Gianyar (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali segera memiliki Museum Subak di Pantai Masceti, Kecamatan Blahbatuh, sebagai upaya melestarikan dan mengatur air irigasi secara adil dan merata.
"Subak merupakan wadah bagi para petani yang bersifat sosio-agraris-relegius yang secara historis telah ada sejak dahulu kala dan terus berkembang sebagai suatu organisasi yang mengusahakan tanah pengaturan air untuk persawahan," kata Kepala Bidang Adat dan Tradisi Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar, I Wayan Sudha pada acara Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka penyusunan/perencanaan kajian storyline, pilihan koleksi, informasi yang disajikan dan tata pamer di Museum Subak Gianyar, Jumat.
Ia mengatakan, begitu pentinya subak, maka keberadaan sistem pengairan tradisional Bali yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) oleh UNESCO.
"Dengan begitu pentingnya keberadaan subak, maka akan segara dibangun subak yang lokasinya di kawasan Pantai Masceti Gianyar," ujar I Wayan Sudha.
Bupati Gianyar Anak Agung Gede Agung Bharata dalam sambutannya tertulis yang dibacakan Kepala Dinas Perhubungan dan Infokom Kabupaten Gianyar, Cokorda Gde Rai Widiarsa menyatakan, langkah untuk mendirikan museum subak sebagai upaya Pemerintah Kabupaten Gianyar dalam menjaga eksistensi Subak.
Hal itu penting dilakukan karena kini masih maraknya terjadinya alih fungsi lahan dari kawasan pertanian menjadi kawasan industri.
"Subak adalah warisan budaya yang harus kami jaga, selain itu subak juga sebagai implementasi dari filsafat Tri Hita Karana," ujar Bupati Anak Agung Gede Agung Bharata.
Ia menambahkan, pembangunan museum subak tersebut diharapkan mampu mendukung pengembangan pariwisata budaya dan wisata pendidikan di Kabupaten Gianyar.
Dalam kesempatan tersebut hadir pula sejumlah tim penguji antara lain Prof Dr Wayan Windia, Wayan Gerya, Sumiyati, A.A Gde Raka, I Dw Md Darmawan, I Gst Ngurah Tara Wiguna dan I Dw Ayu Sri Swasmini. (WDY)
Pemkab Gianyar Bangun Museum Subak
Jumat, 22 April 2016 14:48 WIB