Denpasar (Antara Bali) - Pertamina mengejar penambahan pangkalan elpiji tiga kilogram di Bali tahun 2017 yang saat ini baru 82 persen atau mencapai 2.208 pangkalan tingkat kelurahan di seluruh Pulau Dewata.

"Kami kejar penambahan pangkalan tingkat kelurahan, tinggal 18 persen saja. Tentu kami tidak bekerja sendiri," kata Area Manager Communication Pertamina Marketing Operation Region MOR V Jawa Timur Bali dan Nusa Tenggara Heppy Wulansari di Denpasar, Rabu.

Menurut Heppy, Pertamina akan menjalin kerja sama dengan pengusaha swasta dan pemerintah daerah untuk mewujudkan pemekaran pangkalan elpiji tiga kilogram sehingga masyarakat semakin dekat dan mudah mendapatkan elpiji termasuk ukuran melon itu.

Pangkalan itu, bisa berupa badan usaha milik desa, pelaku usaha kecil atau koperasi yang dianggap bisa menjadi pangkalan elpiji.

Sedangkan untuk menggerakkan penggunaan elpiji nonsubsidi bagi kalangan mampu, Pertamina juga mendistribusikan elpiji bukan subsidi seperti jenis bright gas 5,5 kilogram dan 12 kilogram dengan menjalin kerja sama dengan toko modern dan SPBU.

Pertamina juga memantau perkembangan stok di tingkat agen dan pangkalan sehingga memastikan mereka mendistribusikan elpiji sesuai dengan kontrak yang disepakati.

"Kami ingin memastikan distribusi dari agen ke pangkalan sesuai alokasi yang ditentukan dan memastikan di pangkalan tidak ada aksi borong spekulan dengan Simolek itu," ucapnya.

Heppy mengimbau kepada masyarakat agar membeli elpiji di agen resmi, pangkalan atau SPBU dengan harga sesuai eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah daerah.

Sedangkan harga yang lebih tinggi di tingkat pengecer, lanjut Heppy, bukan merupakan kewenangan Pertamina karena pengawasan dilakukan di tingkat agen dan pangkalan.

Rencananya Pertamina akan melakukan satu harga elpiji tiga kilogram pada Maret 2017 dengan mengambil beberapa daerah yang dijadikan percontohan, salah satu rencananya di Provinsi Bali.

Dalam program tepat sasaran itu, nantinya elpiji ukuran tiga kilogram subsidi hanya akan dijual kepada rumah tangga termiskin sebanyak 25,7 juta yang telah memiliki kartu khusus.

Sedangkan masyarakat mampu masih bisa membeli elpiji tiga kilogram namun tidak dengan harga subsidi.

Program tersebut saat ini masih dimatangkan oleh pemerintah. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017