Tabanan (Antara Bali) - Bupati Tabanan, Bali Ni Putu Eka Wiryastuti ikut ambil bagian dalam kegiatan ajeg Bali, setelah sebelumnya berperan dalam pengobatan secara "skala dan niskala".
Bupati Eka mendapat kehormatan menjadi "Sangging" dalam kegiatan Metatah (ritual potong gigi) secara massal yang digelar di Pesraman YayasanSiwa Murti, Denpasar, Kamis.
Bupati Eka yang juga selaku Penasehat Perguruan Siwa Murti, menghadiri acara tersebut didampingi anggota DPRD Provinsi Bali Ketut Purnaya, dan para kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan.
Saat itu, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti memberikan apresiasi atas terselanggaranya kegiatan ritual potong gigi massal tersebut.
Ia mengharapkan agar kegiatan sosial tersebut dapat dilaksanakan secara berkelanjutan di masa mendatang, termasuk menjangkau wilayah Kabupaten Tabanan.
"Kegiatan ini sejalan dengan cita-cita kita bersama yaitu menuju ajeg Bali. Saya harap kegiatan ini terus berlanjut, karena inilah cerminan kita sebagai manusia, yang mampu harus bisa ringan tangan membantu yang kurang mampu," harap Bupati Eka.
Ia mengingatkan, kegiatan sosial itu bukan semata-mata untuk membantu masyarakat yang kurang mampu, namun juga bertujuan untuk menciptakan generasi penerus yang bermoral dan berakhlak tinggi, sehingga dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik kedepannya, khususnya di Bali.
"Inilah inti dari hidup, hendaknya kita bisa berguna bagi masyarakat umum, dengan melakukan perbuatan yang baik, niscaya dengan perbuatan yang baik kita menanam karma yang baik pula. Sehingga mendapat pahala yang baik pula, karena kita hidup tidak terlepas dari karma," ujar Bupati Eka.
Ditambahkannya dalam melakukan suatu kegiatan apapun yang berhubungan dengan ajeg Bali dan Tuhan Yang Maha Esa harus didasari dengan hati yang tulus ikhlas dan pikiran yang positif. Karena pikiran yang positif akan membuahkan perbuatan yang positif, sehinhga apa yang menjadi cita-cita kita bersama yaitu menuju ajeg Bali segera bisa terwujud.
"Ini adalah pengalaman baru bagi saya, dengan turut serta menjadi sangging. Suatu kehormatan yang luar biasa dan ini merupakan karma baikyang harus ditanam serta dilaksanakan dengan pikiran yang suci serta hati yangtulus. Kedepan agar perbuatan kecil yang saya lakukan ini bisa mengetuk hati masyarakat untuk bisa menjadi pribadi yang lebih berguna," ungkapnya.
Sebelumnya Ketua Panitia Metatah Masal, I Made Suarna melaporkan, ritual potong gigi massal dikaitkan dengan rangkaian piodalan dan HUT ke-8 Yayasan Siwa Agung Jagadhita Provinsi Bali dan Perguruan Murti Bali, serta Perguruan Siwa Murti Bali.
Kegiatan tersebut digelar secara berkesinambungan setiap tahun bertepatan dengan Piodalan dan UlangTahun Yayasan Siwa Murti.
Suarna menjelaskan, ritual potong gigi tersebut diikuti 108 orang dari berbagai kalangan masyarakat, baik dari Bali maupun luar Bali. Kegiatan tersebut terbuka untuk umum secara cuma-cuma tanpa dipungut biaya.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, Prof Dr Gusti Ngurah Sudiana mengatakan, harus lebih memahami maksud dari potong gigi yang dikaitkan sebagai bagian dari yadnya.
"Mari kita lebih memahami maksud dari potong gigi, karena merupakan pengorbanan suci dalam Agama Hindu," ujar Prof Ngurah Sudiana.
Potong gigi merupakan kegiatan yadnya yang bertujuan untuk menghilangkan Sadripu yakni, enam musuh yang ada dalam diri manusia, sehingga nantinya manusia menjadi lebih baik. (WDY)