Yogyakarta (Antara Bali) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud) telah membentuk sebanyak 31 kampung literasi di 31 kabupaten
untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis, juga membangun
kemandirian masyarakat.
"Ditargetkan akan ada 514 kampung literasi pada 2019 dengan
anggaran Rp160 juta per kabupaten," kata Kasubdit Keaksaraan dan Budaya
Bangsa Kemdikbud Samto di sela Dialog Pendidikan "Gerakan Literasi
Nasional: Membangun Literasi di Sekolah, Keluarga dan Masyarakat" di
Yogyakarta, Rabu.
Ketua Harian Literasi Nasional itu mengatakan kampung literasi
merupakan model pembelajaran keaksaraan yang komprehensif, bukan sekadar
belajar membaca, menulis, dan berhitung, tapi juga melakukan aktivitas
lainnya seperti kelompok kesenian hingga belajar ketrampilan untuk
meningkatkan kecakapan hidup.
"Embrio kampung literasi bisa berupa taman baca masyarakat (TBM)
yang di sana terdapat aktivitas seperti kegiatan baca tulis, aktivitas
budaya dan ketrampilan," ujarnya.
Kampung literasi, lanjut dia, bagian dari Gerakan Indonesia Membaca
yang dicanangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk
meningkatkan minat baca dan menambah pengetahuan masyarakat.
Pemeringkatan literasi internasional (Most Literate Nations in the
World) yang mengukur tingkat kemampuan membaca dan menulis masyarakat
dunia menempatkan Indonesia di peringkat ke-60 dari total 61 negara yang
disurvei, atau Indonesia hanya lebih baik dari Botswana.
Ia juga mengakui jumlah penduduk Indonesia yang buta aksara cukup
besar yakni 5.984.075 jiwa atau 3,70 persen dari jumlah penduduk.
"Angka ini harus terus diupayakan turun. Gerakan Indonesia Membaca
dan kampung literasi merupakan upaya yang diharapkan akan berhasil
menurunkan angka itu" katanya. (WDY)
Kemdikbud Telah Bentuk 31 Kampung literasi
Kamis, 19 Mei 2016 8:30 WIB