Semarapura (Antara Bali) - Program Caling Tanduk atau Dinas Kependudukan Catatan Sipil Keliling Mencetak Dokumen Kependudukan, merupakan program unggulan Gema Santi Disdukcapil Klungkung yang mengutamakan untuk menyasar para manula.
Program menyasar kaum manula, yang secara fisik tidak mampu mengurus dokumen kependudukannya secara langsung di Kantor Disdukcapil Klungkung, kata Kepala Dinas Catatan Sipil Kabupaten Klungkung I Komang Dharma Suyasa, Sabtu.
Ia menyatakan, program tersebut merupakan program jemput bola ke masyarakat, hingga ke rumah-rumah.
"Bahkan hingga ke kamar para manula untuk mencetak dokumen kependudukan. Terutama kaum manula yang biasanya kesulitan untuk mengurus dokumen kependudukan seperti Kartu Keluarga, KTP, maupun akta," ujar Dharma Suyasa.
Berdasarkan data Disdukcapil Kabupaten Klungkung, di wilayah ini setidaknya terdapat 1.900 warga yang berusia di atas usia 80 tahun, yang menjadi target. Tujuannya supaya tercatat dalam administrasi kependudukan.
"Dengan cara ini, hingga sampai sekarang telah berhasil melayani 33 orang manula. Kita upayakan agar manula-manula ini datanya tidak ada yang tercecer," ujar dia.
Dia melanjutkan, kegiatan dilakukan karena untuk mendapatkan bantuan pemerintah atau pengobatan gratis, tentu para manula harus mempunyai NIK. Sementara, sebagian dari mereka secara fisik tidak mampu ke kantor Disdukcapil. Atau bahkan tidak sedikit yang hanya mampu terbaring di kamar karena sakit.
"Semua itu kita datangi ke rumah hingga ke kamarnya sekalipun untuk membantu pencetakan data kependudukan mereka," kata Suyasa.
Lebih lanjut Komang Dharma Suyasa menjelaskan, bahwa dalam pelaksanaan program ini, Disdukcapil Klungkung menerima anggaran sebesar Rp1,1 miliar di tahun 2016. Anggaran ini dinilainya tergolong minim.
Berhubung keterbatasan anggaran, Suyasa menyebutkan jika empat petugasnya yang turun ke lapangan tidak dibekali uang operasional atau insentif tambahan dari kantor. Selain itu, jatah bahan bakar mobil untuk melayani masyarakat pun dijatah minim, yakni 300 liter per tahun.
Suyasa mengaku jika selama ini pegawainya benar-benar bersemangat dalam bekerja, murni atas dasar nilai kemanusiaan. Pihaknya berharap, ke depannya pagu anggaran dapat ditambah, sehingga dapat memaksimalkan programnya.
"Semangat petugas sebenarnya sangat besar, terutama demi nilai kemanusiaan. Tentu saya sebagai pemimpin punya tanggung jawab. Setidaknya agar petugas ini mendapatkan insentif tambahan, berupa uang makan atau uang lembur sebagai bentuk reward kepada mereka. Bahkan, karena terkadang tim ini bekerja hingga di luar jam kerja," ucap dia seraya menambahkan dalam dua bulan, program ini menyasar tiga desa, di antaranya Desa Dawan Kaler, Sampalan Tengah, serta Desa Pesinggahan. (WDY)