Jakarta (Antara Bali) - Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Juda Agung menilai rencana kenaikan suku bunga AS (Fed Fund Rate) yang kemungkinan besar dilakukan pada tengah bulan ini bukan merupakan suatu kejutan.
Pasar sudah "price in" (menyesuaikan) dalam rencananya. Jadi bukan kejutan lagi Fed Fund Rate itu," ujar Juda Agung saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Rabu.
Bank sentral AS memulai pertemuan kebijakan moneter dua hari pada Selasa (13/12). The Fed diperkirakan akan mengumumkan kenaikan suku bunga untuk pertama kalinya tahun ini setelah pertemuan pada Rabu waktu setempat.
Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pertengahan November 2016 lalu memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) tetap sebesar 4,75 persen, dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 4 persen dan Lending Facility tetap sebesar 5,5 persen.
Kebijakan tersebut sejalan dengan kehati-hatian Bank Indonesia dalam merespons meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global pasca pemilihan umum (Pemilu) di AS.
Di tengah ketidakpastian perekonomian global yang meningkat pasca-Pemilu AS, perekonomian AS menunjukkan perbaikan sebagaimana tercermin dari PDB yang membaik, tingkat pengangguran yang stabil dan inflasi yang cenderung meningkat.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, peluang kenaikan Fed Fund Rate (FFR) pada bulan Desember 2016 pun semakin menguat.
Dari sisi eksternal, penguatan rupiah terkait dengan meredanya risiko global, sejalan dengan semakin jelasnya arah kebijakan The Fed terkait FFR. Namun sejak awal November lalu, nilai tukar rupiah mengalami depresiasi akibat meningkatnya ketidakpastian perekonomian global pasca Pemilu AS.
Pada Desember ini, rupiah kembali menguat seiring dengan adanya arus modal masuk yang mencapai Rp7 triliun.
Memang Oktober "outflow" (modal keluar), tapi Desember kemarin ada inflow (modal masuk) sekitar Rp7 triliun, makanya rupiah menguat, ujar Juda.
Berdasarkan kurs tengah BI, nilai tukar rupiah pada Rabu ini mencapai Rp13.285 per dolar AS, menguat dibandingkan hari sebelumnya Rp13.309 per dolar AS. (WDY)