Jakarta (Antara Bali) - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon meminta kajian
mendalam terkait Badan Narkotika Nasional (BNN) yang berencana
memasukkan tembakau gorila ke dalam Undang-Undang Narkotika.
"Saya melihat ini perlu suatu kajian, jangan terburu-buru," kata Fadli saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Selasa, Jakarta.
Ia mengatakan, jika tembakau gorila memang menimbulkan dampak membahayakan dan berimplikasi mirip dengan produk-produk psikotropika lain, maka patut untuk dimasukkan ke dalam UU.
"Tetapi kita juga jangan tiba saat tiba akal, perlu memang riset dan pengembangan untuk menentukan bahayanya, agar jangan sampai ada dampak-dampak ekonominya, saya tidak tahu juga, apakah berdampak terhadap petani tembakau, tapi kalau membahayakan tentu bisa dicegah," katanya.
Menurut BNN, tembakau gorila merupakan campuran antara tembakau atau rokok dan ganja sintetis, yang dikategorikan sebagai jenis narkotika baru.
Temuan dari penyelidikan BNN dan kepolisian, tembakau gorila mengandung zat kimia AB-CHMINACA, yang dapat menimbulkan efek halusinasi seperti ganja. Zat ini disebut menyebabkan candu dan menurunkan kinerja otak. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Saya melihat ini perlu suatu kajian, jangan terburu-buru," kata Fadli saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Selasa, Jakarta.
Ia mengatakan, jika tembakau gorila memang menimbulkan dampak membahayakan dan berimplikasi mirip dengan produk-produk psikotropika lain, maka patut untuk dimasukkan ke dalam UU.
"Tetapi kita juga jangan tiba saat tiba akal, perlu memang riset dan pengembangan untuk menentukan bahayanya, agar jangan sampai ada dampak-dampak ekonominya, saya tidak tahu juga, apakah berdampak terhadap petani tembakau, tapi kalau membahayakan tentu bisa dicegah," katanya.
Menurut BNN, tembakau gorila merupakan campuran antara tembakau atau rokok dan ganja sintetis, yang dikategorikan sebagai jenis narkotika baru.
Temuan dari penyelidikan BNN dan kepolisian, tembakau gorila mengandung zat kimia AB-CHMINACA, yang dapat menimbulkan efek halusinasi seperti ganja. Zat ini disebut menyebabkan candu dan menurunkan kinerja otak. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017