Negara (Antara Bali) - Meskipun sudah dua tahun dibuka, Pasar Ijogading di Kota Negara, Kabupaten Jembrana masih sepi pengunjung, sehingga beberapa pedagang memilih menyerahkan kiosnya kembali.
"Ada beberapa pedagang khususnya di lantai II yang menyerahkan kunci kiosnya kepada kami, dengan alasan sepi pembeli. Kunci itu kami serahkan kepada pedagang lain yang mau berjualan di lokasi tersebut," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Koperasi Jembrana I Made Sudantra, Rabu.
Ia mengatakan, dari tiga lantai pasar tersebut, tinggal lantai II yang masih sepi pedagang maupun pembeli, sementara lantai lainnya relatif lebih ramai.
Menurutnya, Pemkab Jembrana melakukan evaluasi terhadap pedagang setiap dua minggu sekali, khususnya terkait kesediaan mereka untuk selalu membuka kiosnya.
"Kalau tidak buka, kami berikan peringatan. Kalau terus tidak buka, kunci kiosnya kami cabut. Situasi di lantai II sekarang relatif lebih baik, karena masih ada pedagang yang buka meskipun tidak setiap hari, kalau dulu sama sekali tidak ada yang buka," katanya.
Dari kunci yang diserahkan atau diambil dari pedagang, ia mengatakan, saat ini masih tersisa tiga kunci kios yang belum ada pedagang barunya.
Pantauan di lokasi, karena jarang ada pedagang yang buka dan pengunjungnya, lantai II Pasar Ijogading terlihat lebih kotor dibandingkan lantai I dan III.
Selain kotor, lorong di depan sejumlah kios tampak ditumbuhi lumut, karena tergenang air yang mengucur dari lantai III.
Pemkab Jembrana membangun Pasar Ijogading, untuk mengurai kepadatan pedagang maupun pengunjung di Pasar Umum Negara sebagai pasar terbesar di Kabupaten Jembrana.
Kios maupun los yang ada di pasar ini diberikan kepada pedagang yang berjualan di lorong-lorong Pasar Umum Negara, dengan catatan mereka setiap hari harus berjualan.
Karena sepi pembeli, beberapa pedagang nekat kembali berjualan di lorong Pasar Umum Negara, meskipun dengan resiko kios atau losnya di Pasar Ijogading diambil kembali oleh pemerintah.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Ada beberapa pedagang khususnya di lantai II yang menyerahkan kunci kiosnya kepada kami, dengan alasan sepi pembeli. Kunci itu kami serahkan kepada pedagang lain yang mau berjualan di lokasi tersebut," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Koperasi Jembrana I Made Sudantra, Rabu.
Ia mengatakan, dari tiga lantai pasar tersebut, tinggal lantai II yang masih sepi pedagang maupun pembeli, sementara lantai lainnya relatif lebih ramai.
Menurutnya, Pemkab Jembrana melakukan evaluasi terhadap pedagang setiap dua minggu sekali, khususnya terkait kesediaan mereka untuk selalu membuka kiosnya.
"Kalau tidak buka, kami berikan peringatan. Kalau terus tidak buka, kunci kiosnya kami cabut. Situasi di lantai II sekarang relatif lebih baik, karena masih ada pedagang yang buka meskipun tidak setiap hari, kalau dulu sama sekali tidak ada yang buka," katanya.
Dari kunci yang diserahkan atau diambil dari pedagang, ia mengatakan, saat ini masih tersisa tiga kunci kios yang belum ada pedagang barunya.
Pantauan di lokasi, karena jarang ada pedagang yang buka dan pengunjungnya, lantai II Pasar Ijogading terlihat lebih kotor dibandingkan lantai I dan III.
Selain kotor, lorong di depan sejumlah kios tampak ditumbuhi lumut, karena tergenang air yang mengucur dari lantai III.
Pemkab Jembrana membangun Pasar Ijogading, untuk mengurai kepadatan pedagang maupun pengunjung di Pasar Umum Negara sebagai pasar terbesar di Kabupaten Jembrana.
Kios maupun los yang ada di pasar ini diberikan kepada pedagang yang berjualan di lorong-lorong Pasar Umum Negara, dengan catatan mereka setiap hari harus berjualan.
Karena sepi pembeli, beberapa pedagang nekat kembali berjualan di lorong Pasar Umum Negara, meskipun dengan resiko kios atau losnya di Pasar Ijogading diambil kembali oleh pemerintah.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017