesibukan pekerjaan orangtua.
Untuk memotivasi generasi muda agar lebih maju, Pastika memberikan tips untuk gagal sehingga hal ini tidak dilakukan. "Kegagalan itu sebabnya dua, satu berbuat saja tidak pernah berpikir, dan kedua berpikir terus tidak pernah berbuat," ujarnya.
Selain itu, kata dia, tidak jarang ketika orang tidak mau bicara, dalam hatinya "menggerundel" dan pada akhirnya tertekan lalu bunuh diri.
Sementara itu, Pande Kadek Krisna Yoga Mahaputra, Bendahara KSPAN SMAN 2 Denpasar dalam orasinya menyoroti permasalahan pergaulan bebas.
"Usia remaja merupakan masa transisi antara usia anak-anak menuju kedewasaan, sehingga pada usia ini sangat rentan terhadap pengaruh-pengaruh dari lingkungan sekitar," katanya.
Untuk itu Krisna mengajak para remaja menjauhi pergaulan bebas, seperti narkoba, seks bebas, dan bentuk pergaulan bebas lainnya.
Selain itu, dia mengajak keluarga untuk kembali menjadi wadah dalam pembentukan moral dan mental bagi anak. Pada kesempatan tersebut, dimeriahkan pula penampilan pembacaan puisi oleh tim KSPAN dan persembahan tarian oleh Re`Dance yang beranggotakan Ellen, Puput, Ica, Tiwi, dan Denfa.
Tidak kalah serunya, Made Ayu Kirana Astra, dari SMAN 3 Denpasar juga berorasi berbagai permasalahan remaja. Kenakalan remaja terkadang berlebihan, seperti dalam membuat status yang tidak seharusnya dipublikasikan, seperti memamerkan sesuatu miliknya, menyebarkan foto-foto pacaran dan sebagainya.
"Sebagai generasi muda yang produktif harus bisa memilah mana yang produktif. Generasi muda harus bisa berpikir kewirausahaan dan hal ini sudah dilakukan oleh siswa-siswi SMAN 3 Denpasar," ucapnya.
Pameran antarsiswa telah dilakukan pada Januari lalu dengan masing-masing siswa membentuk kelompok untuk membuat produk kewirausahaan, seperti kotak pensil, bantal, makanan ringan, ataupun kreativitas lainnya.
"Kewirausahaan sebagai wadah mengisi diri sehingga remaja tidak mudah mengikuti hal-hal negatif," kata Kirana. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Saya merasa bangga karena kalian sudah memanfaatkan podium ini. PB3AS dilaksanakan agar masyarakat dapat memberikan saran, kritik, usul kepada pemerintah supaya bekerja lebih baik. Karena pemerintah itu harus dikritik, harus diberitahu ini belum, ini benar, ini tidak benar," kata Pastika pada ajang PB3AS, di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar, Minggu.
Menurut dia, podium tersebut juga menjadi media untuk mengetahui siapa bibit-bibit pemimpin masa depan. Diharapkan generasi muda mau bicara, jangan hanya yang tua saja, sehingga pemikiran-pemikiran muda yang akan muncul.
Dia menambahkan, peran keluarga juga harus dijaga agar anak-anak muda tidak terlantar karena kesibukan pekerjaan orangtua.
Untuk memotivasi generasi muda agar lebih maju, Pastika memberikan tips untuk gagal sehingga hal ini tidak dilakukan. "Kegagalan itu sebabnya dua, satu berbuat saja tidak pernah berpikir, dan kedua berpikir terus tidak pernah berbuat," ujarnya.
Selain itu, kata dia, tidak jarang ketika orang tidak mau bicara, dalam hatinya "menggerundel" dan pada akhirnya tertekan lalu bunuh diri.
Sementara itu, Pande Kadek Krisna Yoga Mahaputra, Bendahara KSPAN SMAN 2 Denpasar dalam orasinya menyoroti permasalahan pergaulan bebas.
"Usia remaja merupakan masa transisi antara usia anak-anak menuju kedewasaan, sehingga pada usia ini sangat rentan terhadap pengaruh-pengaruh dari lingkungan sekitar," katanya.
Untuk itu Krisna mengajak para remaja menjauhi pergaulan bebas, seperti narkoba, seks bebas, dan bentuk pergaulan bebas lainnya.
Selain itu, dia mengajak keluarga untuk kembali menjadi wadah dalam pembentukan moral dan mental bagi anak. Pada kesempatan tersebut, dimeriahkan pula penampilan pembacaan puisi oleh tim KSPAN dan persembahan tarian oleh Re`Dance yang beranggotakan Ellen, Puput, Ica, Tiwi, dan Denfa.
Tidak kalah serunya, Made Ayu Kirana Astra, dari SMAN 3 Denpasar juga berorasi berbagai permasalahan remaja. Kenakalan remaja terkadang berlebihan, seperti dalam membuat status yang tidak seharusnya dipublikasikan, seperti memamerkan sesuatu miliknya, menyebarkan foto-foto pacaran dan sebagainya.
"Sebagai generasi muda yang produktif harus bisa memilah mana yang produktif. Generasi muda harus bisa berpikir kewirausahaan dan hal ini sudah dilakukan oleh siswa-siswi SMAN 3 Denpasar," ucapnya.
Pameran antarsiswa telah dilakukan pada Januari lalu dengan masing-masing siswa membentuk kelompok untuk membuat produk kewirausahaan, seperti kotak pensil, bantal, makanan ringan, ataupun kreativitas lainnya.
"Kewirausahaan sebagai wadah mengisi diri sehingga remaja tidak mudah mengikuti hal-hal negatif," kata Kirana. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017