Pemkab Klungkung Siap Mengembangkan Museum Warisan Gunarsa

Pewarta : Pewarta: Dewa Sentana

Pemkab Klungkung Siap Mengembangkan Museum Warisan Gunarsa

Ilustrasi - Maestro seni lukis, Nyoman Gunarsa, hendak memotong tumpeng dalam acara perayaan ulang tahunnya ke-72. (ANTARA FOTO/Tri Vivi Suryani/wdy/16)

Semarapura (Antara Bali) - Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menegaskan bahwa pihaknya siap membantu untuk mengembangkan Museum Seni Lukis Kontemporer yang merupakan warisan maestro seni lukis Bali, almarhum Nyoman Gunarsa.

"Saya akan berupaya mewujudkan mimpi almarhum Nyoman Gunarsa yaitu ikut mengembangkan Museum Seni Lukis Kontemporer," katanya saat melayat bersama wakil Bupati Made Kasta ke kediaman almarhum di Banjar Banda, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Rabu.

Menurut Bupati Suwirta, semua hasil pemikiran sang maestro yang meninggal dunia di RSUP Sanglah pada hari Minggu (10/9/2017) pukul 11.00 Wita itu sangat menginspirasinya dalam memimpin dan membangun Klungkung, terutama menyangkut seni budaya dan pembangunan.

"Dalam kondisi sakit pun, mendiang Nyoman Gunarsa terus memberikan dukungan jalannya pembangunan di Klungkung," katanya yang kedatangannya disambut istri mendiang, Indrawati, dan putranya yang juga seorang anggota DPRD Klungkung Gede Artison.

Oleh karena itu, ia berjanji akan turut mengembangkan Museum Seni Lukis Kontemporer Indonesia yang telah diresmikan Presiden Jokowi itu agar bisa menjadi kebanggaan keluarga mendiang dan masyarakat Klungkung pada umumnya.

"Almarhum memang memiliki cita-cita luhur untuk membangun seni dan budaya dari desa, karena kepergian almarhum Gunarsa merupakan kehilangan besar yang dirasakan masyarakat Klungkung, mengingat jasanya mengharumkan nama Klungkung dengan hasil goresan tangannya ke kancah Internasional dan juga berbagai idenya membangun Klungkung," katanya.

Dalam kesempatan itu, putra mendiang Nyoman Gunarsa, yakni Gede Artison Andarawarta, mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bupati Suwirta beserta rombongan.

"Kehadiran Pemkab Klungkung merupakan penghargaan terbesar yang diterima keluarga kami. Pesan terakhir ayah sebelum meninggal yaitu menerbitkan sebuah buku `Seni Lukis Klasik Bali` dan mengembangkan Museum Seni Lukis Kontemporer Indonesia," katanya.

Sony beralasan ayahnya ingin menerbitkan buku tersebut karena keberadaan seni lukis klasik di Bali memang sudah ada sejak zaman pemerintahan Dalem Waturenggong yakni pada abad XVI di Swecapura Gelgel.

Selain itu, seni lukis klasik Bali juga sudah terkenal hampir ke seluruh pelosok Nusantara. "Kami berharap Pemkab Klungkung dapat membantu mewujudkan mimpi ayah," katanya.

Pada akhir kunjungannya, Bupati Suwirta didampingi Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupten Klungkung Komang Darma Suyasa menyerahkan Akta Kematian yang merupakan program terobosan Disdukcapil, bernama Pitra Bakti. (WDY)
Editor: Edy M Yakub
COPYRIGHT © ANTARA News Bali