Jakarta (Antara Bali) - PT Pertamina (Persero) kembali menambah armada
kapal tanker dengan diserahterimakannya dua kapal berkonsep "eco-ship",
yaitu MT Sanana dan MT Serui masing-masing berbobot mati 40.000 long ton
dead weight (LTDW) senilai sekitar 62 juta dolar AS.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dalam siaran pers yang
diterima di Jakarta, Minggu mengatakan kedua kapal yang merupakan
"sister ship (kapal kembar) dari MT Sanggau yang telah diserahterimakan
pada Januari 2016 tersebut juga akan digunakan untuk mengangkut minyak
mentah ke kilang-kilang Pertamina.
Serah terima kapal dilakukan hari ini oleh New Times Shipbuilding
kepada Pertamina yang diterima secara simbolik oleh Direktur Utama
Pertamina Dwi Soetjipto dan disaksikan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno.
MT Sanana, MT Serui, dan MT Sanggau yang diambil dari nama-nama
Terminal BBM Pertamina di Maluku, Papua, dan Kalimantan Barat tersebut
dibangun oleh Newtimes Shipbuilding Co. Ltd, yang berlokasi di
Jingjiang, Provinsi Jiangsu, China.
"Kehadiran MT Sanana dan MT Serui menjadikan jumlah armada milik
Pertamina kini mencapai 68 dari total 273 kapal pengangkut energi yang
dioperasikan Pertamina untuk menjamin ketahanan energi nasional,"
katanya.
Dia mengatakan MT Sanana dan MT Serui akan berlayar menuju pelabuhan
di Indonesia pada akhir Maret 2016 dan diperkirakan akan mulai
beroperasi pada akhir April 2016, atau lebih cepat lima pekan dari
target semula.
Kapal dengan investasi masing-masing 31 juta dolar AS tersebut mampu
mengangkut minyak mentah maksimal 315.000 barel atau jauh lebih besar
dibandingkan dengan kapal regular dengan bobot sama yang hanya sanggup
mengangkut sekitar 200.000 barel.
Dengan konsep eco-ship (kapal ramah lingkungan), dari sisi daya
angkut sangat terlihat jauh berbeda dan jelas akan sangat menguntungkan
bagi Pertamina dalam konteks mencapai efisiensi, katanya.
Dwi menambahkan penambahan kapal merupakan langkah terobosan
Pertamina dalam meningkatkan efisiensi biaya transportasi minyak mentah
sehingga produk akhir Pertamina dapat memiliki daya saing yang tinggi,
di mana total biaya transportasi menjadi pertaruhan Pertamina dalam
persaingan bisnis hilir migas.
Kapal itu dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang ramah
lingkungan dan serta emisi gas buang mesin penggerak kapal yang sudah
mengikuti persyaratan "International Maritime Organization (IMO) Tier
II".
Dwi mengatakan seluruh awak Kapal yang mengoperasikan armada kapal milik Pertamina adalah para pelaut terbaik Indonesia.
Hingga akhir 2016, Pertamina direncanakan akan memiliki 72 unit
kapal yang berstatus milik, sebanyak 34 unit kapal atau 47 persen
merupakan kapal yang diproduksi oleh galangan kapal nasional, di mana 30
unit di antaranya telah beroperasi dan 4 unit masih dalam tahap
konstruksi.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengapresiasi langkah strategis Pertamina
untuk melakukan optimalisasi pemanfaatan kapal-kapal milik yang
dipercaya dapat meningkatkan efisiensi pendistribusian minyak dan produk
minyak Pertamina.
Menurut dia, langkah tersebut sangat relevan dengan semakin
terbukanya kompetisi yang menuntut Pertamina harus lebih efisien dan
kompetitif.
Dengan pengalaman luasnya, Pertamina dinilai dapat menjadi model
bagi industri perkapalan di Tanah Air dan dapat melakukan transfer
knowledge dari pengalamannya bermitra dengan perusahaan-perusahaan
global di sektor perkapalan kepada perusahaan galangan kapal dalam
negeri.
"Seperti kita tahu, baru PT PAL yang memiliki kemampuan membuat kapal dengan ukuran 30.000 LTDW," katanya.
Di sisi lain, lanjut Rini, untuk keperluan efisiensi distribusi
minyak dan produk di dalam negeri serta ekspansi internasional,
Pertamina memerlukan kapal-kapal berukuran besar yang belum dapat
dibangun di galangan kapal nasional sehingga untuk saat ini Pertamina
harus bermitra dengan perusahaan global untuk memenuhi kebutuhan kapal
dengan spesifikasi tersebut.
"Secara bertahap nanti, galangan kapal harus dapat meningkatkan
kemampuannya sehingga benar-benar memenuhi seluruh kebutuhan Pertamina,"
katanya. (WDY)
Pertamina Terima Kapal 62 Juta Dolar AS
Minggu, 27 Maret 2016 20:39 WIB