Denpasar (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan optimistis penyaluran kredit di Provinsi Bali tumbuh pada kisaran 9 persen hingga 12 persen selama tahun 2017 karena permodalan perbankan yang kuat serta prospek ekonomi domestik yang membaik.
"Itu merupakan proyeksi angka yang logis, apalagi tahun depan (2018) ada Pilkada Bali secara otomatis bermunculan usaha kreatif," kata Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Zulmi, di Denpasar, Jumat.
Menurut Zulmi, masih banyak peluang untuk bisa dibiayai perbankan, namun mengingat kondisi ekonomi global, sehingga perbankan menerapkan prinsip kehati-hatian yang maksimum dan kondisi likuiditas.
Sektor pariwisata tahun 2017 juga diperkirakan tumbuh signifikan yang diharapkan mendongkrak kondisi usaha dan perekonomian di Bali.
Untuk itu, OJK mendorong perbankan untuk semakin aktif menyalurkan kredit ke sektor produktif serta menggali potensi penyaluran kredit di kabupaten/kota yang potensial, namun akses keuangannya masih terbatas.
Jumlah realisasi kredit perbankan di Bali tahun 2016 tumbuh cukup besar yakni 9,58 persen dari Rp71,1 triliun pada 2015 menjadi hampir Rp78 triliun tahun 2016.
Aset industri perbankan di Bali juga tumbuh positif yakni meningkat 8,5 persen dari Rp104,5 triliun pada akhir 2015 menjadi Rp113,2 triliun tahun 2016.
Rata-rata pertumbuhan ekonomi dan industri jasa keuangan di Provinsi Bali menunjukkan perkembangan positif dengan pertumbuhan mencapai 6,53 persen dalam lima tahun terakhir atau lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan nasional yang mencapai 5,51 persen.
Indikator itu menjadi salah satu optimisme OJK agar perbankan di Bali meningkatkan realisasi kredit produktif. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Itu merupakan proyeksi angka yang logis, apalagi tahun depan (2018) ada Pilkada Bali secara otomatis bermunculan usaha kreatif," kata Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Zulmi, di Denpasar, Jumat.
Menurut Zulmi, masih banyak peluang untuk bisa dibiayai perbankan, namun mengingat kondisi ekonomi global, sehingga perbankan menerapkan prinsip kehati-hatian yang maksimum dan kondisi likuiditas.
Sektor pariwisata tahun 2017 juga diperkirakan tumbuh signifikan yang diharapkan mendongkrak kondisi usaha dan perekonomian di Bali.
Untuk itu, OJK mendorong perbankan untuk semakin aktif menyalurkan kredit ke sektor produktif serta menggali potensi penyaluran kredit di kabupaten/kota yang potensial, namun akses keuangannya masih terbatas.
Jumlah realisasi kredit perbankan di Bali tahun 2016 tumbuh cukup besar yakni 9,58 persen dari Rp71,1 triliun pada 2015 menjadi hampir Rp78 triliun tahun 2016.
Aset industri perbankan di Bali juga tumbuh positif yakni meningkat 8,5 persen dari Rp104,5 triliun pada akhir 2015 menjadi Rp113,2 triliun tahun 2016.
Rata-rata pertumbuhan ekonomi dan industri jasa keuangan di Provinsi Bali menunjukkan perkembangan positif dengan pertumbuhan mencapai 6,53 persen dalam lima tahun terakhir atau lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan nasional yang mencapai 5,51 persen.
Indikator itu menjadi salah satu optimisme OJK agar perbankan di Bali meningkatkan realisasi kredit produktif. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017