Yogyakarta (Antara Bali) - Simposium internasional menyambut 20 tahun
terbentuknya organisasi regional "Indian Ocean Rim Association" di
Yogyakarta, 14-15 September 2016, menghasilkan "Yogyakarta Message".
"Poin-poin yang terangkum dalam Yogyakarta Message ini akan kami
rekomendasikan sebagai bahan pembahasan utama dalam Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) IORA pada Maret 2017," kata Kepala Badan Pengkajian dan
Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri Siswo Pramono saat
menutup simposium yang diikuti 12 negara anggota IORA dan enam negara
mitra wicara, di Yogyakarta, Kamis.
Siswo mengatakan "Yogyakarta Message" terdiri atas 11 poin yang
terbagi dalam tiga bidang utama, yakni Kerja Sama Ekonomi, Arsitektur
Kawasan Samudera Hindia, dan Sosial dan Budaya. Seluruh poin yang
terangkum telah melalui pembahasan dan disetujui 190 perwakilan
pemerintah dari 12 negara anggota IORA.
Beberapa poin yang terangkum dalam "Yogyakarta Message" untuk
bidang Kerja Sama Ekonomi, di antaranya mempromosikan perdagangan dan
investasi, negara anggota IORA perlu meningkatkan konektivitas untuk
mengurangi biaya logistik, mendorong harmonisasi tarif dan bea cukai,
mengintensifkan investasi dalam modal manusia, memajukan pembangunan
yang inklusif seperti meningkatkan struktur keuangan mikro dan
pemberdayaan UMKM..
Selain itu, IORA harus memprioritaskan pembangunan "Blue Economy"
yang komprehensif dan berkelanjutan yang tidak hanya terbatas pada
perikanan tetapi juga mencakup budi daya, bioteknologi kelautan,
industri kelautan, energi, pariwisata bahari, dan transportasi laut.
"Sebagai negara-negara pesisir, konsep "Blue Economy" cukup penting untuk meningkatkan perkonomian bersama," kata dia.
Selanjutnya untuk bidang Arsitektur Kawasan Samudera Hindia,
antara lain, disebutkan negara anggota IORA perlu terus menyelenggarakan
pemusatan dialog tentang arsitektur kawasan yang terbuka transparan,
inklusif, dan evolusioner. Arsitektur kawasan itu harus berdasarkan
hukum internasional.
Selain itu, IORA harus sungguh-sungguh memelihara rasa satu
kawasan di antara para anggotanya yang hidup bersama di Samudera Hindia.
Sementara untuk Bidang Sosial dan Budaya, "Yogyakarta Message"
merekomendasikan beberapa poin di antaranya negara anggota IORA harus
menggunakan diplomasi kebudayaan yang membutuhkan sinergi lintas
sektoral.
"Negara-negara anggota IORA sebenarnya memiliki warna budaya yang
hampir sama, namun memiliki keunikan masing-masing yang perlu
dikomunikasikan satu sama lain," kata dia.
Selain itu, dalam rangka untuk memberikan pembangunan yang
inklusif yang menjunjung tinggi kesetaraan gender, IORA harus
memprioritaskan pengumpulan data yang memuat tentang pekerja perempuan
serta membangun proses pembuatan kebijakan inklusif dan komprehensif
dalam mengidentifikasi masalah ketenagakerjaan perempuan.
"Poin ini diangkat antara lain karena negara-negara anggota IORA
memiliki jumlah tenaga kerja wanita cukup tinggi. Dalam poin itu
diharapkan kualitas tenaga kerja wanita meningkat agar lebih mampu
menyejahterakan keluarganya masing-masing," kata dia. (WDY)
Simposium Internasional IORA Hasilkan "Yogyakarta Message"
Jumat, 16 September 2016 6:59 WIB