Negara (Antara Bali) - Kunjungan pasien ke Puskesmas di Kabupaten Jembrana menurun, setelah program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) hilang karena dilebur ke Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Penurunan kunjungan tersebut diketahui saat Bupati I Putu Artha mengunjungi sejumlah Puskesmas di Kecamatan Jembrana dan Mendoyo, Jumat.
Di Puskesmas Jembrana, terjadi penurunan jumlah kunjungan pasien hingga 19 persen dibandingkan sebelum program JKBM dihapuskan, demikian juga di Puskesmas Rawat Inap Mendoyo jumlah kunjungan turun dari 70 orang perhari menjadi 45 orang.
Hal yang sama juga terjadi di Puskesmas Mendoyo II yang jumlah kunjungan pasiennya dari 50 orang menjadi 30 orang, demikian juga di Puskesmas Kecamatan Negara dan Melaya.
Artha menduga, selain karena dihapusnya program JKBM yang memberikan pengobatan gratis kepada seluruh lapisan masyarakat, masih banyak warga Kabupaten Jembrana yang belum mengetahui atau paham program Jaminan Kesehatan Nasional.
Karena itu ia minta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan selaku pengelola JKN untuk aktif sosialisasi dan jemput bola ke masyarakat.
Ia melihat, selama ini yang sudah paham program JKN baru masyarakat perkotaan khususnya di Kota Negara, sehingga BPJS perlu melakukan sosialisasi ke desa-desa.
Untuk membantu sosialisasi program JKN, ia memerintahkan petugas di Puskesmas memberikan penjelasan kepada masyarakat belum tahun JKBM dihapuskan.
"Pasien yang datang menggunakan JKBM jangan langsung ditolak dengan mengatakan program itu sudah tidak ada, tapi berikan penjelasan kalau program itu dilebur dengan JKN dan berikan tata cara mendaftar ke BPJS," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Jembrana dr Putu Suasta MKes mengatakan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi terkait transisi dari JKBM ke JKN, termasuk melibatkan camat hingga perangkat desa.
Sebelumnya ia mengatakan, setelah dilebur ke JKN, bagi masyarakat yang tidak masuk daftar keluarga miskin harus menjadi peserta program tersebut jika ingin mendapatkan pengobatan gratis.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Penurunan kunjungan tersebut diketahui saat Bupati I Putu Artha mengunjungi sejumlah Puskesmas di Kecamatan Jembrana dan Mendoyo, Jumat.
Di Puskesmas Jembrana, terjadi penurunan jumlah kunjungan pasien hingga 19 persen dibandingkan sebelum program JKBM dihapuskan, demikian juga di Puskesmas Rawat Inap Mendoyo jumlah kunjungan turun dari 70 orang perhari menjadi 45 orang.
Hal yang sama juga terjadi di Puskesmas Mendoyo II yang jumlah kunjungan pasiennya dari 50 orang menjadi 30 orang, demikian juga di Puskesmas Kecamatan Negara dan Melaya.
Artha menduga, selain karena dihapusnya program JKBM yang memberikan pengobatan gratis kepada seluruh lapisan masyarakat, masih banyak warga Kabupaten Jembrana yang belum mengetahui atau paham program Jaminan Kesehatan Nasional.
Karena itu ia minta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan selaku pengelola JKN untuk aktif sosialisasi dan jemput bola ke masyarakat.
Ia melihat, selama ini yang sudah paham program JKN baru masyarakat perkotaan khususnya di Kota Negara, sehingga BPJS perlu melakukan sosialisasi ke desa-desa.
Untuk membantu sosialisasi program JKN, ia memerintahkan petugas di Puskesmas memberikan penjelasan kepada masyarakat belum tahun JKBM dihapuskan.
"Pasien yang datang menggunakan JKBM jangan langsung ditolak dengan mengatakan program itu sudah tidak ada, tapi berikan penjelasan kalau program itu dilebur dengan JKN dan berikan tata cara mendaftar ke BPJS," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Jembrana dr Putu Suasta MKes mengatakan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi terkait transisi dari JKBM ke JKN, termasuk melibatkan camat hingga perangkat desa.
Sebelumnya ia mengatakan, setelah dilebur ke JKN, bagi masyarakat yang tidak masuk daftar keluarga miskin harus menjadi peserta program tersebut jika ingin mendapatkan pengobatan gratis.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017