Denpasar (Antara Bali) - Ajang Ubud Food Festival (UFF) 2017 akan hadir dengan mengusung tema "Setiap Rasa adalah Sebuah Cerita" untuk merefleksikan betapa panjangnya sejarah kuliner Nusantara.
"Sengaja kami angkat tema ini `every flavor is a story (setiap rasa adalah sebuah cerita) untuk merayakan warisan kuliner Indonesia karena setiap bahan masakan, resep, dan tradisi kuliner menyimpan cerita mengenai beragamnya sejarah, geografi, dan budaya," kata Direktur dan Pendiri UFF Janet DeNeefe, di Denpasar, Rabu.
Masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, UFF yang digelar untuk ketiga kalinya di Ubud, Gianyar, pada 12-14 Mei 2017 itu tetap merupakan sebuah penjelajahan kuliner selama tiga hari dengan makanan Indonesia sebagai bintang utamanya.
"UFF ingin menjejakkan posisinya sebagai festival kuliner paling besar di Indonesia. UFF di samping mengajak ikon-ikon kuliner terkenal Indonesia dan beberapa negara lainnya untuk tampil berbagi pengalaman, juga mempertunjukkan keahlian mereka, serta bekerja sama dengan restauran-restauran, produsen pangan, pelaku industri kuliner, pengusaha, serta para pencinta makan," ucap Janet.
Dia menambahkan, UFF sendiri akan dipenuhi oleh program-program seperti sesi diskusi, demo masak, workshop, kegiatan khusus, pasar makanan, pertunjukan musik, pemutaran film dan masih banyak lagi.
Beberapa nama yang sudah dipastikan akan tampil pada bulan Mei mendatang adalah "spice sisters" Tasia dan Gracia Seger, dua bersaudara asal Indonesia yang baru-baru ini menjadi pemenang kontes memasak di Australia.
Selain itu, hadir juga Profesor Winarno, sang ahli tempe yang namanya sudah mendunia, serta Charles Toto, chef asal Papua yang selalu menggunakan bahan-bahan makanan asli tanah kelahirannya dan memberikan sentuhan khas Papua di hidangan-hidangan bergaya barat.
Dari ranah internasional akan hadir chef Bo Songvisava dan Dylan Jones. Chef Bo dan Dylan akan berkolaborasi dengan Will Meyrick.
UFF juga menghadirkan beberapa hal baru untuk 2017 ini, yaitu acara "kitchen stage" atau demo masak gratis berbahasa Indonesia.
Empat chef dari tempat-tempat favorit di Bali yang dipastikan akan tampil di atas "Kitchen Stage" spesial ini adalah chef Made Runatha dan Made Janur dari Moksa, chef Made Lugra dari The Ayung Resorts, dan Made Surjaya dari The Standing Stones.
Yang baru dari UFF lainnya adalah "Fringe Events" atau acara-acara yang diadakan menjelang UFF di bagian lain Pulau Bali selain Ubud, seperti Seminyak dan Sanur.
"Kedua program baru ini dihadirkan untuk memenuhi permintaan para pencinta kuliner yang sudah sempat menghadiri UFF di tahun-tahun sebelumnya dan menginginkan lebih banyak program yang dapat dinikmati oleh semua kalangan," kata Janet.
Pada UFF 2016, sebanyak 8,000 pencinta kuliner dari dalam dan luar negeri telah diajak bersama menjelajahi kuliner Indonesia selama tiga hari. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Sengaja kami angkat tema ini `every flavor is a story (setiap rasa adalah sebuah cerita) untuk merayakan warisan kuliner Indonesia karena setiap bahan masakan, resep, dan tradisi kuliner menyimpan cerita mengenai beragamnya sejarah, geografi, dan budaya," kata Direktur dan Pendiri UFF Janet DeNeefe, di Denpasar, Rabu.
Masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, UFF yang digelar untuk ketiga kalinya di Ubud, Gianyar, pada 12-14 Mei 2017 itu tetap merupakan sebuah penjelajahan kuliner selama tiga hari dengan makanan Indonesia sebagai bintang utamanya.
"UFF ingin menjejakkan posisinya sebagai festival kuliner paling besar di Indonesia. UFF di samping mengajak ikon-ikon kuliner terkenal Indonesia dan beberapa negara lainnya untuk tampil berbagi pengalaman, juga mempertunjukkan keahlian mereka, serta bekerja sama dengan restauran-restauran, produsen pangan, pelaku industri kuliner, pengusaha, serta para pencinta makan," ucap Janet.
Dia menambahkan, UFF sendiri akan dipenuhi oleh program-program seperti sesi diskusi, demo masak, workshop, kegiatan khusus, pasar makanan, pertunjukan musik, pemutaran film dan masih banyak lagi.
Beberapa nama yang sudah dipastikan akan tampil pada bulan Mei mendatang adalah "spice sisters" Tasia dan Gracia Seger, dua bersaudara asal Indonesia yang baru-baru ini menjadi pemenang kontes memasak di Australia.
Selain itu, hadir juga Profesor Winarno, sang ahli tempe yang namanya sudah mendunia, serta Charles Toto, chef asal Papua yang selalu menggunakan bahan-bahan makanan asli tanah kelahirannya dan memberikan sentuhan khas Papua di hidangan-hidangan bergaya barat.
Dari ranah internasional akan hadir chef Bo Songvisava dan Dylan Jones. Chef Bo dan Dylan akan berkolaborasi dengan Will Meyrick.
UFF juga menghadirkan beberapa hal baru untuk 2017 ini, yaitu acara "kitchen stage" atau demo masak gratis berbahasa Indonesia.
Empat chef dari tempat-tempat favorit di Bali yang dipastikan akan tampil di atas "Kitchen Stage" spesial ini adalah chef Made Runatha dan Made Janur dari Moksa, chef Made Lugra dari The Ayung Resorts, dan Made Surjaya dari The Standing Stones.
Yang baru dari UFF lainnya adalah "Fringe Events" atau acara-acara yang diadakan menjelang UFF di bagian lain Pulau Bali selain Ubud, seperti Seminyak dan Sanur.
"Kedua program baru ini dihadirkan untuk memenuhi permintaan para pencinta kuliner yang sudah sempat menghadiri UFF di tahun-tahun sebelumnya dan menginginkan lebih banyak program yang dapat dinikmati oleh semua kalangan," kata Janet.
Pada UFF 2016, sebanyak 8,000 pencinta kuliner dari dalam dan luar negeri telah diajak bersama menjelajahi kuliner Indonesia selama tiga hari. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017