Denpasar (Antara Bali) - Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar, mengawali program Sinema 2017 menayangkan film bertema kemanusiaan dalam berbagai perspektif lintas bangsa, selama dua hari, 30-31 Januari 2017.

"Sejumlah film-film terpilih dari mancanegera kali ini mencoba menghadirkan humanisme melalui aneka peristiwa dalam kehidupan sehari-hari para tokohnya," kata penata acara tersebut, Juwitta K Lasut di Denpsar, Sabtu.

staf Bentara Budaya Bali itu mengungkapkan ada empat film yang akan diputar selama dua malam itu antara lain berjudul "The Intouchable" (Prancis, 2011), Blue Eyed Boy (Iran, 2014, Amir Masoud Soheili), PK (India, 2014, Rajkumar Hirani), Doctor Zhivago (UK- Italia, 1965, David Lean).

Kegiatan tersebut mendapat dukungan dari Pusat Kebudayaan Prancis Alliance Francaise di Bali, Konsulat Kehormatan Italia di Denpasar, Simiya Film, Indian Culture Centre Bali dan Untold Stories dan Udayana Science Club.

Pada hari pertama (30/1) akan ditayangkan The Intouchable dan PK, sedangkan pada hari kedua (31/1) diputar Blue Eyed Boy dan ditutup dengan Doctor Zhivago. Pemutaran akan dimulai pukul 18.00 WITA.

"Film-film tersebut telah meraih berbagai penghargaan internasional maupun diputar dalam sejumlah festival film,"ujar Juwitta.

Film "The Intouchable" meraih Best Film dalam Globes de Cristal Awards 2012, Best European Film dalam Gaud Awards 2013, serta beberapa penghargaan bergengsi lainnya. Film itu menggambarkan bagaimana seorang tuna daksa kaya mencoba memberi arti kepada seorang bekas narapida untuk meyakini bahwa masa depannya akan lebih baik bila menjadi orang jujur.

Sementara sutradara Iran, Amir Masoud Soheili dalam film Blue Eyed Boy menggambarkan tentang seorang anak yang memiliki kelainan buta warna di sebuah desa di Iran dan berjuang meraih prestasi membanggakan demi orangtuanya yang sebelumnya merasa malu memiliki anak seperti itu.

Film tersebut meraih sejumlah penghargaan antara lain Student Award dalam Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2014 dan Special Mention Short Film dalam Avanca Film Festival 2015.

"Pemutaran film itu diharapkan dapat memberikan perenungan bagi siapa saja bahwa sisi kemanusiaan bisa hadir pada kehidupan kita sehari-hari sebagai suatu motivasi dan pelajaran hidup untuk lebih menghargai sesama, terlebih kepada mereka yang memiliki kekurangan," kata Juwitta.

Program Sinema Bentara itu masih dihadirkan dengan konsep Misbar, gaya menonton bersama yang populer di era tahun 70-80an dengan mengedepankan suasana nonton film bersama yang hangat, guyub, dan akrab. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017