Jakarta (Antara Bali) - Indonesia menempati urutan bawah, 33 dari 37
negara, dalam Data Center Risk Index Report 2016, indeks yang meranking
kehandalan pusat data di seluruh dunia berdasarkan ketersediaan listrik, bandwidth, dan kemudahan bisnis.
Menurut
perusahaan penyedia solusi power Blue Power Technology (BPT) dalam
siaran persnya, Senin, rendahnya ketersediaan energi listrik di
Indonesia menuntut perusahaan untuk mengaplikasikan komponen selain UPS,
yaitu genset.
Terputusnya aliran listrik menyebabkan proses
bisnis terganggu, bahkan terhenti. Ponemon Institute mencatat kerugian
finansial yang diderita bisnis akibat downtime pada data center diprediksi sebesar rata-rata 740,357 dolar per kejadian.
Lembaga penelitian Ponemon Institute mencatat beberapa penyebab downtime data center, di antaranya kegagalan sistem UPS (25%), serangan siber (22%), human error (22%) dan kegagalan generator (6%).
Tidak hanya kerugian finansial, downtime
berdampak pada kerusakan data kritikal, terganggunya produktivitas
organisasi, kerusakan peralatan dan asset lainnya, hilangnya kepercayaan
dari stakeholders serta rusaknya merk dan reputasi.
Riset yang
sama menyebutkan rata-rata kerugian finansial yang diderita perusahaan
meningkat 7% dari 2013 sebesar 690,204 dolar, atau meningkat 38% dari
2010.
Lugas M Satrio, Presiden Direktur BPT, mengatakan, "Data
center memerlukan arus listrik selama 24 jam dan tidak boleh mati
sedetik pun. Di sini peranan Uninterruptible Power Supply (UPS) dan
genset sangat diperlukan untuk mencegah downtime akibat listrik padam."
Sayang
perusahaan kadang mengabaikan pentingnya keberadaan sumber daya
alternatif ini di Data Center secara arsitektur. Selain itu, UPS dan
genset yang ada masih luput dari pemeliharaan berkala.
BPT sebagai value-added distributor dan IT Expert Partner memahami tantangan itu dan membuka divisi baru di bidang solusi power backup.
Selain
menyediakan produk baru UPS Riello dan genset AOSIF, BPT juga akan
menyediakan dukungan lengkap bagi para mitra bisnis dan pelanggannya, di
antaranya certified engineer yang berpengalaman lebih dari 10
tahun di bidang alternatif daya, fasilitas Technology Center serta
sumber daya di bidang penjualan dan pemasaran.
Tim ini akan
bertindak layaknya konsultan yang mengkolaborasikan UPS dan genset
sebagai dua komponen wajib dalam sebuah data center. Kolaborasi UPS
Riello dan genset AOSIF akan memberikan energi cadangan maksimal untuk
mem-backup data center jika terjadi padam listrik, kata BPT.
Solusi
UPS milik Riello yang terdiri dari single phase dan three phase mampu
memberikan energi cadangan hingga 6.4 MVA untuk kebutuhan mulai dari
UKM, pabrik berskala besar hingga data center.
Sementara AOSIF
memiliki rangkaian solusi genset yang terdiri dari 5kva ke 5000kva untuk
generator diesel dan daya sebesar 25kva to 1500kva untuk genset gas
dengan sistem kontrol elektrikal yang mencakup panel kontrol otomatis,
panel sinkronisasi, dan sistem transfer otomatis. (WDY)
Indonesia Pada Urutan Bawah Data Center Risk Index
Selasa, 18 Oktober 2016 7:17 WIB