Denpasar (Antara Bali) - Ketua Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Provinsi Bali Ayu Pastika menggugah kepedulian masyarakat di daerah itu untuk mewujudkan pemenuhan hak dan kemandirian penyandang disabilitas.
"Kita yang dikaruniai kesempurnaan fisik, hendaknya peduli terhadap mereka yang terlahir dengan keterbatasan," kata Ayu Pastika terkait peringatan Hari Disabilitas Internasional, di Denpasar, Sabtu.
Dia menambahkan, tak sedikit penyandang disabilitas punya kelebihan berupa bakat serta kemampuan yang tak kalah dengan orang normal.
"Dengan bantuan kita, bakat dan kemampuan itu dapat diasah serta dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga lambat laun mereka bisa mandiri," ucap istri orang nomor satu di Bali itu.
Ayu Pastika juga menyampaikan komitmen BK3S dalam membantu penanganan disabilitas. Pada 2016, BK3S Bali telah menyalurkan bantuan berupa 20 kursi roda, 15 tongkat ketiak dan tujuh buah alat bantu dengar.
Bersinergi dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait, ke depannya BK3S Bali akan terus aktif dalam penanganan masalah sosial, terutama penanganan disabilitas. "Kami akan bantu sesuai dengan kebutuhan mereka," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali I Nyoman Wenten mengatakan peringatan Hari Disabilitas Internasional bertujuan mendorong partisipasi sosial semua pihak dalam memberi perlindungan dan meningkatkan kesejahteraan penyandang disabilitas.
"Lebih dari itu, HDI juga bertujuan menyosialisasikan hak-hak penyandang disabilitas," ucapnya.
Menurut Wenten, pemerintah pusat dan Pemprov Bali terus berupaya meningkatkan kesejahteraan penyandang disabilitas.
Pada 2016 ini, pemerintah menggelontorkan dana sebesar Rp5,5 miliar yang diperuntukkan bagi 1.081 penyandang cacat berat. "Masing-masing memperoleh bantuan Rp300 ribu tiap bulannya," ujarnya.
Lewat bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan beban keluarga yang merawat penyandang cacat berat. Selain itu, pemerintah juga mengucurkan dana Usaha Ekonomi Produktif (UEP) bagi penyandang disabilitas yang punya keterampilan menjahit, mencukur dan lainnya.
"Untuk tahun ini pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp970 juta lebih yang diperuntukkan bagi 125 orang penyandang disabilitas," ucapnya.
Wenten menambahkan, sejalan dengan berbagai upaya yang terus dilakukan pemerintah, belakangan ini terjadi peningkatan partisipasi masyarakat dalam penanganan penyandang disabilitas.
Hal ini antara lain ditandai dengan bermunculannya lembaga sosial peduli disabilitas yang menurutnya sangat membantu pemerintah dalam penanganan disabilitas. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kita yang dikaruniai kesempurnaan fisik, hendaknya peduli terhadap mereka yang terlahir dengan keterbatasan," kata Ayu Pastika terkait peringatan Hari Disabilitas Internasional, di Denpasar, Sabtu.
Dia menambahkan, tak sedikit penyandang disabilitas punya kelebihan berupa bakat serta kemampuan yang tak kalah dengan orang normal.
"Dengan bantuan kita, bakat dan kemampuan itu dapat diasah serta dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga lambat laun mereka bisa mandiri," ucap istri orang nomor satu di Bali itu.
Ayu Pastika juga menyampaikan komitmen BK3S dalam membantu penanganan disabilitas. Pada 2016, BK3S Bali telah menyalurkan bantuan berupa 20 kursi roda, 15 tongkat ketiak dan tujuh buah alat bantu dengar.
Bersinergi dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait, ke depannya BK3S Bali akan terus aktif dalam penanganan masalah sosial, terutama penanganan disabilitas. "Kami akan bantu sesuai dengan kebutuhan mereka," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali I Nyoman Wenten mengatakan peringatan Hari Disabilitas Internasional bertujuan mendorong partisipasi sosial semua pihak dalam memberi perlindungan dan meningkatkan kesejahteraan penyandang disabilitas.
"Lebih dari itu, HDI juga bertujuan menyosialisasikan hak-hak penyandang disabilitas," ucapnya.
Menurut Wenten, pemerintah pusat dan Pemprov Bali terus berupaya meningkatkan kesejahteraan penyandang disabilitas.
Pada 2016 ini, pemerintah menggelontorkan dana sebesar Rp5,5 miliar yang diperuntukkan bagi 1.081 penyandang cacat berat. "Masing-masing memperoleh bantuan Rp300 ribu tiap bulannya," ujarnya.
Lewat bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan beban keluarga yang merawat penyandang cacat berat. Selain itu, pemerintah juga mengucurkan dana Usaha Ekonomi Produktif (UEP) bagi penyandang disabilitas yang punya keterampilan menjahit, mencukur dan lainnya.
"Untuk tahun ini pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp970 juta lebih yang diperuntukkan bagi 125 orang penyandang disabilitas," ucapnya.
Wenten menambahkan, sejalan dengan berbagai upaya yang terus dilakukan pemerintah, belakangan ini terjadi peningkatan partisipasi masyarakat dalam penanganan penyandang disabilitas.
Hal ini antara lain ditandai dengan bermunculannya lembaga sosial peduli disabilitas yang menurutnya sangat membantu pemerintah dalam penanganan disabilitas. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016